F R A G I L E
Part of 06
❤ Perusahaan Bagaskara ❤
🎓🎓🎓
Tatapan matanya membuatku tertegun, Menghentikan ku pada satu titik untuk berhenti,
Mengalihkan duniaku, mungkin itu tujuannya dilahirkan.
🎓🎓🎓
Pagi ini hujan baru saja berhenti, menyisakan banyak genangan dan juga embun di sekitar halaman. Sejuk sekali rasanya, ditambah lagi suasana subuh hari yang memang dingin menambah kesan dan hawa lembab.
Tapi itu tak masalah, takkan membuat langkah seorang wanita yang saat ini sedang memegang map putih bening dan tas milik brand lokal berwarna hitam legam.
Wanita itu berparas memesona, berkulit putih layaknya orang-orang Korea dan Jepang, memiliki hidung yang tidak terlalu mancung tapi tak bisa dibilang pesek.
Hanya dengan make up tipis andalannya, yakni bedak, dan lipgloss baby pink, ia kini sudah siap melangkahkan kakinya ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya.
Waktu masih menunjukkan pukul 6 tepat, dan dihari pertama kerjanya sat ini ia masuk pada pukul 07.30, tepat setelah semua pekerja disana datang.
Ia mematut diri di cermin hanya untuk memastikan takkan ada yang memalukan dari caranya berpakaian, persis sesuai dengan apa yang orang tua nya inginkan, catat, seperti yang orang tuanya inginkan, bukan dia.
Meski setidaknya make up tipis di wajahnya (yang entah layak disebut makeup atau hanya polesan bedak) adalah saran dan keinginannya.
Ia memakai blezer coklat muda dan kemeja putih sebagai dalaman, menggunakan rok putih se mata kaki yang tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar menjadi pilihannya pagi ini.
Dan satu lagi, flat shoes putih polos tanpa motif juga menjafi pelengkap penampilannya. Simple tapi benar-benar elegan, meski dia harus mati-matian menolak ratusan brand papan atas yang disodorkan stylish nya.
"Cha, udah siap kamu?" tanya Sania saat Aerasha datang menuju tempatnya saat ini sedang disuguhkan berbagai macam makanan menu andalan chef terbaik keluarga Hardjojo.
"Orang udah mau masuk kerja mah beda ya roman-romannya" goda Agatha yang kini sudah mengambil tempat di samping Aerasha, keluarganya itu memang selalu terbiasa untuk bangun 1-2 jam lebih awal dari orang kebanyakan dan telah selesai sarapan 1-2 jam lebih awal juga, menurut Hardi Hardjojo, agar melatih kesiplinan keluarga dan anak-anak nya.
Bahkan dari masa balita, atau menyentuh taman kanak-kanak mereka sudah di ajarkan untuk shalat subuh di mesjid bagi yang laki-laki dan dirumah berjamaah bagi uang perempuan, sangat ketat dan selalu diawasi oleh Hardi sendiri. Namun, kini mereka lebih sering melakukan shalat berjamaah di rumah untuk menjaga agar keluarga mereka tetap baik-baik saja.
"Papa mana ma?" tanya Aerasha ketika ia tak melihat sosok papanya itu, karena biasanya mama dan papanya selalu datang pertama dan tak pernah absen memberikan wejangan sebelum mereka mulai menyantap makanan masing-masing.
"Papa udah duluan ke kantor, katanya bakalan ada keberangkatan ke luar negri dalam waktu dekat, dan kayanya perusahaan papa sebentar lagi akan benar-benar di akui secara global, tak hanya asia saja" jelas Sania dengan mata yang berbinar-binar.
YOU ARE READING
Fragile
Romance"Ketika hati tak lagi mampu tuk kembali berdiri sendiri"... Mungkin, ketika mengharapkanmu aku memang sudah berada jauh di dalam titik tergila dalam nestapa hidupku.. Membawaku jauh dari realita yang membuatku tak sadar dan bahkan mungkin hingga kin...
