LIMA.

3.3K 411 91
                                    

Hermione merasa seperti gadis paling bodoh sedunia sekarang. Ia sudah dipermainkan selama hampir dua tahun namun ia tak juga menyadarinya.

Tapi―Hermione sedikit meragukan kata-kata Draco di Menara Astronomi malam itu. Mata pemuda itu terlihat berkaca-kaca saat menatapnya. Dan wajah pria itu terlihat tampak begitu sedih. Jika memang pria itu memang hanya mempermainkannya―untuk apa pria itu bersedih sampai mata-matanya berkaca-kaca? Sebagian dari diri Hermione merasa jika pemuda itu berbohong padanya malam itu. Dan perasaan itu semakin diperkuat saat Harry bercerita tentang malam terbunuhnya Dumbledore.

Semua dugaan Harry benar. Draco Malfoy sekarang adalah seorang Pelahap Maut. Dan ia mendapat misi untuk membunuh Albus Dumbledore dan menyelundupkan Pelahap Maut lain kedalam kastil. Walau pada akhirnya pemuda itu bukanlah pembunuh Dumbledore. Hermione langsung bernapas lega mendengar bagian itu.

Hermione tiba-tiba teringat saat pemuda itu bertanya tentang apakah ia sudi memiliki kekasih seorang pembunuh. Tiba-tiba semuanya terasa jelas sekarang. Tentang pertanyaan pemuda itu, kebohongannya yang mengatakan jika pria itu hanya berpura-pura selama dua tahun ini dan misi membunuh Dumbledore.

Dan Hermione memutuskan untuk tidak mempercayai kata-kata Draco di Menara Astronomi malam itu dan juga―tetap mencintainya.

Walaupun Hermione tahu itu tak berarti apapun untuk saat ini.

Hermione berjalan keluar tenda dengan langkah pelan. Kedua sahabatnya tengah tertidur pulas dan ia tak ingin membangunkan mereka. Hermione memilih untuk duduk tak jauh dari tenda mereka. Dengan tongkat yang digenggamnya, tentu saja.

Mereka tidak sedang berkemah untuk mengisi liburan. Melainkan, untuk melarikan diri dari kejaran para Pelahap Maut. Itu sebabnya, Hermione merasa wajib untuk selalu membawa tongkat sihirnya.

Ini sudah hampir enam bulan sejak Hermione terakhir kali melihat pemuda itu saat ia meninggalkannya di Menara Astronomi. Dan tak seharipun Hermione merasa tak merindukan pemuda itu. Dan kerinduannya semakin bertambah ketika menemukan liontin pemberian pria itu disaku jaketnya. Hermione baru ingat ia menyelipkannya disaku jaketnya ini saat Luna Lovegood menyadari liontin ini ada dilehernya―padahal Hermione selalu menutupinya.

Hermione menatap liontin itu beberapa saat. Menimang-nimang akan membukanya atau tidak.

Ia belum pernah membukanya sejak terakhir kali pemuda itu melarangnya. Dan tiba-tiba ia teringat dengan kata-kata pemuda itu tentang liontinnya.

Kau boleh membukanya ketika kau nyaris menggila karena merindukanku. Oh, Hermione langsung berpikir ini benar-benar saat yang tepat. Ia bahkan merasa sudah gila karena teramat merindukan pemuda itu.

Dengan perlahan ia membuka liontin bergambar ular itu. Didalamnya terdapat sebuah ukiran tulisan tangan seseorang yang Hermione kenali adalah milik pemuda itu. Dan tulisan tangan itu berbunyi:

Aku mencintaimu, HJG.

Dan disisi lain liontin tersebut terdapat tulisan 'DLM'.

Air matanya menetes membacanya. Ia segera menutup liontin ular itu lalu menciumnya dan memakainya kembali dilehernya.

Mereka tak pernah mengatakan itu.

[1] Our Story ✅Where stories live. Discover now