22. Please...

294 39 9
                                    

Author's POV

Setelah kejadian pada pentas seni tadi, sekolah sudah dibubarkan. Saat ini Seungwoo sedang berada di ruang konseling. Seharusnya ini bukan menjadi tugasnya, tapi kepala sekolah atau paling tidak wakil kepala sekolah. Tapi mereka sedang tidak di tempat karena ada pertemuan dadakan dengan yayasan.

Ia duduk berhadapan dengan seorang siswi dan hanya berdua saja di ruang konseling.

"Apakah kau tidak akan mengakui perbuatanmu?", tanya Seungwoo pada siswi di hadapannya itu.

"Tidak! Aku tidak bersalah. Itu salahnya karena dekat pada Eunsang! Pria jalang itu sudah merebut Eunsang dariku!", jawab siswi di hadapan Seungwoo itu. Seungwoo hanya menghela napas.

"Perbuatanmu kali ini sudah kelewat batas Kim Hasun. Aku sudah memanggil orangtuamu.", ujar Seungwoo.

Tak lama setelah itu, kedua orangtua Hasun datang dan masuk ke ruang konseling.

"Han-seonsaengnim, tak bisakah anak kami dimaafkan kali ini? Dia tidak tahu yang dia lakukan ini salah.", pinta ibu Hasun begitu duduk di sebelah Hasun.

"Eomonim, tahun lalu anak anda juga merusak properti penting klub teater, itu karena obsesinya terhadap salah seorang siswa kami. Kami memaafkannya karena tidak ada korban jiwa dan tidak ada perilaku yang mengancam siswa-siswi lainnya. Tapi kali ini berbeda. Kali ini, tindakan putri anda sudah tidak bisa dimaafkan. Ini merupakan tindakan kriminal. Kami sudah menghubungi pihak berwajib dan kemungkinan besar anak anda harus dimasukkan ke dalam penjara anak.", Seungwoo tegas terhadap pernyataan yang baru saja dikeluarkannya.

"Seonsaengnim, tolong maafkanlah putri kami sekali lagi. Tolong jangan biarkan putri kami dipenjara. Bagaimana masa depannya nanti?", kali ini ayah Hasun yang berbicara.

"Maafkan saya jika lancang. Tapi bukan saya yang merusak masa depan anak kalian. Dia sendirilah yang merusaknya. Mungkin, kalian terlalu memanjakannya sehingga ia menjadi seperti ini.", ujar Seungwoo lagi.

Tepat setelah itu, ada yang mengetuk pintu ruang konseling. Pihak berwajib masuk dan segera memborgol Kim Hasun, lalu membawanya keluar. Kedua orangtuanya menangis sejadi-jadinya, memohon agar anak mereka dilepaskan.

Kim Hasun dibawa melewati gerbang sekolah mereka dan dimasukkan ke dalam mobil polisi. Tampak jelas tatapan menusuknya penuh kebencian, tetapi ia tidak memberontak sama sekali.

Awak media masih ramai disana, berusaha mendapatkan informasi lebih lanjut, apalagi setelah mereka tahu bahwa siswa yang menjadi korbannya adalah putra Hwang Chiyeul dan Cha Jungwon. Ini merupakan berita besar.

"Appa... Jadi Kim Hasun benar-benar dikeluarkan?", tanya Dongpyo yang saat ini berdiri di sebelah Seungwoo. Disana ada Hangyul, Yohan, Minhee dan Hyeongjun juga berdiri depan pintu gedung utama sekolah mereka dan menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Kim Hasun akhirnya ditahan oleh pihak berwajib dan dibawa ke kantor polisi.

"Eo. Memang sudah seharusnya seperti itu.", ujar Seungwoo pelan.

"Seandainya aku berjaga di atas panggung tadi, hal ini tidak akan terjadi.", kata Hangyul merasa bersalah.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Memang Kim Hasun sudah gila.", ujar Hyeop yang tiba-tiba muncul dari dalam gedung utama. Ada beberapa berkas yang harus diurusnya tadi terkait kasus Kim Hasun ini, sehingga sedikit lama ia tinggal di ruang guru.

"Eo... Hangyul-ie hyung, kau tidak salah.", Hyeongjun menggapai tangan Hangyul lalu menggenggamnya erat dan tersenyum pada Hangyul. Hangyul balas tersenyum tipis pada Hyeongjun.

"Hangyul-ah... jangan menyalahkan dirimu sendiri. Kita sudah berusaha untuk mencegahnya.", ujar Yohan juga menyemangati temannya itu.

"Aku akan ke rumah sakit. Kalian mau ikut?", tanya Seungwoo pada mereka.

[✔] Beautiful Encounter [Lee Eunsang x Cha Junho] | Junsang AUDove le storie prendono vita. Scoprilo ora