7. I'm Not The Only One

1.1K 113 52
                                    

TYPO MY TYPE_

Khusus buat kak pinkupinku1 zheynk.
Maafkan aku karena ini sudah super lama banget dipesan tapi baru sekarang diwujudkan.

Semoga ffnya sesuai kreteria😅

Happy reading!

🌹🌹🌹

You and me we made a vow
For better or for worse
I can't believe you let me down
But the proof is in the way it hurts

Kau dan aku, kita telah bersumpah
Dalam suka dan duka
Aku tak percaya kau mengecewakanku
Tapi bukti di depan mata, sungguh sakit

Dalam diam lelaki itu masih berkutat dengan beragam alat masak. Tangannya dengan lihai mengerjakan dua masakan sekaligus. Memotong beberapa daunbawang untuk mempercantik makanannya. Sialnya mungkin lain dipikir lain dikerjakan telunjuknya malah terluka. Ia mendesis pelan, membawa jari berdarahnya untuk dicuci.

Selanjutnya ia mengelap luka itu dan menempelkan plester untuk melindungi dari infeksi.

Makanan sudah ia hidangkan, di saat bersamaan seseorang turun sambil merapikan dasinya. Ia tersenyum lalu berjalan ke arah pria itu. Tangannya terulur membantunya, pria itu tersenyum dan membiarkan ia melakukan tugasnya.

"Jarimu kenapa, Willis?" Ia bertanya selepas lelaki itu selesai memasangkan dasi nya.

"Hanya terluka biasa, tak perlu khawatir." Ia kembali tersenyum.

Luka kecil yang menghias jemari pucat itu hanyalah secuil sakit yang ia rasa, ah bahkan mungkin tak mengambil persen dalam sakitnya.

Wajah prianya tampak khawatir, tapi jauh di dalam hati Willis ia lebih terluka. Bagaimana mungkin pria di depannya ini masih bersikap sedemikiannya sedangkan...

"Tapi aku khawatir. Akhir-akhir ini kamu juga lebih diam dan suka merenung."

"Sungguh, aku tak apa. Ayo makan, Richard." Ia menggandeng tangan pria itu.

Willis tak menyentuh makanannya, tapi dia lebih memperhatikan prianya. Seorang yang berstatus pasangannya, senyuman hangat miliknya tak pernah luntur jika itu untuk Richard Parker. Willis sangat mencintainya, karena cinta itu ia ingin mempertahankan keutuhan keluarga kecil mereka.

"Sayang, mengapa tak makan?"

"Aku bahkan sudah kenyang saat melihatmu makan."

"Honey itu hal tak mungkin. Makanlah aku tak ingin kau sakit, Love." Richard menggenggam tangan Willis.

Namun Willis hanya balik tersenyum, ia tak berkata tetapi hatinya meraung merasakan lara.

Apa begini juga kau memperlakukannya?

For months on end I've had my doubts
Denying every tear
I wish this would be over now
But I know that I still need you here

Berbulan-bulan, aku tlah meragu
Menyangkal setiap air mata
Kuharap ini kan berakhir
Tapi kutahu aku masih membutuhkanmu di sini

"Kau yakin tak ingin pergi denganku?"

Willis menggeleng.

"Baiklah, baik-baik di rumah. Aku mencintaimu." Richard mencium kening Willis kemudian. "Aku berangkat."

Song-Fic[CHANHUN]✔Where stories live. Discover now