Seungwoo tersenyum lega. Hari masih bekerja di dunia entertain. Haruskah ia mencari lebih dalam lagi?

"Jangan cari dia dulu kalau dia tidak mau ditemukan. Percayalah,"

Seungwoo hanya terdiam sambil tersenyum ke arah ayahnya. Ice americano mereka sudah tiba. Seungwoo langsung meneguknya.

"By the way, siapa Lee Diana? Cantik lho,"

Seungwoo terbatuk. "Ah sudahlah,"

"Serius, waktu namanya trending karena ngefans sama kamu, ayah langsung setuju kalau kau bawa ke rumah sekarang juga,"

"Aboeji, dia sudah menolakku,"

"Hah? Kok langsung ditolak? Orang setampan ini langsung ditolak?"

"Orang setampan ini yang suka mengupil memang bukan tipenya mungkin," ujarnya santai.

"Geez, dia tidak tahu saja muka seperti ini bikin histeris anak gadis disini,"

Suara ketukan mengagetkan keduanya. Asistennya masuk kembali bersama seorang pria di belakangnya.

Seungwoo tersenyum sumringah. "Ahjussi, apa kabar?"

***

Hanya butuh waktu satu minggu, satu agensi sudah mengetahui kabar Hari dan Seungyoun mulai berkencan. Siapa lagi kalau bukan lelaki itu yang menyebarkan.

Agensi tiba-tiba menjadi event cupsleeve dadakan

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Agensi tiba-tiba menjadi event cupsleeve dadakan. Semua karyawan dan artis ditraktir es kopi oleh Seungyoun.

Hari mendadak disalami banyak orang sejak masuk ke gedung agensinya. Ia tak tahu harus mengucap apa. Ia mendatangi Seungyoun yang terus tersenyum sumringah sambil memfoto cupcake di mejanya.

"Pacarku! Sudah ambil es kopimu?"

Hari hanya melengos, menyeruput es kopi yang sudah ia beli sebelum datang ke agensi.

"Pacar kok sudah beli kopi sih?"

"Jelaskan ini acara apa, Cho Seungyoun?"

Ia hanya tersenyum sumringah lalu menyeruput kopi yang dipegang Hari. Hari mendelik kesal.

"Harus banget semua orang tahu?"

"Iya!"

"Kayak bocah tahu tidak?"

"Aku gapapa kembali jadi bocah asalkan waktu bersamamu juga jadi bertambah,"

Hari memeragakan mulutnya seperti hendak muntah. "Gombal!"

Seungyoun perlahan mengacak-acak rambut Hari dengan gemas. Perlahan ia menaruh kedua tangannya di bahu Hari, menatapnya dengan lembut.

"Kamu mau berakting lagi gak?"

Mata Hari membulat. "Kenapa?"

Seungyoun menggigit bibirnya. "Agensi kita di Korea nawarin. Mereka tahu potensimu. Mereka tahu kamu pernah jadi artis cilik. Tapi tetap stage name kamu Lee Diana. Kalau kamu mau, kamu akan diaudisi. Aku sudah melihat script-nya, mereka ambil setting di beberapa tempat di New York dan Seoul. Kalau kamu mau, aku suruh Reina resechedule beberapa appointment untuk minggu depan--"

"Tapi aku harus kembali ke Seoul? Kamu tahu kan aku nggak suka?"

Seungyoun menghela napasnya, perlahan memainkan beberapa helai rambut Hari. "Memangnya nggak pingin pulang? Nengok ibumu?"

Hari memutar bola matanya. Seungyoun masih menatapnya dengan intens. Membuat Hari langsung merasa lemah dan tak punya pilihan.

"Aku benci ya ditatap seperti ini. Bikin nggak bisa nolak,"

Seungyoun tersenyum. "Aku akan temani kamu di Seoul. Agar setiap jengkal kota itu hanya ada memori tentang aku,"

Hari memutar bola matanya lagi, "Aku lihat dulu script-nya,"

Seungyoun tersenyum sumringah lalu memeluk Hari erat. Salah satu misinya akan tercapai.

***

Anxiety kills me. Berita X1 ini bener-bener bikin aku sedikit kelimpungan karena anxietyku kumat.

Mohon doanya untuk X1 yaa 😭

Dilema Diana (Han Seungwoo AU)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora