Chapter 2 Busy Morning

807 122 6
                                    

H+1 KBS Gayo 29 Desember 2018

Seungwan mengurut keningnya yang terasa berat. Matanya masih memandangi ponselnya yang terus berdering menandakan notifikasi dari akun Instagram official milik Red Velvet. Matahari sudah terbit sejak setengah jam yang lalu dan Seungwan baru terbangun dari tidur pendeknya. Paginya sudah terusik oleh komentar-komentar yang tiba-tiba membanjiri akun Instagram milik grubnya. Komentar pada foto teasernya yang diupload pada 26 November lalu. Padahal sekarang adalah tanggal 29 Desember. Seungwan semalam baru saja merayakan acara akhir tahun besar, KBS Gayo.

Seungwan menghembuskan nafasnya. Ia sempat membaca empat-lima buah komentar untuknya. Semuanya berisi hal-hal yang tidak baik untuk dibaca: mereka mengumpat dan menghujatnya. Seungwan sekilas membaca nama Yoongi, Min Suga dan BTS di dalamnya. Dan Seungwan tahu persis apa yang sedang terjadi di luar sana.

Merobohkan kembali tubuhnya ke Kasur, Seungwan mengamati ponselnya yang terus berkedip. Tanpa berniat untuk membuka, apalagi membacanya, ia menaruh ponselnya di Kasur, dan melihat langit-langit kamarnya.

Kenapa semuanya begitu sulit.

“Unni….” Sapa Yerim dari luar kamar Seungwan. Sosoknya kemudian muncul di ambang pintu: Yerim masih menggunakan piyama tidurnya. Mungkin baru berencana akan tidur setelah menghabiskan waktu singkatnya untuk diam-diam berkencan.

Seungwan tersenyum kecil. Yerim menghampiri Seungwan dengan sedih. Ia duduk di Kasur Seungwan kemudian memeluk Seungwan.

“Unni tidak membaca komentar-komentar mereka ‘kan?” tanya Yerim.

Seungwan tersenyum lagi. Kemudian ia menggeleng.

“Matikan saja notifikasinya.” Kata Yerim melihat ponsel Seungwan yang berkedip.
Seungwan mengangguk mengerti. Yerim adalah yang paling muda diantara mereka berlima, tapi dia adalah orang yang paling banyak menerima komentar kebencian. Jadi Yerim tahu pasti seperti apa perasaan Seungwan saat ini. Seungwan sangat bersyukur Yerim yang baru berusia dua puluh tahun itu bisa mengatasi semua komentar-komentar itu.

“Unnie ayo kita jalan-jalan nanti.” Kata Yerim mengajak.

Seungwan tersenyum kecil. Yerim biasanya sangat ceria dan berisik, serta jangan lupakan candaannya yang kekanak-kanakan. Tapi Seungwan tahu, Yerim bisa menjadi dewasa kapanpun ia mau. Seungwan sangat berterimakasih atas usaha Yerim untuk menghiburnya, tetapi Seungwan ingat ia punya janji dengan Yoongi siang nanti.

“Aku ada janji dengan Yoongi nanti siang, Yerm.” Kata Seungwan sambil mengelus kepala Yerim.

Yerim membulatkan kedua matanya. “Apakah Yoongi-oppa belum memberitahumu?”

“Ada apa?”

“Eung…. Mereka akan melakukan perekaman untuk season greeting mereka.” Kata Yerim agak menyesal. Yerim tahu persis mengapa Seungwan sampai tidak tahu. Bisa jadi Yoongi belum bisa memegang ponselnya sehingga ia tidak bisa menghubungi Seungwan. “Jungkook-oppa memberitahuku tadi pagi. Yoongi-oppa berangkat lebih dulu.”

Seungwan menelan kekecewaannya. Dia kemudian tersenyum lagi, “Bagus. Kalau begitu aku bisa jalan-jalan denganmu.”
.
Setelah memaksa Yerim untuk tidur, Seungwan yang kantuknya sudah hilang, beranjak menuju dapur. Ponselnya selalu ia bawa. Menunggu apapun pesan dari Yoongi dan berusaha mengabaikan notifikasi Instagram yang masuk ke ponselnya. Ia melihat Joohyun yang juga baru berjalan ke dapur sambil memandangi ponselnya, piyama kebesaran masih melekat di tubuhnya dan rambutnya berantakan.

“Seungwan-ah.” Panggil Joohyun.
Seungwan mendongak dari tekonya, ia tersenyum kecil. Joohyun balik tersenyum kecil. Agak sedih. Sepertinya semua temannya sudah tahu apa yang terjadi padanya. Seungwan tak heran merasakan kesuraman di pagi yang cerah di dorm mereka. Yerim tak seperti biasanya yang membangunkannya dengan berisik, Joohyun tak seperti biasanya yang selalu mengocehkan mengenai sarapan pagi dan kerapian dorm.

Seungwan duduk di kursi di dekat pantry. Joohyun mendekatinya dan duduk di sampingnya. Ia langsung menggenggam tangan Seungwan.

“Semuanya akan baik-baik saja.”
Seungwan menghela nafas beratnya, kemudian mengangguk.

“Ini tidak sebesar ketika bulan Oktober lalu.” Kata Joohyun.

Seungwan mengerjapkan matanya. Walaupun ia sudah membaca empat lima komentar itu, Seungwan tidak benar-benar yakin apa tepatnya yang terjadi di luar sana. Ia tidak mau tahu. Ia tidak punya keberanian lebih untuk mencari tahu. Ia tahu, pada akhirnya ia akan terluka.

“Unni….” Panggil Seungwan.

“Hmm?”

“Aku tidak tahu apa tepatnya yang tejadi padaku dan Yoongi.”

Joohyun mengerutkan dahinya, dengan berat ia berkata, “Acara Gayo semalam.”
“KBS Gayo?” Seungwan menggigit bawah bibirnya. Ia tidak ingat baik dia maupun Yoongi bertingkan obvious ketika diatas panggung. Mereka bereaksi seperti orang asing. Tidak mengenal satu sama lain. Seungwan tahu mereka berhasil. Mereka berhasil tidak peduli satu sama lain selama acara semalam. Tapi kenapa….

“Aku yakin, aku dan Yoongi tidak melakukan sesuatu yang aneh tadi malam.” Kata Seungwan.

“Memang. Kalian berdua berakting sangat baik.” Joohyun mengangguk lemah. “Tapi itu membuat mereka semakin curiga, Seungwan-ah.”

Seungwan memandang Joohyun tak mengerti.

“Kau ingat acara SBS tanggal 25 kemarin?” tanya Joohyun berusaha menjelaskan.

“Saat rumor datingku muncul lagi?? Saat Yoongi—“

“Saat mata Yoongi mengikutimu seperti pemangsa. Iya. Seungwan. Iya.” Joohyun mengangguk. “Dengan adanya momen seperti itu, orang-orang menganggap kalian berkencan. Kemudian pikirkanlah apa yang akan mereka pikirkan ketika setelah itu kalian berdua tiba-tiba bertingkah seperti orang asing, padahal sebelumnya kalian berdua saling menatap satu sama lain tak ada henti-hentinya?”

Seungwan mengeluh keras. Ia mengantukkan kepalanya ke meja. Bodohnya mereka berdua.
Seharusnya mereka bermain halus. Menjauh dengan perlahan. Bukannya tiba-tiba menjadi orang asing seperti semalam. Orang-orang akan semakin mencurigai hubungan mereka berdua.

Kepala Seungwan sekarang seperti dipukul sesuatu. Bebannya bertambah. Seakan kejadian SBS Gayo kemarin belum cukup, sekarang ia harus menerima hujatan lagi karena tingkahnya semalam. Seungwan merutuki kebodohannya.
Seungwan terkadang masih berpikir apakah langkah yang ia ambil sudah benar. Apakah mempertaruhkan semuanya demi Yoongi adalah langkah yang tepat. Apakah Seungwan bisa hidup tanpa yoongi ataukah ia bisa hidup tanpa menyanyi. Yoongi atau menyanyi adalah pilihan yang sulit. Keduanya adalah nafas kehidupannya.

Kalau ada orang yang bertanya padanya, apakah berkencan dengan Yoongi seberbahaya itu? Seungwan tidak akan ragu untuk menganggukkan kepalanya. Seungwan sudah merasakan imbas dari berkencan dengan Yoongi. Bahkan sebelum hubungannya terungkap ke publik. Seungwan tak bisa membayangkan apa yang terjadi ketika hubungannya dengan Yoongi terungkap ke publik.

Masa terpuruknya adalah bulan Oktober 2018 lalu. Semua orang berkomentar miring tentangnya. Semua hal yang ia lakukan menjadi bahan perbincangan dan hujatan. Setiap langkahnya pasti ada saja yang berbicara kotor padanya. Terburuk.
Hanya karena Yoongi dan ia bertatapan diatas panggung serta menganggukkan kepala satu sama lain. Di atas stage. Korean Popular Culture and Art. Mereka sudah berkencan selama satu tahun dan Seungwan tahu keduanya tidak pernah bertingkah obvious di atas stage sebelum-sebelumnya. Seungwan ingat persis. Bukannya membanggakan diri, tetapi Seungwan dan Yoongi adalah pasangan paling dewasa dan matang dibanding teman-teman mereka yang lain: Jungkook tak bisa menahan cengirannya tiap kali berada di sekitar Yerim atau Jimin yang matanya selalu terpaku pada Seulgi.
Sejauh ini, Seungwan dan Yoongi adalah pasangan yang paling bisa menyembunyikan perasaan mereka. Sampai bulan Oktober lalu.

Ketika berbicara lagi dengan Yoongi, mereka berdua kemudian sepakat untuk mengerti. Kejadian seperti bulan Oktober itu benar-benar diluar kendali mereka. Mereka tidak bisa mengendalikan rindu satu-sama lain. Bagaimanapun juga keduanya sama sekali belum bertemu selama tiga bulan penuh. Yoongi yang jadwalnya sudah terisi oleh konser tour Amerikanya pada bulan Agustus-Oktober dan juga Seungwan yang sibuk mempromosikan album mereka. Ketika bertemu untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, tak mengherankan mata mereka lekat satu sama lain.

“Mau kubuatkan cokelat panas?” tanya Joohyun menyadarkan Seungwan dari lamunannya.

Seungwan mengerjapkan matanya, kemudian ia mengangguk.

Joohyun beranjak dari tempatnya kemudian mulai sibuk membuat cokelat panas untuknya dan Seungwan. Seungwan melihat Joohyun yang memunggunginya, pundak Joohyun yang kecil terkulai lemas hari ini, Seungwan tak tahu mengapa. Pundak kecil itulah yang selama ini menanggung semua beban yang harus diterima grub mereka, Red Velvet.

“Unni….” Panggil Seungwan. “Maafkan aku ya.”

Joohyun berbalik melihat Seungwan. Dahinya berkerut, “Untuk apa???”

“Setelah ini pasti kalian akan ikut menerima komentar kebencian karenaku.”

Seungwan tidak main-main ketika mengatakan berkencan dengan Yoongi sangat berbahaya. Bukannya berbahaya baginya saja, tapi semua orang di sekitarnya terkena. Bulan Oktober lalu berakibat pada kabar dating Jimin dan Seulgi yang sempat mereda menjadi naik lagi, komentar kebencian Irene yang hanya mengandalkan visual menjadi trending topik, artikel mengenai rendahnya rating drama yang dibintangi Sooyoung muncul lagi, dan para stan OT4 yang membenci Yerim mulai mengata-ngatai Yerim lagi.

“Aku tidak pernah merasa terbebani dengan itu Seungwan-ah.” Kata Joohyun berdecak. Ia berbalik lagi untuk menuangkan air panas ke cangkir. “Aku sudah kebal dengan semua komentar kebencian itu.”

Seungwan menggigit bawah bibirnya. “Tapi yang lain bagaimana? Sooyoung sudah sering menangis, Seulgi mudah stress dan Yerim sudah merima dua kali lebih banyak komentar kebencian dibandingku.”

Joohyun berhenti mengaduk cokelatnya, ia berbalik memandang Seungwan, menghela nafas super beratnya, kemudian berkata, “Mereka semua lebih kuat dari yang kau kira, Seungwan-ah.”

Joohyun tersenyum. “Kita semua lebih kuat dari pada yang kau kira. Kau juga lebih kuat dari yang kau kira.”

Seungwan tersenyum kecil. Berusaha menyetujui kalimat Joohyun untuk menguatkannya.
.
.
.
Thankyou for comments and vote(s) 💜💜💜💜

Rewrite the Stars [COMPLETE]Where stories live. Discover now