"Jika aku tahu sesuatu aku akan segera memberitahumu''

Sasuke sampai di belakang Naruto. Dan kini dia bisa dengan jelas melihat siapa yang bicara dengan Naruto. Pria yang tidak dia kenal, tapi mata pria itu mengingatkannya pada Hinata. Sasuke menduga dia adalah kakak Hinata.

"Baiklah. Kabari segera jika kau ingat sesuatu''

Pria itu melirik Sasuke yang sudah berdiri dua langkah di belakang Naruto. Matanya menyipit, terlihat seolah ingin bicara tapi urung dilakukan. Pria itu justru memasuki mobilnya tanpa mengucapkan apapun lagi.

Sasuke mengamati saat mobil berwarna putih itu melaju meninggalkan area sekolah.

"Ada apa?''

Sasuke gatal untuk tidak bertanya. Biasanya dia bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, tapi karena dia yakin ini menyangkut Hinata membuatnya tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Bukan apa - apa?'' Jawab Naruto. Senyuman lebarnya entah kenapa terasa salah tempat bagi Sasuke. Naruto, temannya itu tampak baru saja bicara serius beberapa menit yang lalu, tapi sekarang tersenyum lebar seolah tidak terjadi apa - apa.

Sasuke tidak puas dengan jawaban Naruto. Dia sudah siap membuka mulut untuk mendesak pemuda itu bicara.

"Ayo pulang. Setelah itu kuantar kau ke kafe'' Dengan santai Naruto meraih tangan Sasuke, mengandengnya sepanjang perjalanan mereka yang singkat ke asrama. Sasuke urung bicara. Pikirannya teralih pada tangannya yang di genggam Naruto.

"Kau tidak perlu mengantarku. Bukankah kau ada kegiatan klub'' tolak Sasuke.

"Kenapa? Apa kau akan pergi lagi? Ke tempat ibumu?''

Naruto justru bertanya suatu hal yang membuat Sasuke mengeryit. Kata 'lagi' yang diucapkan Naruto membuat Sasuke memikirkan suatu hal.

Saat dirinya pergi ke rumah sakit, dia tidak memberi tahu temannya ini, tapi ucapan Naruto membuat Sasuke berpikir kalau temannya ini tahu kepergian Sasuke. Jadi apa Naruto mengikutinya.

Sasuke merasakan dingin menjalar di tulang punggungnya. Dia ingat hari itu dia menyuruh Hinata menunggu di kafe. Hinata tahu dia pergi ke rumah sakit dan bukannya bekerja. Lalu apakah Naruto datang ke kafe. Apa Naruto bertemu Hinata. Apa karena itu Naruto tahu dia menjenguk ibunya. Dan kalau memang benar begitu, seharusnya Naruto tahu kemana perginya gadis itu.

Naruto menoleh saat mendapati Sasuke menarik tangannya lepas dari genggamannya. Raut wajah Sasuke terlihat bingung. Wajahnya pucat. Kesadaran Sasuke seolah berada di tempat lain.

"Kau... kenapa?''

Naruto berusaha menyentuh wajah Sasuke namun tangannya ditepis dengan cepat oleh pemuda itu. Tidak ada reaksi apapun, Naruto hanya memandangi tangannya yang ditepis Sasuke.

"Maaf.. aku'' Dengan susah payah Sasuke menelan ludah. Satu tangannya meremas erat tali tas yang tersampir di pundaknya sementara tangan satunya mengepal. Telapaknya basah oleh keringat yang mendadak keluar.

"Mendadak aku tidak enak badan'' Sasuke memijat keningnya yang memang berdenyut sakit. Detak jantungnya bertambah cepat seiring dengan pikirannya yang menggila mengenai kemungkinan hal buruk yang sudah dilakukan Naruto pada Hinata.

"Lebih baik kau tidak usah kerja. Aku akan bicara dengan Kakashi''

"Tidak usah'' Sasuke menahan Naruto yang sudah siap mengambil ponselnya ''Aku hanya pusing. Istirahat sebentar nanti hilang''

Naruto memandanginya tidak yakin yang justru membuat Sasuke semakin khawatir. Kalau dia tidak pergi kerja, maka kemungkinan besar Naruto tidak akan pergi meninggalkannya. Sasuke tidak ingin berada dekat dengan temannya ini. Tentu saja dia takut dengan hal yang mungkin dilakukan Naruto padanya. Mungkin Sasuke lupa ucapan Kabuto, jika Naruto tidak akan melakukan hal buruk pada Sasuke.

EPHITYMIAWhere stories live. Discover now