PART 1

3 1 0
                                    

2014

Aroma hujan senja menyeruak paksa masuk alam bernafas Aleia. Aroma yang selalu membuatnya tenang dan nyaman. Sore ini sesuai perjanjian tadi pagi, akan diadakan pertemuan pertama grup KKN 9. Desa yang akan menjadi rumah sementara mereka selama 40 hari cukup jauh dari perkotaan. Namun justru ini yang membuat Aleia dan gengnya tidak sabar untuk merasakan hidup menjadi orang desa.

“le, le! Udah cantik belom?” tanya Yasmine yang sedang merapikan poninya.

“bacot! Udah lima kali lu nanya kek gitu. Awas aja kalo nanya lagi, gua tabok lu!” balas Aleia sambal memperlihatkan kepalan tangannya.

“iye iye, sante aja kali”
Sebenarnya Aleia tahu Yasmine hanya ingin terlihat cantik di depan Adit, namun kadang-kadang tingkahnya yang terlalu over insecure membuatnya berubah jadi menyebalkan. Tapi kalo Aleia banyangin di posisi Yasmine juga kasian, cinta bertepuk sebelah tangan.

Semua sudah berkumpul dalam posisi melingkar, acaranya pun berlangsung lancar. Aleia masuk dalam sie makanan bareng Dinda, Puji, Danang, dan satu cowok dari Fakultas Hukum. Sebelum pertemuan dibubarkan, Adit menyarankan untuk perkenalan dengan berjabat tangan.

Aleia merasa agak canggung ketika bersentuhan tangan dengan orang-orang yang baru dikenalnya, ia mengalihkannya dengan sambil mengobrol bareng Dinda. Lalu sebuah tangan maskulin meraih tangannya tegas hingga Aleia terpaksa memalingkan wajahnya menghadap sang pemilik tangan tersebut. Lirih namun masih terdengar jelas, sang pemilik tangan maskulin berbisik,

“Revan, ndut!”

Aleia terdiam tak bisa berkata-kata, untuk pertama kali dalam hidupnya ada cowok asing yang berani memanggilnya gendut. Bukan apa, menurut Aleia dirinya nggak gendut-gendut amat mungkin karena pipinya yang overload jadi keliatan berisi. Ya memang sih ada sedikit lemak yang berlebih, inipun hasil dari dietnya yang udah maksimal.

POV Aleia

cowok itu melengos pergi, anjir pengen gua timpuk tuh wajah cowok yang “tampan” gumam gua pelan lalu tanpa sadar tanganku menepuk-nepuk mulutku,

“amit-amit jabang bayi! Cowok kek gitu gitu tampan? Udah gila kali gue” aku merutuk diriku yang hanya judge people by its cover.

“lu kenapa sih? Ngigo sendiri. Creepy banget tau gak?” tanya Dinda dengan wajahnya keheranan melihat tingkah absurdku yang hanya kubalas dengan, “Hehehe”. Awas aja kalo ketemu lagi sama tuh cowok, bakal gua rajam sampe mati.

~~~~~~~~~

Aloooo!!! I'm backkkkk!!!. Maaf ya menunggu lama, lagi banyak tugas kuliah jadi updatenya lama banget.

HAPPY READING 🥰🥰🥰. Jan lupa like dan sarannya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lelah LaraWhere stories live. Discover now