Prologue: Congratulations, glad you're doing great

Start from the beginning
                                    

Di antara awang-awang train of thought yang melintas cepat di kepalaku yang telah berkabut ini, aku menangkap sebuah melodi familiar tiba-tiba terputar dari arah panggung mini di depan sana.

I don't even know how I can talk to you now

It's not you, the you who talks to me anymore

I should've known that sometimes it gets hard

But even with all my love, what we have you just gave it up...

Bangsat. Apa-apaan nih?!

"Apa-apaan sih lagunya! Masa malem minggu lagunya kayak gini" ujarku geram sambil menggebrak meja dengan kedua tanganku. Di hadapanku, Theta tampak panik—sekaligus siaga, bersiap-siap menghadang apapun yang akan aku lakukan setelah ini.

Oh she better be. She better fucking be, because I am so ready to throw hands at whoever creates the setlist for tonight's live music. Fucking tasteless motherfucker.

"Pril... Pril, babe duduk dulu please yuk gue pesenin minuman lagi ya. Lo mau apa? Lychee martini? Your favorite margarita?"

Kali ini Dena. Menoleh ke arahnya dengan kepala yang mulai ringan (dan berputar, berputar) aku berujar tajam. "Lo tau apa yang gue mau? Fucking throw hands at those mothefucker on stage!"

"Pril, Pril, please. Please duduk dulu bentar ya. Mbak, mbak aku mau lychee martini ya..."

"..Bikin dua!"

"...Yaudah tiga ya mbak. Sama apalagi Den biar sekalian?"

Sayup-sayup aku mendengar suara kedua sahabatku itu berbicara saling bersahut pada waitress yang lewat. Aku menarik nafas panjang, menahan emosiku yang semakin naik seiring tangga nada lagu yang mendekati chorus.

Congratulations glad you're doing great

Congratulations how were you okay

How could you be so fine

Can see it in your eyes

The same look that you gave me that kills me inside

"Fuck..." aku berbisik menahan tangis sambil mengulurkan tangan untuk mengambil gelas minuman Dena. Tanpa meminta persetujuannya, aku pun menenggak isinya cepat.

"Pril, lo nggak pa-pa, 'kan?" ia bertanya, nadanya mulai khawatir.

"Nggak."

Nggak tau. Aku nggak tau aku harus merasa apa saat lagu dari that exact person yang meletakkanku dalam mental state yang seperti ini sekarang teralun kencang memenuhi ruangan bar. Kenapa, kenapa harus lagu ini, kenapa harus Enam Hari, kenapa harus ada Jeff, Kenapa aku harus putus dengannya...

Kenapa, Semesta, Kenapa?

I saw it on your face, yeah

I know you too damn well yeah

I heard you laugh and knew that you did more than move on

"Oh man... here comes the waterworks..."

I hate that you're happy

I hate that I can't sleep

Keep thinking about how he now seems better off too

"April, mau pulang? Apa mau nangis di sini dulu? Yaudah okay... Iya gapapa nangis aja dulu iya. It's okay. It's gonna be okay..."

...Just like I was with you...

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

A/N:

Okay so here's the rework i promised. As you all might now, i decided to unpublish the original Baby Came Home because its possible triggering material if i went on with the plot. So, I did some reconstruction and come up with this new idea.

Semoga yang kali ini bisa lanjut sampai selesai ya. Amiin. Thank you and enjoy!

With love,
F.

HollowWhere stories live. Discover now