"Kau tidak bisa membuat puteraku membuang nyawanya seperti itu, Luc!" Sembur Eliza lagi sebelum Lucifer sempat mengatakan apapun pada Lily. Eliza bahkan sudah bersiap untuk menyerang Lucifer kembali.

Axel menatap ibunya sejenak hanya untuk menggeleng pelan. "Aku akan melakukan apapun untuk membuat Rue kembali hidup, Mom." Ujar Axel saat mengangkat tubuh Rue dalam pelukannya ketika dia berdiri, "Aku akan mengorbankan sebanyak apapun untuk membuatnya kembali hidup, Ma." Tambahnya kemudian dan berjalan menuju sofa terdekat sebelum membaringkan tubuh kaku Rue disana.

Axel membiarkan setetes airmata kembali mengalir dan jatuh di wajah pucat Rue sebelum menghapusnya dan mengecup dahi Rue penuh kasih. "Aku akan membawamu kembali kesini, Cintaku." Bisik Axel sebelum berdiri tegak dan berputar menatap Lucifer. "Lakukan apapun yang harus kau lakukan agar aku bisa membawa Rue kembali kesini, Grandpa." Ucap Axel tenang tanpa setitikpun keraguan dalam suaranya.

"Tidak!" Teriak Eliza lagi dan sudah siap menerjang Lucifer yang mendekati Axel kalau tubuhnya tidak dipeluk erat oleh Luhan.

Setiap makhluk dalam ruangan itu bahkan sudah merasakan tekanan kekuatan Eliza yang sangat jarang digunakannya. Meski pada dasarnya kekuatan Eliza berefek menenangkan dengan menyerap segala kesedihan, tapi saat dia ingin, semua kesedihan yang diterimanya bisa dibentuknya menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mampu membunuh malaikat.

"Kau tidak akan bisa melukaiku, Elizabeth... Jangan buang-buang kekuatanmu." Bisik Lucifer yang sengaja melepaskan sepercik kekuatannya ke udara hingga membuat semua makhluk di dalam ruangan itu tersentak kaget seolah ada lecutan listrik yang mengalir di udara.

"Jangan, Sayang." Bisik Luhan lembut, "Aku pernah hampir kehilanganmu dulu. Saat itu aku bersumpah akan melakukan segalanya selama aku bisa membuatmu kembali ke sisiku. Dan saat ini Axel merasakan apa yang dulu pernah kurasakan. Dia sudah pernah merelakan kepergian seseorang yang berarti untuknya tanpa melakukan apapun. Kali ini dia ingin berjuang untuk mendapatkan kembali kebahagiaannya. Dia sudah merasakan kehilangan dan kepedihan itu. Dia sudah mengambil keputusannya, Eliza, biarkan dia melakukan apa yang dia butuhkan."

"Tapi dia bisa terluka, Luhan... Dia bisa meninggal! Dia putraku!" Pekik Eliza lagi.

"Aku tahu. Aku tahu itu. Tapi membuatnya menyerah untuk menyelamatkan wanita itu juga tidak ada gunanya. Axel tidak akan pernah sama seperti Axel kita dulu. Lagipula aku percaya kalau dia mungkin bisa membuat keajaiban. Axel itu putera kita. Dia tahu bagaimana memperjuangan orang yang dia cintai." Ucap Luhan lagi dengan kebanggaan dalam suaranya meski kesedihan juga tergambar jelas dalam setiap kata yang dia ucapkan.

Lucifer tidak perlu melihatnya untuk tahu kesedihan yang memenuhi hati kedua orangtua Axel. Dia juga dulu selalu merasa cemas dan ketakutan saat kekuatan putrinya masih tersegel. Segala hal remeh di dunia bisa membunuh Lily saat itu. Bahkan dulu Lily bisa saja mati bila terjatuh di tangga. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang bisa memahami betapa besar pengendalian dirinya dulu untuk tidak membantu setiap kali Lily membutuhkan pertolongan. Lucifer sangat memahami ketakutan yang mereka rasakan kali ini. Tapi sama seperti yang Luhan katakan, Axel sudah memilih. Pemuda itu harus berani berkorban untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Alih-alih menghampiri Axel, Lucifer malah menghampiri tubuh Rue yang terbaring di sofa dan mengulurkan tangannya ke atas tubuh kaku itu. Seberkas cahaya keluar dari telapak tangan Lucifer dan menyelimuti seluruh tubuh Rue selama beberapa saat sebelum meledak menjadi jutaan butiran kecil.

"Pikirkan lagi keputusanmu malam ini, engonos. Belial tidak akan keluar dari curia nya sampai 7 hari lagi. Pembusukan tubuh wanita ini sesuai usianya juga sudah kuhentikan. Aku akan kembali lagi sebelum 7 hari. Dan kalau saat itu kau tidak berubah pikiran, aku akan membunuhmu."

Son of The DarknessWhere stories live. Discover now