02. Fall in Love

1.2K 181 75
                                    

Aku terbangun dari tidur siangku karena ponsel yang ku taruh di atas nakas bergetar panjang. Dengan mata setengah mengantuk, aku melirik ponselku. Ada panggilan masuk dari Yujin, temanku sejak bangku SMP.

Aku menggeser tombol hijau, menjawab telepon dari gadis pengganggu tidur siangku.

"Halo?"

"...."

"Kemana?"

"...."

"Sekarang?"

"...."

"Aku baru saja bangun,"

"...."

"Iya..iya..aku butuh waktu 30 menit untuk bersiap."

"...."

"Hmm, okay."

Aku memutuskan sambungan telepon dari Yujin seraya bangun dari tidurku. Setelah menaruh kembali ponselku di atas nakas, aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap.

Yujin mengajakku untuk menemani dirinya belanja untuk kebutuhan menjadi seorang mahasiswa baru. Padahal ujian perguruan tinggi saja belum dibuka, namun gadis itu sudah semangat duluan dalam membeli perlengkapan yang akan dibutuhkan untuk menjadi mahasiswa baru.

Setelah membersihkan diri dan mengeringkan tubuh serta rambutku, aku membuka lemari geser kayuku, mengeluarkan kaos putih bertuliskan sebuah kata berwarna merah dan rok kotak-kotak selutut.

Sehabis berpakaian, aku duduk didepan meja rias, menyisir rambut panjangku, mempoles wajah ku dengan make-up tipis, terakhir mengambil sling bag-ku yang tergantung dibelakang pintu sebelum melangkah keluar kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sehabis berpakaian, aku duduk didepan meja rias, menyisir rambut panjangku, mempoles wajah ku dengan make-up tipis, terakhir mengambil sling bag-ku yang tergantung dibelakang pintu sebelum melangkah keluar kamar.

"Bu..aku pergi keluar ya," ujar ku begitu sampai di ruang tengah apartement kami.

"Kemana? Sama siapa?" ibu muncul dari dapur.

"Ke Hongdae bersama Yujin." Jawabku seraya menghampiri ibuku. Aku memberi kecupan singkat di pipi ibuku. "Aku tak akan pulang malam, janji." Ucapku kemudian.

Ibuku hanya memberikan tatapan kurang percaya terhadapku, aku hanya terkekeh melihatnya. "Sampai nanti, bu!" aku berseru seraya berjalan lurus menuju pintu utama apartement kami.

"Minju! Arloji, kau kenakan bukan?"

Aku mengangkat tangan sebelah kananku, menunjukan adanya arloji berwarna pink melingkar manis dipergelangan tangan kananku.

"Hati-hati, nak."

"Hm, aku pergi bu." Pamitku seraya bergegas pergi.

<><><>

Kring!

Bunyi lonceng yang menggantung diatas pintu sebuah café berbunyi begitu Yujin membuka pintunya. Aku berjalan mengekori gadis jangkung di depanku ini. Tanganku—bukan maksudku tangan Yujin sudah penuh dengan berbagai belanjaannya.

HeartbeatWhere stories live. Discover now