buat readers yang udah nungguin sequel dari My Little Empress Xia..
Enjoy The Story, Guys..
Di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran hutan terdengar erangan tertahan seorang wanita.
Ia tengah berjuang sendirian melahirkan janin yang ada dipe...
"apa yang kau lakukan pada istriku?" Aku tak perduli lagi, perkataanku bernada kasar atau tidak. Yang terpenting sekarang adalah keadaan permaisuriku.
"ampun yang mulia.. Saya sedang mengobati luka yang mulia permaisuri.. Yang mulia permaisuri tidak apa apa.. Hanya saja..." Gadis bertanduk dengan rambut hijau panjangnya itu menjeda ucapannya. Semoga saja pikiran burukku tentang permaisuriku tidak benar benar terjadi.
"hanya apa?"
"hanya saja... Bayi anda tak bisa saya selamatkan.. Yang mulia permaisuri mengalami keguguran..."
Deg, Rasanya jantung ku berhenti berdetak. Perkataannya membuatku melangkah mundur dan mendekati tubuh permaisuriku yang masih terbaring tak sadarkan diri diatas jubahku. Aku melihat ada bekas noda darah dibagian bawah pakaiannya yang semula berwarna putih kini sudah tak lagi putih. Aku memegang perut istriku. Kembali rata, astaga putraku. Aku telah gagal menjagamu dan ibundamu.
"Saya menemukan permaisuri sudah dalam keadaan setengah sadar... Ia bersembunyi dibalik batu besar itu... Sepertinya ia sedang dikejar seseorang.. Saya sedang berusaha menyembuhkan luka lukanya dengan tenaga dalam saya..." Sebenarnya siapa yang mengejar istriku? Apa maunya pada wanitaku? Dan bagaimana bisa permaisuri guang an sampai di hutan terlarang ini.
Hutan ini adalah hutan terlarang. Tak ada penduduk yang berani memasuki hutan ini karena mitosnya banyak hewan aneh dan buas yang tinggal dihutan ini. Kenyataannya hutan ini sengaja diedarkan mitos seperti itu oleh ayahanda kaisar zhao karena untuk melindungi keberadaan kerajaan rusa putih yang menghuni hutan ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gadis bertanduk itu menolehkan kepala melihat permaisuriku. Aku melihat mata hijaunya yang bening itu berbinar menunjukkan kejujurannya.
"aku minta maaf telah menuduhmu.. Tolong bantu aku mencarikannya tempat yang aman disekitar sini..!!!" Aku kembali menggendong permaisuriku, tubuhnya semakin panas. Lebih panas dari sebelum aku meninggalkannya tadi pagi.
"mari ke gubuk saya, yang mulia.. Gubuk saya tidak jauh dari sini..!" Gadis bertanduk itu berjalan perlahan didepanku. Sedangkan aku menggendong permaisuri guang an yang masih tak sadarkan diri.
Aku tak tau apa yang harus aku katakan padanya saat sadar nanti dan ia menanyakan keadaan perutnya yang tak lagi buncit. Aku bingung. Aku meletakkan permaisuri guang an di sebuah ranjang mungil. Aku lantas melepas pakaian ku dan memakaikannya di tubuh pemaisuri guang an. Tak mungkin aku membiarkannya terus terusan memakai pakaiannya yang basah. Biarlah aku yang kedinginan daripada istriku yang merasakan kedinginan.
Permaisuri guang an pov
Aku merasa sedang berada disebuah tempat yang putih seperti tertutup kabut tebal. Aku tak bisa melihat apapun yang ada disekitarku. Aku berteriak memanggil kaisar wang. Tapi sama sekali tak terlihat apapun dna tak ada sahutan jawaban dari mana mana. Hanya ada keheningan dan kabut putih ini.