1: PERTEMUANKU DENGAN MARS

Mulai dari awal
                                        

"Gue nggak akan nyesel" balas Mars tersenyum miring.

"Ets tunggu!" Mars dan Pandu terkejut karna tangan Rayn menghalangi keduanya.

"Lo kenapa sih Rayn?" Tanya Pandu bingung.

"Kalian liat itu" Mars dan Pandu mengikuti arah jari Rayn.

"Siapa si Vemma? Gadis kutub?" Tanya Pandu menepis tangan Rayn.

"Lo tau mobil sport yang baru di beliin bokap gue? Lo boleh ambil tapi lo harus terima tantangan dari gue tapi kalo lo kalah motor lo itu buat gue" ucap Rayn tersenyum.

"Apa tantangannya?"

"Jadi pacar si Vemma" Pandu mendelik lalu memukul bahu Rayn keras hingga laki-laki itu meringis.

"Gila lo si es batu mana mau sama si Mars jangan Mars gue yakin lo kalah kali ini" Mars hanya diam menatap gadis yang berjalan dengan kepala menunduk beberapa orang menyapa namun tak mendapat balasan dari gadis itu.

"Dia siapa?" Pandu tercengo mendengar pertanyaan Mars.

"Lo nggak tau? selama ini lo sekolah dimana sih Mars? Dia siswi baru, satu sekolah kenal dia semua karna sifatnya yang katanya dingin" jelas Pandu.

"Oke! Gue terima tantangan lo" Pandu mendelik.

"Jangan Mars lo pasti kalah" Mars tak menghiraukan panggilan Pandu lelaki itu terus berjalan menghampiri gadis itu.

"Biar aja Ndu biar dia sadar nggak cuman dia yang merasa disakiti"

"Stress lo Rayn!"

~~

Gadis itu terus menundukkan kepalanya. Tak peduli dengan sapaan maupun bisikan disekitarnya, yang ia pedulikan saat ini mencari pendidikan bukan musuh ia tak ingin terlibat diantara mereka yang akan menambah masalah di kehidupannya.

Langkahnya terhenti tiba-tiba menatap sepatu Vans hitam dengan garis putih di pinggirnya. Kepalanya masih menunduk enggan untuk mendongak atau mencari tau siapa pemilik sepatu itu, ia melanjutkan langkahnya ke arah kanan namun tubuh itu menghalanginya, lalu ia menghela nafas dan mulai mendongakan kepalanya menatap laki-laki yang sangat asing dihadapannya sedang tersenyum.

"Maaf siapa? Bisa minggir?" Tanya Gadis itu terdengar dingin di telinga lelaki ini.

"Kalo gue gak mau?" Gadis itu menatap kearah lain lalu mulai melanjutkan langkahnya namun tangan itu membuatnya berhenti.

"Lo gak kenal gue? Gue Marsello Aditya cowok terganteng di sekolah ini semua anak di sekolah ini kenal gue bahkan nama gue selalu jadi trending di sekolah ini. Ets gak cuman disini sekolah lain juga kenal siapa gue dan lo masih gatau gue siapa?" Mars menatap tak percaya gadis di hadapannya yang sama sekali tidak tertarik untuk menatap atau tersenyum kagum kepadanya. Gadis itu selalu menunjukkan ekspresi yang sama, dingin.

"Maaf saya tidak kenal" balas gadis itu dengan wajah dinginnya. Lelaki itu tersenyum kecut lalu mengangkat tangannya untuk bersalaman.

"Oke kita ulang perkenalan kita. Gue Marsello Aditya biasanya dipanggilnya Mars eh tapi terserah lo deh mau manggil gue apa dan gue calon pacar lo" ucap laki-laki itu tersenyum dengan percaya dirinya.

"Sudah bicaranya?" Ucap gadis itu lalu melanjutkan jalannya dan kembali menundukkan kepalanya.

"Hei! Lo belum sebutin nama lo! Gue Marsello Aditya! Nyesel lo sia-siain cogan kayak gue!" Semua mata tertuju pada Mars kedua sahabatnya hanya menggeleng kepala.

Mars menatap tangannya yang masih melayang Rayn yang tiba-tiba datang langsung menjabat tangan Mars.

"Gimana nyerah nggak nih? Gue kasih waktu lo lama kok 3 bulan" ucap Rayn tersenyum miring.

"Gue nggak akan nyerah gue bakal bermain-main sama tuh lait aja nanti dia bakal jadi pacar gue" ucap Mars melepas jabatannya.

"Semoga lo sadar Mars.."

~~

Mars terus mengumpat kedua temannya yang menghilang tanpa jejak sejak bel pulang 15 menit yang lalu.

"Awas aja kalo besok mereka minta makanan ke gue gaakan gue kasih" ancamnya terus berjalan. Langkahnya terhenti saat mendengar sesuatu dari lapangan langkahnya mulai berjalan kearah lapangan didapatinya gadis dingin yang tengah bermain basket dengan cepat ia mengekuarkan air putih dan saputangan.

"Kali ini pasti berhasil" gumamnya pelan mulai menghampiri Vemma yang masih sibuk melempar bola basket.

"Wihhhh kerennn!.." teriak Mars gadis itu menoleh sekilas lalu melanjutkan aktifitasnya.

Mars tercengo gadis itu benar-benar tak peduli dengannya dan ini belum pernah terjadi selama 3 tahun ada gadis yang mengabaikan dirinya jangankan gadis tante-tante sampai oma-oma pun tidak pernah mengabaikannya.

"Vemma!" Teriak Mars namun gadis itu kembali mengabaikannya.

"Gue nggak akan nyerah" gumamnya memberi semangat.

Mars meletakkan tas beserta barang yang ia bawa tadi lalu menghampiri Vemma yang masih sibuk bermain basket.

Mars berhasil menangkap bola basket yang terlempar lalu tersenyum menatap gadis yang belum juga merubah raut wajahnya.

"Lo lagi?" Tanya gadis itu terdengar dingin lalu berjalan kearah bangku diikuti Mars yang kini memberikan saputangan dan air minum. Vemma kembali mengabaikan Mars gadis itu tidak menerima saputangan maupun air minum lalu bangkit dan melangkah keluar lapangan.

"Ehh tunggu!" Teriak Mars lalu berlari mensejajarkan langkahnya.

"Lo pulang naik apa?"

Vemma terus melanjutkan jalannya untuk keluar gerbang.

"Gimana kalo lo bar-" Mars menghentikan ucapannya saat Vemma menghentikan taksi dan masuk begitu saja tanpa pamitan.

Mars tersenyum miring ini pertama kalinya ia merasa terabaikan setelah 3
tahun.

"Gue nggak akan nyerah buat dapetin lo, gue bakal buat lo nangis dan merasa disakiti suatu hari nanti"

Bersambung...

Gimana awalannya?
Maaf absurd wkwk
Bantu vote dan komentar dong

queenkin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARS HELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang