Dengan Caranya-Joting

2.7K 176 9
                                    

Anthony duduk di sisi ranjang. Ia habis mandi, terlihat rambut nya yang basah dan acak-acakan.

Andai saja ia bukan di Bali sekarang, andai saja ia sedang di asrama, sudah pasti ia akan pergi ke kamar Fajar dan Rian ikut nyempil di ranjang mereka walaupun ia hanya akan diam dan membenamkan wajahnya di bantal.

Anthony bingung. Mau pergi ke kamar Ihsan atau Chiko, tapi nggak ada orang. Iya yang lain lagi pada pergi keluar, jalan-jalan katanya, roomatenya juga ikut, jadilah Anthony sendirian.

Anthony emang tipe orang pendiem. Dia nggak mau cerita banyak ke orang, mungkin tipe-tipe orang yang terlalu flat dan nggak mau ngerepotin orang lain. Kalo lagi ada masalahpun dia nggak akan keliatan punya masalah, bisa kondisiin muka pokoknya.

Makanya tadi Jonathan ikut temen-temenya pergi keluar dan ninggalin Anthony sendiri di hotel karna nggak tau Anthony sedang marah. Anthony juga bingung, udah lama banget dia barengan sama Jonathan tapi anak itu nggak ngeh-ngeh sama gelagat Anthony. Tapi emang dasarnya Anthony yang pendiem dan nggak bisa dibaca.

Anthony membuka ponselnya lagi setelah ia sempat melempar asal benda persegi itu. Ia mengetikkan nickname Jonathan di kolom pencarian, melihat lagi snapgram yang tadi sore membuatnya kesal setengah mati.

Masih ada, batin Anthony.

Anthony mendengus kesal, untuk kedua kalinya ia melempar asal ponselnya.

Perut Anthony tiba-tiba lapar. Ia ingin makan tapi terlalu malas untuk keluar kamar. Kemudian ia membuka paperbag berisi camilan dan juga roti. Ah ini paperbag Jonathan.

***

Jam menunjukkan pukul 22.07, tepat saat Jonathan kembali ke kamarnya.

Kamar hotel itu sudah gelap, seperti penghuninya sudah tidur.

"Nyk." Panggil Jonathan pada Anthony.

Orang yang dikira Jonathan sudah tidur membelakanginya malah berbalik dan membuka matanya.

"Onyk, gue kira udah tidur."  Jonathan duduk di tepi ranjang.

"Belom, ga bisa tidur."

"Kenapa? Lo nggak enak badan? Sakit?" Jonathan terlihat panik, lalu mendekatkan dirinyadan memeluk tubuh yang tengah berbaring di tempat tidur itu.

"Engga Jo. Lepas ih." Anthony memukul pelan lengan Jonathan.

"Kenapa ga bisa tidur deh? Biasanya aja kebo." Jonathan masih menatap Anthony khawatir.

"Insom....mungkin." jawab Anthony yang terdengar kurang meyakinkan.

"Ya udah, sini aku peluk biar bisa tidur." Jonathan meringsuk ke sisi ranjang dan memeluk tubuh Anthony, membawa pemuda kecill itu tenggelam di dadanya.

"Jo, cuci muka sama sikat gigi dulu." Anthony melepaskan pelukan Jonathan.

Jonathan dengan malas beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Bunyi kran yang berhenti mengakhiri kegiatan Jonathan di kamar mandi.

Jonathan menggati celana pendeknya dengan celana kolor untuk tidur.

"Udah yuk tidur."

Anthony menenggelamkan lagi wajahnya di dada bidang Jonathan. Bau tubuh Jonathan membuatnya nyaman.

"Eh bentar, ini apaan ngeganjel?" Jonathan mngambil benda yang sedikit tertindih tubuhnya.

"Loh, ini hape lo. Kok di taro kasur, tumben amat."

Iya Jonathan hapal, Anthony tidak akan meletakan ponselnya di kasur ataupun sembarang, Anthony pasti akan meletakkan ponselnya baik-baik di meja nakas samping tempat tidur.

Our WorldWhere stories live. Discover now