Aku, Kau, dan Dia

25 3 1
                                    

Aku memiliki seorang teman laki-laki, dia satu kelas denganku. Sebenarnya, aku masih bingung. Banyak temanku bilang, bahwa dia menyukaiku. Entah itu memang benar dan tak aku sadari, atau itu hanya sebuah lelucon teman-temanku saja.

Dan akhirnya, kami dekat.

Dulu, aku tidak pernah sedekat ini dengannya. Namun entah mengapa, sekarang aku merasa begitu sangat dekat dengannya. Apakah penyebab dari semua ini? Apakah memang dia benar menyukaiku, atau hanya pengaruh lelucon teman-temanku saja? Tapi, aku tetap berprasangka baik. Seberapa dekatnya kita berdua, mungkin ini hanya sebatas teman. Beberapa hari kemudian, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa kami pacaran. What? Apakah aku sedekat itu sampai banyak orang mengambil keputusan tanpa tahu apa-apa? Apakah aku sudah terbiasa hingga aku menganggap bahwa semua ini tidak ada apa-apa?

Dari terbiasa, hingga aku Nyaman.

Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Semua benar-benar sudah berbeda. Dan sekarang, aku baru menyadarinya. Dia sangat dekat denganku, tidak sekedar alasan hanya lelucon dari teman-teman. Aku merasakannya. Ya, aku merasakan rasa tulus dari dalam hatinya. Semua perlakuannya padaku, aku lihat tidak pernah ia lakukan kepada yang lain. Apa ini artinya? Tanpa aku sadari, aku merasa nyaman dengannya. Aku merasa ada seseorang yang mencoba melindungiku dengan cara perhatian-perhatian yang dia berikan. Apa ini? Ada apa denganku? Mengapa aku masih belum bisa mengerti dengan semua ini?

Bertambah banyak orang yang membicarakan kami.

Aku tidak percaya bahwa akan banyak sekali orang disekitarku yang mengira dan berkeputusan bahwa aku dan dia memiliki hubungan lebih dari sebatas teman. Jujur, dengan adanya ini aku merasa kurang nyaman. Sampai-sampai, ada orang yang menginterogasi ku. Aku tekankan bahwa aku tidak memiliki ikatan lebih, tapi tetap saja banyak orang mengira kita berpacaran. Meski begitu, tidak semuanya berfikir negatif. Ada yang mengira aku memiliki hubungan lebih dan dia sangat arogan, ada juga yang mengira lebih tetapi mendukung.

Salah satunya, teman dekatku.

Aku dan Dia. Kali ini, 'Dia' disini bukan laki-laki yang kuceritakan sebelumnya. Tapi seorang teman perempuan dekatku, yang kupikir dia mengira ku memiliki hubungan lebih dan dia mendukung. Tapi, mengapa akhir-akhir ini aku merasakan ada sesuatu yang janggal? Percaya atau tidak, dia cukup sering memiliki komunikasi lewat chat dengan laki-laki yang kuceritakan. Bahkan, laki-laki tersebut lebih sering bercerita padanya ketimbang aku. Tapi, aku tidak terlalu memikirkan hal itu karena aku juga hanya sebatas teman. Hal yang membuat aku terkejut, ketika aku meminta untuk mengetahui isi chatingan mereka tapi dia tidak mengizinkan. Why? Jika memang tidak ada apa-apa, mengapa harus dirahasiakan? Dan mengapa dia berkata, alasan dia tidak memberitahu ku adalah, 'aku takut kamu marah'. What? Memang ada apa sehingga itu bisa membuat ku marah?

Tersakiti olehnya.

Sejujurnya, banyak sekali hal yang aku alami dan itu sakit. Tetapi, aku tidak bisa menulisnya satu-persatu. Jika boleh kukatakan, aku tak mampu untuk menceritakan ini. Selain sangat banyak hingga tanganku tak mampu menulisnya, ini sangat membuatku sakit hati. Aku akan menceritakannya beberapa.
Apa kalian tahu rasanya melihat orang yang sudah kita harapkan ternyata mengecewakan kita dan dia terlihat lebih bahagia dengan yang lain? Sakit bukan? Itu yang ku alami akhir-akhir ini. Akan kuceritakan kejadian ini. Dia, pernah menunjukan 1 buah bunga mawar. Seolah-olah dia ingin memberikannya kepadaku. Namun aku tidak bisa, selain karena takut diolok-olok oleh teman, kebetulan saat itu aku sedang berada di ruang guru. Setelah itu ia pergi entah kemana. Lalu, beberapa menit kemudian teman perempuan dekatku mendatangi ku. Ditangannya, dia membawa satu buah bunga mawar persis seperti yang tadi laki-laki yang kuceritakan bawa. Seketika hatiku seperti merintih nangis. Aku berpikir seperti ini, "Apakah dia memberikan bunga ini kepadanya? Mana mungkin bisa? Aku tidak percaya ini!".
Di hari yang sama disaat akan pulang sekolah, teman perempuan ku ini tak sengaja lupa membawa bukunya. Lalu, teman laki-laki ku itu membantu membawa bukunya dan memberikan kepadanya.
Hal sepele memang, tapi entah mengapa aku merasakan sakit yang begitu dalam. Dan ini bukan seberapa, masih banyak perlakuan mereka berdua yang membuat aku merasakan kekecewaan yang amat dalam.

Aku tetap bersyukur.

Aku bersyukur karena, aku masih memiliki keluarga yang sangat mendukung ku dan selalu mendoakan ku. Aku juga bersyukur karena ada saja teman-temanku yang menguatkan aku dan memberi dukungan. Dari semua ini, aku sadar. Terkadang, kekecewaan kita sendiri yang buat. Jadi jangan pikir bahwa kekecewaan yang kita alami mutlak salah orang lain. Dan terkadang, kita membutuhkan waktu sendiri untuk merenung, 'Apakah yang terjadi denganku? Apakah aku sudah bersyukur hari ini? Apakah aku sudah menciptakan senyuman untuk orang disekitar ku hari ini?'.
Dan ingatlah, jangan memikirkan hal yang tidak penting. Apalagi sampai memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan kita. Hanya buang-buang waktu saja. Gunakan waktumu sebaik mungkin. Ciptakan kebahagiaan walau itu sederhana.

Untuk orang yang pernah mengalami kisah ku ini,

Kalian kuat. Kalian hebat. Kalian sabar. Jangan pernah ada rasa dendam, meskipun kadang kita menyebutnya sebagai 'Orang Ketiga'. Ingat, apapun yang terjadi itulah yang terbaik. Cukup berdoa.
Hai perempuan kuat.. Janganlah egois.
Berdoa tidak hanya untuk diri sendiri saja. Sebaiknya, kita do'a kan laki-laki yang kita harapkan namun memberi kekecewaan. Dan mendoakan perempuan yang kita anggap teman dekat dan mendukung, tapi akhirnya menikung. Manusia tidak ada yang sempurna. Tetaplah berfikir positif. Tetaplah tersenyum. Tetaplah melangkah ke jalan yang lebih BAIK.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ini Tentang Aku, Kau, Dan Dia :) Where stories live. Discover now