kematian yang aneh

3 1 0
                                    

Pagi itu aku bergegas kesekolah menaiki sepedaku seperti biasanya,tak lupa aku pamitan kepada kak gemini yang masih mengutak-atik laptopnya.ia menjawab,aku senyum senang mengingat dirinya yang sibuk tapi masih sempat mengurusku.
Lalu tepat didepan rumahnya bi tamaiah aku mengunci ban sepedaku didekat pohon rambutan agar tidak kecolongan,dari rumah aku berjalan kaki hingga kesekolah.hari ini kulihat banyak sekali siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan pentas seni,mereka para panitia disibukkan dengan menguji anak anak mana yang cocok dalam lomba dan kegiatan dalam pentas nanti seperti band,tari-tarian,pajangan benda seni,wayang dan paling difanskan adalah drama.mata mereka hitam lebur karena harus bangun pagi pagi sekali,sebagian dari panitia ini adalah aku ditugaskan untuk menjaga barang-barang dalam acara.intinya aku pemegang kunci peralatan dan tidak boleh sampai hilang sampai acara diadakan,terasa simple tapi jika satu saja barang digudang penyimpan itu hilang maka salah satu  acara tidak bisa dilaksanakan.

Setelah menyimpan tas aku keruang guru untuk bertemu bu harun,sempat terasa berdetak lebih cepat jantungku jika-jika ibu itu akan marah dengan permintaanku.tapi kukuatkan nyaliku karena ini adalah keputusan yang kubuat semalam.saat kulirik dari tembok, ruang guru ternyata sudah terbuka dan kulihat juga bu harun berada dimejanya.tenang, ini hanya masalah waktu jadi aku harus bicara kepada ibu itu,untungnya kakiku bisa berjalan sesantai biasanya.didepan pintu saat aku sudah sampai diruangan, aku mulai mengetok.

"Ya,masuk"

".........."

"Ada apa?"

"Ini saya bu, lidia"

"Lidia??,kenapa kamu???"

"Semalam ibu bilang ibu ingin melihat saya berpartisipasi dalam acara pentas seni tahun ini"

"Kamu mau??"

"Saya ingin mengambil bagian dalam penulisan naskah drama!!"

"Tapi sasa..."

"saya tau dia juara satu penulis terbaik tingkat kota"

"Baiklah saya akan rekomendasikan kamu,tapi ibu juga tak mau membuat sasa kecewa"

"Jadi.....???"

"Begini saja,kamu dan sasa tukar pikiran untuk membuat naskah dramanya,tidak masalahkan!!"

"Hmm....bisa juga...terimakasih bu!!"

"Sama-sama"

"Saya permisi bu!"

"Silahkan"

Aku keluar menemui sasa diruang kelas XI IPA2,suara langkah kakiku terdengar kesegala arah karena tidak sabar membuat naskah dengan sasa.

"Sasa tidak dikelas,ia keruang perpustakaan mencari ilham"

"Ilham kelas XII IPS3"

"Ilham pikiran,keko banget sih"

sampai diruangan kelasnya aku tidak mendapati  sasa disana jadi kutanya dengan teman sekelasnya yang bernama taero rismiani,ditag namanya.

"Eh..."

"Ya ampun,dia diperpustakaan mencari ide untuk naskah drama"

"Ngerti-ngerti,makasih ya!!"

"Iya"

Astaga ilham madsudnya tadi semacam pencerahan untuk mencari ide,malu banget itu saja aku tidak mengerti.tak heran osis tak mau mengikutkan aku selain hanya memegang kunci peralatan.lebih kecewanya aku saat bell masuk berdering keras yang panjang menyuruh semua murid agar kekelas karena sebentar lagi waktunya belajar.kutunggu-tunggu waktu sambil mencatat dari papan tulis,terasa lama dan semakin lama membuatku gerah karena tak kunjung bell,lalu kulirik kemeja johan tapi dia sepertinya sangat fokus pada pelajarannya.kulirik lagi maurin wanita itu juga sama seperti johan,lekat lekat menulis dan sesekali membuka halaman belakang buku. coretannya sangat jelas tertulis 'maurin dan fero selamanya',lalu kulihat lagi lasroban diam-diam.seperti biasa dia melirik tesa dari kejauhan,terakhir tamia  menatapku karena merasa tingkahku aneh,dia tak sengaja mendapati aku melirik kesan kemari,aku tersenyum kepadanya agar dia tidak curiga lagi kepadaku.namun wanita berkacamata ini masih tak melepas pandangannya ,sinar dari kacamatanya sangant tajam seakan  mengatakan 'awas saja jika kau ketahuan'padahal aku hanya melirik teman teman sekelasku dan tidak bermaksud lain-lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LidiaWhere stories live. Discover now