(I Could've) Treat You Better

2.4K 171 9
                                    

Tay terbangun dengan kepala berat dan mata berkunang-kunang. Sudah lama sejak dia bangun dalam keadaan mabuk berat. Dia memang berusaha menghindari alkohol karena tidak mau membuat New khawatir. Setelah berhasil bangun, ia melihat tempat di sekelilingnya. Kepalanya mencoba kembali memutar otaknya untuk tahu lokasinya sekarang.

Sial!

Tay segera mengambil bajunya yang berserakan di lantai dan memakainya kembali. Dia baru sadar kalau ada di condo yang sudah seminggu tidak dia tinggali.

"New?" panggil Tay, tapi tidak ada jawaban.

Dia memberanikan diri keluar dari kamar dan mencari New di seluruh ruangan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan New. Biasanya, pada pagi hari, New sudah sibuk mengerjakan aktivitasnya sendiri meskipun sedang bertengkar hebat.

Masa bodoh dengan New! Yang Tay perlukan sekarang adalah air putih dan obat penghilang mabuk. Saat lewat di depan ruang tamu, terlihat pecahan vas yang berantakan ke seluruh bagian rumah.

"New?!" panggil Tay sekali lagi untuk memastikan keadaannya.

Masih hening dan tidak ada jawaban.

Setelah minum obat penghilang mabuk, Tay dengan susah payah menyapu vas yang pecah. Dia menduga pasti ada sesuatu yang terjadi tadi malam. Tidak biasanya ada barang pecah atau rusak, karena New akan merawatnya dengan baik. Tay mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi New. Namun, ada berderet notifikasi missed call dari Arm.

Tay akhirnya mengingat peristiwa tadi malam. Memang tadi malam ia, Arm, dan Gunsmile pergi ke klub bersama. Yang ia ingat hanyalah saat minum sebotol gin bersama Arm. Kepalanya kembali terasa sakit lagi saat berusaha mengingat. Sekarang, dia harus fokus menelepon New. Dengan keberadaannya di sini saja, dia yakin pasti ada yang tidak beres tadi malam.

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Tay memutuskan membalas panggilan tidak terjawab Arm untuk tahu apa yang terjadi.

"Halo, Arm." sapa Tay.

"Ya, Tay? Akhirnya lo nelpon juga." balas Arm dengan nada senang.

"Kenapa memang?"

"Lo ngilang gitu aja tadi malem. Gue sama Gunsmile keliling nyarin lu. Di mana lokasi lu sekarang?"

"Di condo..." jawab Tay dengan hati-hati.

"Uh! Thank God! Mau obat hungover? Gue sama Gunsmile bisa bawain." tawar Arm.

"Kenapa aku bisa ada di condo?" tanya balik Tay.

Arm diam sejenak, "Gue gak tau, Tay."

"Apa New telepon kamu?"

"Nggak."

"Okay."

"Lu nggak mau tanya kabar gue gimana?" tanya Arm.

Tay terkejut mendengar balasan Arm. Persahabatan mereka sebenarnya mereka tidak begitu dekat. Kemarin adalah pertemuan pertama mereka setelah empat tahun. Bahkan Tay sama sekali tidak ingat Arm saat berada di Bristol. Lalu, kenapa tiba-tiba Arm menanyakan pertanyaan ambigu itu?

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Tay dengan terpaksa.

"Missing you."

"Maaf?"

"Lu nggak inget tadi malam?"

Tay segera mematikan teleponnya. Dia meragukan dirinya sendiri. Tidak mungkin dia bercinta dengan Arm.  Tay terpaksa bercermin, dan benar saja, ada bekas gigitan di lehernya. Jumlahnya tidak hanya satu, tapi ada tiga. Yang dia tahu, New bukanlah tipe pria yang suka menggigit lehernya karena dia cukup pengertian dengan keadaan Tay yang harus bekerja. Kalau begitu, sudah pasti ini pekerjaan Arm.

We Used to be in Love | TAYNEWKde žijí příběhy. Začni objevovat