Malam itu temaram
Kamu melepas air mata di bawah rembulan.
Aku menarik kamu ke dalam persinggahan,
Tempat dimana kita saling mengadu kata.
Aku hening kamu pun demikian
Bagai secangkir kopi yang mengepul hangat
Kita berpelukan agar tak saling pergi
Cukup bagiku kehilanganmu
Walau itu sekali saja.
Aku mengusap embun dibawah matamu
Mari kita pergi berlabuh
Mengayuh kaki dan merajut mimpi
: takkan lepas lagi.
Pematangsiantar, 04 Desember 2019
Leonardo Aditya Bagus Pratama