How do I recover from you?

Comincia dall'inizio
                                    

"You know what, they say, drunk people are the most honest" Pepe hanya mengangkat bahu singkat. "It's okay, girl. Move on dari laki yang lo pacarin enam tahun emang nggak gampang. Just embrace the process"

"If only it's that easy..." aku menggumam setengah hati.

Minuman kami datang. Es teh untuk Pepe dan es jeruk untukku.

"You know, why don't you put your ass out there? Install tinder gih daripada tiap Sabtu lo cuma mabok sendiri terus nge-tweet curhat mulu—and I bet my ass you drunk texted him too right" Pepe menyerocos sembari mengaduk-aduk minumannya.

"I..." aku berusaha menyanggah tapi berhenti di tengah jalan. "Ya 'kan namanya juga mabok, mana gue sadar..." akhirnya hanya itu yang kukatakan.

"Alah alesan mulu lo, Jubaedah" Pepe berujar. "Tell ya what, lo mending install tinder sekarang. Nggak ada salahnya 'kan nyari temen bobo—eh maksudnya temen main—sembari lo berusaha move on dari si anak band selebgram itu" lanjutnya kemudian.

Aku tersenyum kecil. Pepe ini mulutnya emang suka setara pedesnya sama level ayam penyet favorit dia. Mungkin inilah mengapa aku merasa cocok dengannya. He's a person with zero bullshit, dia nggak takut menamparku dengan kata-katanya yang tajam tapi lebih banyak benarnya.

Like Dena and Theta do too.

"I don't do dating app, okay?" aku beralasan. "Lagian siapa yang bisa jamin kalo gue bakal nemu 'temen main' yang sesuai dan bukannya om-om paruh baya yang lagi nyari sugar baby?"

"Nggak ada sih" Pepe mengangkat bahu. "Tapi kalo dipikir-pikir, dua-duanya sebenernya lumayan lho. Sama om-om juga 'kan paling secelup dua celup langsung dapet tuh lo Prada baru"

"Taiiii. Emang bangsat lo ya bencong!" aku pun tergelak dan melemparinya dengan tisu.

Pepe ikutan terpingkal. Makanan kami datang. Seporsi dada penyet level 10 dengan kol goreng untuknya, dan seporsi paha penyet level 3, juga dengan kol goreng, untukku.

"Well, since you don't seem to got news, I guess I'll just deliver one to you," Pepe berujar santai sambil mulai melahap ayam penyetnya.

"Spill."

"Gue mau resign"

Aku yang baru saja menyendokkan suapan pertama nasi dan ayam penyet ke dalam mulut otomatis tersedak. Shit, ada sambelnya lagi, jadi makin perih rasanya kerongkongan ini.

Buru-buru aku meraih minumanku sambil terbatuk-batuk. Pepe hanya menatapku yang menyedot es jeruk dengan susah payah dengan satu ringisan kecil.

"Tega lo ya!" aku mengomel setelah batukku diredakan dinginnya es jeruk. "Resign kemana? Client side lagi nih!"

Perlahan, lelaki tulang lunak di hadapanku itu pun mengangguk. "There's this telco company..."

"...Oh God..."

"...Nawarin gue posisi buat jadi Deputy Head di bagian Community mereka"

Aku menatap Pepe dengan ekspresi terkhianati sebelum menenggak es jerukku. "Udah dari kapan lo keterima? Kapan interview-nya? Wait, wait. Jangan bilang waktu lo izin half day gara-gara nyokap lo kepleset di kamar mandi itu ya!"

Kembali, lelaki tulang lunak itu mengangguk.

"Anak durhaka lo ya emang!" aku melemparinya tisu bekas sambil berdecak. "Kalo abis ini lo dikutuk jadi ikan pari sih gue nggak heran"

"Oh come on," Pepe tertawa kecil, setengah merajuk, "Lo nggak seneng apa buat gue? Ye boi will finally get enough bread to get bougee"

HollowDove le storie prendono vita. Scoprilo ora