"Berapa hari kira-kira ma?" tanya Arnold yang baru saja datang ke meja makan beberapa menit yang lalu.

"Seminggu paling lama, karena juga ga jauh ko, soalnya ini konferensi awal, dan papa cuma ke Singapura, bukan ke Eropa, bulan deoan atau bulan-bulan selanjutnya mungkin iya" jelas Sania panjang lebar lagi.

"Oh ya, tumben kamu kak, mau make pakaian pilihan mama?" tanya Agatha yang dari tadi sibuk memerhatikan pakaian kakak tersayangnya itu.

"Ga tau, biar ga ribet" Sania tertawa mendengar perkataan sarkas anaknya yang menyindir halus dirinya, dia menatap Aerasha dan mengatakan bahwa itu untuk kebaikannya juga, bukan untuk dirinya pribadi.

🎓🎓🎓

Pukul 07.00
Perusahaan Bagaskara.

"So, siapa sih anggota baru kita di divisi marketing?" tanya seorang laki-laki yang biasa disapa teman-temannya dengan panggilan Gery itu.

"Ga tau gue, tapi ya, yang jelas nih, kata Mba Chacha, orang yang bakalan jadi ketua tim kita itu pinter banget" salah seorang wanita yang masih satu divisi dengannya menjawab.

"Wah, masa iya mba? Mba Oliv ga lagi bercanda kan?" tanya laki-laki yang ada di samping Gery, Arland namanya.

"Semoga aja, rumor itu ga bener, dan kita bisa bangkit lagi, hidup kaya dulu " sontak, kalimat itu membuat semua orang yang ada disana melihat seseorang yang baru saja mengatakannya.

Dia Chalista, asisten mantan manager of marketing perusahaan Bagaskara, yang kini sudah berpindah divisi ke bagian penerimaan para karyawan baru yang akan menjadi salah satu bagian dari mereka, namun, ia tetap saja masih sering berkunjung ke divisinya itu, terkadang hanya sekedar untuk mendapatkan hiburan dan melepas penat, atau karena memang dia membutuhkan bantuan rekan-rekan lamanya itu. 

"Lho, tumben pagi-pagi mba Chacha udah disini" ujar Arland sedikit heran karena biasanya, atasan nya ini akan mengunjungi mereka pada jam makan siang atau break jika tak ada masalah yang harus dibahas, tidak seperti pagi ini.

"Iya, kenapa Cha? Ada meeting dadakan? Atau deadline nya di percepat?" tanya Olivia dengan nada yang sedikit takut dan juga gelisah, apalagi menilik dari gelagat Chacha yang tak biasa menambah kesan 'horor' bagi Olivia, selaku penanggung jawab sementara divisi marketing.

"Ga kok, aku cuma lagi nunggu bos kalian yang baru, kayanya bentar lagi dia bakalan nyampe, aku kesini cuma mau bilang, kalian harus siap-siap, bentar lagi ke Loby ya.., kita bakalan nyambut dia didepan, aku mau ngasi tau divisi lain juga, bye" jelas Chacha (sapaan akrabnya) sambil tersenyum sumringah, sebelum akhirnya memilih pergi dan menuju divisi lainnya.

Olivia, Gery, dan Arland yang saat itu mendengar dengan jelas pernyataan Chacha tertegun sebelum akhirnya panik, mereka rusuh, dan mulai berandai-andai, bagaimana kalau atasan baru mereka itu bakalan bertanya laporan seluruh pemasaran bulan ini? Bagaimana kalau dia langsung mengadakan briefing dadakan? Bagaimana kalau dia...? Bagaimana kalau dia...? Bla bla bla, bla bla bla, dan lainnya.

"Udah ah, mendingan lo pada ke Loby deh, ini ketua tim divisi lo kali" ujar seorang laki-laki dengan setelan jas lengkap dengan dasi yang membuatnya terlihat menawan, siapa dia kalau bukan Arsen, sahabat bos besar mereka, yang paling hoby tebar pesona sana-sini.

Olivia, Arland ,Gery dan beberapa karyawan lainnya pun memilih untuk merapikan meja mereka dan juga pakaian mereka, setidaknya mereka harus terlihat rapi di depan bos baru mereka nanti.

FragileWhere stories live. Discover now