Chapter 2

1.1K 173 57
                                    

NOTE :

1. Karin = ELRIS

2. Taehyun = TXT

3. Samuel= Solois

4. Kamal = TXT

5. Lucy = Weki Meki

6. Yuna = ITZY

❄️❄️❄️

       Bangun lebih awal hari ini karena ada jadwal mengajar jam delapan pagi, lima belas menit sebelumnya, Namjoon melakukan sesi latihan terlebih dahulu sebelum mandi. Itulah sebabnya sekarang bentuk otot biceps dan tricepsnya semakin menjadi-jadi.

       Akhir-akhir ini, Namjoon juga suka sekali memamerkan hasilnya dari cara berpakaiannya. Hanya mengenakan kaus, kemeja (lengan pendek atau tanpa lengan) dan cargo shorts.

      'Sudah harus mikirin masa depan. Nikah, biar ada yang bantuin ngurus apa-apa. Biar di apartemen gak sepi-sepi banget. Ada temen ngobrol kalau pulang kerja. Tapi gue rada bosenan karena udah terlalu sering gonta ganti cewek. Serba salah.'

        Bergumam sendiri jauh lebih baik, setidaknya pikiran tidak dibiarkan dalam kondisi melamun.

❄️❄️❄️


       Dua menit lalu, Namjoon tiba di fakultas, tidak sempat sarapan dan berakhir sama dengan membuat kenyang perutnya. Menyeduh secangkir kopi jenis Jamaika Blue Mountain yang baru tiba dua hari lalu.

       "Oke, minggu depan matkul ini UAS." Sambil memeriksa kembali file dokumen di laptopnya. Meyakini jika itu sudah tersusun dengan benar, ia kemudian meletakkan cangkir minuman hangatnya di atas meja. Melanjutkan aktifitas dengan membawa semua keperluan mengajar.

        Di lokasi yang sama, tetapi berbeda ruangan. Sedang terjadi lomba lari estafet dadakan. Mindset-nya sama, 'harus tiba di kelas sebelum pak Namjoon tiba.'

        "Gilaaa, jantung gue mau copot di parkiran. Gue pikir telaaat." Lucy memegang rambutnya agak tidak seperti iklan shampoo terombang-ambing.

        "Gue laper, belum sempet sarapan Cy selalu deh. Mau makan nasi kayak nyangkut nggak bisa ditelen inget muka pak Namjoon kalau ngajar. Padahal ganteng. Tapi auto ilang karena auranya." Sahut Karin dengan wajah memelas. Mata kuliah Namjoon cukup berat, akan banyak menggunakan energi untuk otaknya.

        "Masih bisa ya lo mikir sarapan. Gue udah amnesia sama yang namanya sarapan tiap inget jadwal hari ini. Kenapa harus pagi bangeeet siiih, nasib...nasib."

         Keduanya berhasil masuk ke kelas tepat waktu, disusul Samuel yang heboh katanya berpapasan dengan Namjoon, Taehyun si ketua kelas yang biasanya datang paling pagi, hari ini datang di menit-menit akhir. Kursi-kursi kosong sudah mulai dipenuhi oleh mahasiswa. Pendingin ruangan tidak ada rasanya, tidak segar lagi. Roh dan jiwa masih berusaha bersatu setelah berlarian.

         Suara gaduh bisik-bisik, dan percakapan menjadi hening. Langkah dari sepatu milik seseorang. Sangat familiar.

       Namjoon tidak memakai kemeja batik, hari ini ia lebih casual dengan sentuhan dari sweater biru lengan panjang, pergelangan tangannya diisi arloji bertali hitam, tidak pernah lupa dan selalu ia lakukan ketika mengajar. Tangannya menenteng ringan absensi kelas (walaupun menggunakan absensi fingerprint, tetapi Namjoon membuat absensi sendiri, sebagai bukti jelas untuknya). Jika malas bisa menggunakan file di laptop. Jika sedikit rajin. Ia membawa hard-copy absensi. 

Kreet....

         Pintu ditutup, pria itu mengulas senyum dan menyapa sebelum duduk serta menyalakan laptop. "Semua gadget di silent, jangan sampai bunyi saat saya menerangkan materi. Ikuti aturan yang sudah kita sepakati di awal perkuliahan. Tidak setuju. Silahkan keluar saja."

Flor Blanca Fría [NamRosé] [END]Where stories live. Discover now