Shut Up, Malfoy! [1]

Bắt đầu từ đầu
                                    

Ya, menurut Hermione, mereka berdua tak ada harapan. Draco adalah pemuda berdarah murni sombong yang sangat menbenci sahabat-sahabatnya, sedangkan ia sendiri adalah seorang Hermione Granger, gadis Muggle-born yang risi berurusan dengan orang sombong seperti Draco Malfoy. Oh, dan jangan lupakan fakta lainnya bahwa Gryffindor dan Slytherin tak pernah memiliki sejarah yang bagus. Kata akur bahkan ada di daftar terbawah kamus mereka.

Tak ada yang berubah. Mindset Hermione tetap seperti itu—atau setidaknya, sampai beberapa jam lalu ketika Draco dengan sintingnya berkata bahwa ia menyukainya. Seorang Draco Malfoy menyukai Hermione Granger!

Apa aku menonjok hidungnya terlalu keras? Oleh karena itu, otak Malfoy jatuh ke hidung? Oh, Merlin! Aku hanya ingin tidur! Hermione menjambak rambutnya frustrasi sebelum memaksa kelopak matanya mengubur hazel indah di baliknya.

•••

"Blaise, I'm doomed."

"Aku tahu," Blaise menjawab santai. Jemari panjangnya sibuk mengoleskan selai stroberi di atas roti panggangnya.

"Apa yang harus kulakukan?" Draco bertanya frustrasi dan lagi-lagi sahabat berkulit gelapnya menanggapi santai.

"Tell her."

Netra kelabu Draco yang sebelumnya hanya terpancang tanpa minat pada banjaran makanan di hadapannya seketika menyipit sebelum ia memutar kepala dengan cepat ke arah Blaise Zabini. Ia bahkan mulai berpikir bahwa sahabatnya itu kini mungkin saja tak jauh lebih pintar dari dua kroni bongsornya, Goyle dan Crabbe.

"Excuse me?" Dahi Draco berkerut dan hidung bangirnya naik sepersekian senti.

"Merlin ...." Blaise menghentikan aktivitasnya sejenak.  "Just fucking tell her, you idiot! I mean, again. Berhenti menjadi seorang ratu drama!" Ia memutar bola matanya dan dengan gerakan elegan kembali mengolesi roti panggangnya dengan selai stroberi yang sebenarnya sudah terlihat menumpuk di beberapa bagian. Baginya, itu tak masalah. Ia menyukai makanan-makanan manis.

Draco tak berkata apa-apa. Ia hanya mendengkus dengan sangat keras sebagai respons.

•••

Mungkin aku keliru.

Mungkin aku hanya terbawa suasana.

Mungkin Granger benar-benar memantraiku.

Mungkin ... aku memang sedang sinting.

"Ya, kau sinting, Malfoy."

Fuck! Did I say that out loud?! Draco menggeram, lebih kepada kebodohan dirinya sendiri.

Tak butuh waktu lama bagi si pemuda Malfoy untuk segera berbalik dan seketika atensinya pun terenggut oleh pemandangan rambut semak cokelat sang Putri Gryffindor. Rasanya seperti déjà vu. Ia menatap rambut megar itu selama dua detik sebelum pandangannya turun dan menemukan wajah Hermione.

"Jangan mulai, Granger."

Hermione menarik napas panjang kemudian mengembuskannya dengan cukup keras. Draco bahkan dapat mendengarnya.

"Look, I know you didn't mean what you said two days ago."

Draco menyipitkan matanya. "What did I say two days ago actually, huh?" Ia sebenarnya sudah tahu jawabannya. Namun, saat ini, entah mengapa ia hanya merasa ingin menggoda sang rival, meskipun itu berarti harga dirinya ikut dipertaruhkan.

Shut Up, Malfoy!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ