Bab 1

1.7K 178 26
                                    


"Jadi begitu,"

Gumam Ray menyeret tas,matanya terlihat menatap Emma yang berjalan di depan mendahuluinya dan Norman, seperti biasa,ia terlihat berjalan sambil melompat lompat ceria di jalanan.

"Si antena itu mulai menemukan tempat nongkrong baru rupanya."

"Begitulah, meski aku sedikit terkejut ia datang ke apartemen ku.."

Kata Norman sambil tertawa menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"tapi ku pikir, Emma hanya kesepian,kau tau?
Sering sekali dia menelepon ku malam-malam,"

"Pasti cuman buat mendengar ocehan-nya.."

Ledek Ray membuang muka ke arah ruko dipinggir jalan,
Norman tertawa sambil mengangguk, tanda itu jawaban yang benar.

Bagi Ray,hal semacam itu bukanlah hal yang aneh,tapi jujur saja itu mengganggunya, tidak bisakah ?,sosok Emma yang selalu numpang hidup di rumahnya itu bertingkah normal layaknya gadis biasa?

Emma memang sering ke rumah Ray dan menumpang duduk sambil mengoceh,atau membaca komik di kamar Ray,
pria itu tak keberatan, ia mengenal Emma sejak SMP meski baginya sifat sengklek Emma itu dianggapnya semacam kecacatan.

Yang ia tau,ia hanyalah gadis polos yang riang, tak pernah menangis dan selalu cerewet setiap hari,

Tapi, meski, biarpun, bagi Ray ia memang tak pernah keberatan dengan Emma,
Bukankah lebih baik kalau gadis itu jadi lebih normal dan berguna?

Tentang tempat tinggalnya, ia tinggal bersama pamannya, paman Yuugo di Osaka.
lalu, karena ia disuruh sekolah di Tokyo oleh Yuugo,ia jadi tinggal sendiri di apartemen yang disediakan Yuugo untuknya, ini bukan yang Emma inginkan, pamannya mengkhawatirkan masa depannya tapi bukan berarti ia harus tinggal sendiri tanpa seorangpun yang menemaninya.

Hingga dua tahun,ia akhirnya bisa membiasakan diri tinggal di kota besar sendirian,
Hingga kebetulan saja, kelas 2 SMP, ia dikejutkan dengan Norman yang baru pindah ke sekolahnya, pasalnya, mereka pernah berada di SD yang sama dulu.

Norman yang sering pindah sekolah, karena urusan perusahaan ayahnya, James Minerva, membuatnya harus cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Lalu, hingga sekarang pun, mereka berdua berteman baik hingga sekarang.

Tentang Ray, ibunya, Isabella. bekerja di SMA yakusoku sebagai kepala sekolah.
Sebagai kepala sekolah tentunya ia punya masa yang tak banyak untuk merawat Ray, ditambah suaminya, Leslie juga sering ditugaskan ke luar kota karena ia adalah dokter.

Bukan sesuatu yang mudah bagi seorang Ray, murid yang biasa biasa saja sepertinya lambat laun harus menaikkan prestasi untuk menarik perhatian mama nya.

Sikap dingin, cuek tak berperasaan yang ia punya pun mendorongnya untuk selalu memanjat rak buku di perpustakaan.
Yah, ia punya kecerdasan di bawah Norman tentunya, karena pada dasarnya, kecerdasan yang ia punya adalah berkat usaha kerasnya selama ini.

"Emma! Lihat jalannya!"

Seru Norman tiba-tiba, sejenak, Emma hanya menoleh ber'eh',lantas,

Bruk!

"Ouch!" "Ah!"

Seru keduanya bersamaan, Emma terjatuh, menabrak orang yang tengah berlalu di depannya,
Norman sempat mengambil langkah yang cukup cepat untuk menangkap Emma yang hampir terjatuh, tapi terlambat, gadis itu terlihat sudah jatuh terduduk dengan sosok di depannya.

Ray : shape of world - [ Promised Neverland. ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang