Semilir angin yang menerbangkan helaian rambut seorang gadis yang diikat tak beraturan itu tak membuat sang empunya menggerakkan tangan sekadar memindahkan anak rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Bahkan daun-daun kering mulai berjatuhan dari pohonnya tepat di atas flatshoes maroon yang ia kenakan.
Taman ini mungkin sudah sedikit sepi daripada dua jam yang lalu. Cuaca yang mendung di tambah dengan hembusan angin yang sedikit kencang mungkin menjadi penyebab para pengunjung taman ini lebih memilih pergi dari tempat ini.
Pandangan gadis itu tak lepas dari ponsel yang sedang di pegangnya. Layar benda itu terus saja berkelap-kelip yang menunjukkan notifikasi pada hari ini tepatnya tanggal 10, tanggal jadiannya dengan seseorang. Ia berharap penantiannya akan terbayar lunas hari ini dan tidak akan ada lagi penantian-penantian melelahkan selanjutnya.
Flashback On
Seorang gadis juita tengah menundukkan kepalanya, menatap kakinya yang ia hentak-hentakkan pada tanah. Bukannya pengecut, ia hanya tidak mau menciptakan suatu perpisahan yang terkesan manis yang akan ia kenang di dalam otaknya. Perpisahan selalu menyakitkan bukan?
"Hei, kenapa nunduk gitu kepalanya?"
Gadis itu mengangkat kepalanya, namun ia berusaha untuk tidak membuat kontak mata dengan cowok yang ada di depannya ini. "Kalau mau pergi ya udah pergi aja Ken, nggak usah ngajakkin jalan."
Kenzo Julian hanya menaikkan alis tebalnya. "Kamu marah? Bukannya kita udah bahas masalah ini kemaren-kemaren Shee." Kenzo mencoba meraih bahu gadis cantik di depannya yang masih enggan menatap matanya, namun dengan cepat tangannya ditepis terlebih dahulu sebelum menyentuh bahu itu.
"Sheena, suatu saat nanti pasti aku kembali buat kamu, buat ngelanjutin hubungan kita. Aku benar-benar sayang sama kamu, aku pergi buat merjuangin cita-cita aku buat masa depan kita yang cerah nantinya."
Tak tahu kesalahannya dimana, tiba-tiba gadis manis itu terisak dengan bahu yang sedikit bergetar. Jujur saja, Kenzo sendiri tak tega melihat gadis yang ia cintai sampai meneteskan air mata hanya karena dirinya yang gagal dalam membuat gadis itu selalu tersenyum. "Aku tahu ini berat buat kita Shee, tapi aku nggak tahu harus gimana. Aku harus ikut orang tuaku juga mengejar cita-citaku."
Afsheena, gadis itu mendongakkan kepalanya mencoba menatap mata teduh yang ada di depannya. Dengan gerakan cepat gadis itu menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan tangannya. Sheena tak menyangka dengan cowok ini yang berstatus sebagai kekasihnya, bahkan untuk sekadar menghapus air matanya pun tidak.
"Kamu salah Ken, ini terlalu berat buat aku. Bukan buat kamu. Aku cuma takut kehilangan kamu, takut kehilangan kabar dari kamu Ken," ucap Sheena.
"Sudahlah, jika keputusan kamu udah bulat buat ninggalin aku, ikutlah dengan orang tuamu dan kejar cita-cita kamu itu. Tinggalin aku sendiri disini, Ken." lanjutnya sambil menundukkan kepalanya kembali.
Kenzo mendekat kearah Sheena dan merengkuh tubuh mungil itu dengan bahu yang masih bergetar. Merasakan betapa sedihnya gadis itu. Sheena pun tak menolak perlakuan Ken, tangannya bahkan melingkar di tubuh tegap Ken.
"Oke, aku pergi Shee. Tolong jaga perasaan kamu buat aku karena aku pun akan begitu tanpa kamu minta Shee. Aku janji, aku akan kabarin kamu tiap hari dan setiap tanggal jadian kita aku akan pulang kesini nemuin kamu. Aku sayang kamu Shee," ucap Kenzo sambil menghapus air mata di pipi mulus Sheena.
Tanpa aba-aba, cowok itu mendekatkan wajahnya pada wajah Sheena. Mencium sekilas pipi Sheena yang masih sedikit basah oleh air mata. Seakan mengerti dengan tatapan Kenzo, Sheena mulai memejamkan kedua matanya. Selanjutnya Ken mencium dua mata Sheena yang masih terpejam secara bergantian dan terakhir mencium bibir mungil gadis itu.
Sheena membuka matanya setelah Ken mengakhiri ciuman mereka. Tanpa sadar, mata itu kembali meneteskan air matanya.
"Jangan keluarin air mata kamu lagi Shee, air mata kamu terlalu berharga buat cowok kaya aku. Jaga diri baik-baik yah?"
Kenzo meraih kedua tangan Sheena dan menggenggamnya erat seakan ia pun enggan meninggalkan gadis yang sangat ia cintai ini. Tak sampai satu menit, genggaman tangan Kenzo pun terlepas.
Kenzo berbalik dan mulai berjalan meninggalkan Sheena sendirian dengan air mata yang tak mau berhenti keluar. Cowok dengan kemeja kotak-kotak itu kembali menatap kearah Sheena dengan senyuman khas miliknya. "I love you Afsheena."
Flashback Off
Senyuman getir tercetak jelas diwajah manis Afsheena Viandari kala mengingat pertemuan terkhirnya dengan Kenzo Julian, kekasihnya. Sudah terhitung tiga kali ia datang ke tempat ini sejak perpisahan itu, namun sudah tiga kali juga cowok bernetra abu-abu terang itu tidak pernah menepati janji untuk menemuinya. Mungkin ia lupa bahwa ia mempunyai kekasih disini. Lupa dengan janji yang ia buat sendiri.
Ini tidak akan terasa begitu menyakitkan kalau saja Kenzo tidak membuat janji yang terlampau manis di tengah-tengah jarak yang membentang di hubungannya yang akhirnya membuat Sheena terlalu berharap bahwa akan ada kesempatan untuknya bertemu kembali dengan Ken.
Sheena mendongakkan kepalanya menatap langit yang begitu mendung saat ini. Titik air pun mulai berjatuhan membasahi bumi. "Kamu bohong Ken. Harusnya aku nggak perlu berharap lebih akan kelanjutan hubungan kita. Karena selepas kamu pergi dariku, cerita kita nggak akan seindah waktu kamu masih disini sama aku, Ken."
Gadis juita itu melepaskan ikatan rambutnya dan membiarkannya tergerai. Sama halnya dengan perasaannya pada Kenzo, ia tidak akan lagi mengikat perasaannya pada cowok itu. Biarkan saja terlepas. Biarkan ia mencoba menikmati alur cerita yang baru yang akan membawanya walaupun entah kemana itu arahnya.
Sheena mulai berjalan keluar taman seiring dengan turunnya hujan yang membasahi tubuhnya. Penantian hari ini hasilnya sama dengan penantiaan-penantiannya kemarin. Nihil. Ia selalu pulang dengan harapan yang hampa.
YOU ARE READING
OUR?
RomanceAfsheena Viandari, seorang gadis cantik yang terperangkap oleh masa lalunya. Masa lalu yang terus mengikutinya sampai masa depan. Akankah Sheena memilih untuk terus bersama masa lalunya atau justru melangkah bersama masa depannya?
