Pasrah dengan tampang kusut kurang tidur, Yoora memilih beranjak dari kamar untuk segera bersiap ke sekolah, mengenakan kemeja putih dipadukan dengan bawahan kotak-kotak, Yoora dibuat risi dengan panjang rok yang kian pendek membalut kaki jenjangnya.

"Aish ... semakin pendek saja, apa aku harus meminta seragam baru lagi pada appa? Ah sudahlah!" Tak ambil pusing kini gadis itu bergegas menuju lantai bawah, menyambar sandwich yang disiapkan sang nenek lalu berpamitan pada wanita tua yang tengah sibuk di dapur itu.

Kaki dengan balutan Converse High berwarna hitam itu meniti koridor yang nyaris kosong, suasana sekolah masih sangat sepi, hanya ada beberapa siswa yang berjalan di sana. Dengan netra yang sibuk menjelajah ke segala arah, akhirnya gadis itu dapat tersenyum puas tatkala presensi gadis yang dicarinya tertangkap. Eunjung terlihat sedang berjalan mengendap-ngendap dengan pandangan waspada ke arah loker kelas XI-I.

Rupanya gadis itu benar-benar melaksanakan misi pernyataan cintanya kali ini. Dengan langkah yang tak kalah pelan, Yoora segera mengikutinya dari belakang. Merentangkan tangannya ke atas lantas menepuk punggung gadis itu dan berteriak lantang.

"Yak! Yoo Eun Jung!"

Kaget? Tentu saja, Eunjung bahkan kehilangan keseimbangannya dan tersungkur dengan mulut mencium lantai terlebih dahulu. Yoora tergelak memeluk perut, begitu terhibur dengan pemandangan yang ada di depannya, setidaknya rasa kesalnya sejak malam tadi terbalaskan. Teman laknat memang.

"Yak! Paboya!" umpat Eunjung.

Yoora masih tertawa, tetapi kali ini mengulurkan tangannya guna membantu gadis itu berdiri.

"Memasang alarm jam bekerku jam tiga pagi, eoh?" Delik Yoora memasang tampang kesal dengan menyilangkan tangan di depan dada.

Wajah kesal Eunjung serta-merta berubah menjadi kekehan. "Kau terbangun, ya?" Tidak ada penyesalan sedikit pun pada roman gadis itu

"Heol! Tentu saja. Kau tidak lihat mata pandaku ini, eoh?"

"Suruh siapa kau mengabaikanku kemarin?" Bela Eunjung berusaha membenarkan apa yang telah dilakukan pada sahabatnya itu.

"Kau membahas terus Kim Yoongi, aku bosan dengan semua lelaki populermu itu."

Eunjung hanya mengedikkan bahu lantas merendahkan suaranya. "Kenapa anti sekali dengan lelaki populer, eoh. Kau belum pernah suka lewat jalur karma, ya?"

Yoora merotasikan bola matanya malas lantas bersedekap. "Aku tidak tertarik dengan mereka."

"Ah sudahlah sebaiknya kau membantuku, aku akan memasukkan surat ini ke lokernya, kau jaga di sini, ya!"

Loker kelas XI-I terletak di sisi yang terhalang tembok dari pintu masuk, koridornya masih sepi tanpa ada satu pun orang di sana. Malas berdebat, tampaknya Yoora tidak mempunyai pilihan selain ikut berkontribusi dalam misi Eunjung kali ini. Netranya sibuk memperhatikan sekitar terutama ke arah pintu masuk yang kini dimasuki beberapa orang siswa kelas XII. Degup jantungnya ikut berpacu karena Eunjung belum juga datang, sementara gerombolan Kim Yoongi beserta teman populernya sudah menjejakkan kaki mereka di pintu masuk.  

  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang