Shut Up, Malfoy! [2]

5.6K 569 280
                                    

Harry Potter © J. K. Rowling

Shut Up, Malfoy!
© MsLoonyanna
(Ms. Loony Lovegood)

.

Warning!

It's the sequel of:
"Damn You, Granger!"

Twoshot, Tahun ke-3

• Fluffy Romance - Comedy •

.

Sorry for the typos and all mistakes (if I did). Happy reading!
.
.

Draco telah bertekad untuk meruntuhkan ego serta menurunkan harga dirinya sebagai seorang penyihir berdarah murni yang pada keadaan 'normal' sangat digandrungi gadis-gadis Hogwarts. Masalahnya hanya satu. Ia-lah yang merasa tak sedang berada dalam keadaan normal sekarang. Draco tak menginginkan gadis-gadis itu. All he wants is Hermione Granger. End of discussion.

•••

Pagi itu adalah akhir pekan dan merupakan jadwal kunjungan ke Hogsmeade bagi murid tahun ketiga ke atas. Berkat usul Blaise, satu-satunya orang yang mengetahui bahwa ia menyukai Hermione, Draco meruncingkan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada si penyihir keras kepala tersebut sampai ia mau berkata 'ya'! Lagi pula, tak ada yang dapat menolak pesona seorang Malfoy, 'kan? Draco yakin ia tak perlu mengeluarkan banyak peluh untuk membuat sang Putri Gryffindor membalas perasaannya—oh, atau setidaknya, begitu yang ia kira.

•••

"Ron, duluanlah. Aku membutuhkan beberapa perkamen dan pena bulu baru. Aku akan segera menyusul dan melihat apa yang bisa kita beli untuk Harry."

Ron yang mendengar perkataan Hermione itu kontan memasang wajah muram. Ia masih ingat betapa sedih Harry Potter yang lagi-lagi tak dapat mengunjungi Hogsmeade karena terkendala izin dari sang wali menyebalkan, Mr. Dursley.

"Kau yakin tak ingin kutemani, 'Mione?"

"Oh, please, Ron. Ini hanya Hogsmeade, bukan Azkaban." Hermione tertawa lepas, sedangkan Ron memerah. Ia terlalu khawatir terhadap sang sahabat perempuan dan ia tak ingin membuat sesuatu di antara mereka menjadi awkward. Bagaimana jika Hermione salah paham? Ah, tidak. Tidak mungkin. Penyihir cerdas itu tak memiliki rasa apa pun padanya. Bukan begitu?

Draco Malfoy yang berjalan beberapa meter di belakang duo Gryffindor menyeringai tatkala Hermione dan Ron akhirnya berpisah jalan. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Blaise yang segera membalas dengan sebuah kedipan mata.

"Guys, aku lapar," Blaise memulai.

"Seriously, Blaise? Kau baru saja memasukkan setengah dari menu sarapan di Aula Besar ke dalam perutmu," Pansy berkomentar sinis. Kedua tangan terlipat di depan dada, sementara hidungnya mengerut.

"Now, Pansy, do you want to blame my beautiful tummy, huh?" Blaise mengelus-elus perutnya dramatis, melirik sekilas ke arah Draco yang tampak berusaha keluar dari gerombolan Slytherin secara diam-diam. Goyle yang tak sengaja melihat baru akan membuka mulut ketika pemuda Malfoy itu melemparkan death glare andalannya.

Shut Up, Malfoy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang