Choco mendongak, mendesah pelan dan berkata nggak dengan pelan. Tapi, masih dapat di dengar oleh Daniel.

Choco menyender dengan nyaman di samping kursi pengemudi, sekali-kali ia mengguman kan lagu yang diputar oleh Daniel. Ia tak tau Daniel mengajak nya kemana. Ia hanya meng-iyakan ajakan Daniel.

Berharap Daniel tidak mengajak nya pergi terlalu lama. Dan segera pulang sebelum Seungwoo datang menjemput nya.

"Mau kemana sih kita?." Tanya Choco, mengernyit menatap jalanan yang familiar dengan nya.

"Nanti juga tau." Jawab Daniel sambil tersenyum usil. Membuat Choco ingin menampol Daniel Sekarang juga.

"Aku masih ga suka yang nama nya kejutan." Ujar Choco, yang malah membuat Daniel terkekeh.

"Tapi kalau itu hal yang kamu suka. Nanti nya juga bakalan seneng."
Choco tersipu, dalam hati membenar kan perkataan Daniel.

Di lihat nya Daniel masuk ke dalam sebuah bookstore yang menjadi tempat favorit Choco.

Choco mengerjap senang, bertepuk tangan seperti anak kecil yang baru di beli kan es krim.

Tapi, ia juga bingung kenapa Daniel mengajak nya kesini. Buku bukan lah hal yang menyenangkan untuk Daniel.

"Huaa.... Daniel makasih." Ucap Choco dengan mata yang berbinar ketika melihat banner penulis favorit nya
yang sedang lauching buku terbaru.

Membuat Daniel mencubit pipi nya dengan gemas.Begitu mobil Daniel terpakir dengan rapi. Choco dengan antusias membuka seatbelt nya yang malah membuat nya kesusahan dan seatbelt yang tidak terbuka-buka.

Daniel yang memperhatikan gerak gerik Choco, menggeleng pelan dan membantu sahabat nya itu yang lagi rempong dengan seatbelt nya.

Begitu terbuka, Choco langsung turun, menunggu Daniel dengan tidak sabaran. Menarik Cowok itu secepat kilat ketika Daniel sudah berada di samping nya.

Daniel yang terkejut, hampir mengeluarkan umpatan karna Choco yang menarik nya secara sepihak. Sesampai nya di lantai atas, Choco sedikit menggerutu karna acara yang sudah berjalan beberapa menit sebelum kehadiran nya.

"Kamu sih Dandan nya lama." Sahut Daniel, terkekeh pelan.

Choco mendengus pelan tetapi tetap antusias melihat penulis favorit nya yang tengah berinteraksi ramah dengan para pembaca setian karya nya.

"Cho, emang kamu punya novel terbaru nya?." Tanya Daniel. Choco terbengong di tempat nya seperti orang bodoh.

Menggeleng pelan sebelum mencengkram lengan Daniel.

"Kamu yang ngajak. Aku mana tau." Sungut Choco.
Lalu Daniel memukul kepala Choco pelan dengan sebuah novel yang cukup tebal.

Tapi ga setebal buku persiapan ujian nasional yaa. Choco terperanjat terkejut karna Daniel yang memukul nya sekaligus senang karna Daniel hanya mengerjai nya saja.

Lalu ia menerima dengan semangat novel yang ia terima dari Daniel.

"Sana, udah pada ngantri buat tanda tangan nya tuh." Usir Daniel, mendorong pelan Choco.

Yang langsung berlari kecil,ikut mengantri untuk meminta tanda tangan sang penulis.

Daniel memilih berkeliling sebentar, melihat lihat buku yang ada di sana. Untuk sekedar menunggu Choco yang sedang bersemangat sekarang.

Entahlah ,walau ia sering menemani Choco untuk memenuhi hobi nya, Daniel tidak pernah sekali pun tertarik untuk mulai membaca.

Kadang Choco juga suka memaksa nya, tapi ia tetap menggeleng, mengatakan dengan keras kalau ia tak tertarik.

Lima belas menit kemudian Daniel ke tempat tadi. Sekarang giliran Choco yang meminta tanda tangan penulis itu. Daniel menyender pada tembok yang ada di belakang nya.

Sesekali ia tersenyum melihat sahabat nya itu, bahagia dengan apa yang ia beri.

Tak lama Choco menghampiri Daniel yang tengah tersenyum sumringah menyambut nya.

Choco melompat kegirangan, sambil bercerita bagaimana ramah nya sang penulis pada nya. Bahkan Choco di perbolehkan berfoto bersama.

"Seneng banget pacar nya mas." Celetuk seorang cewek yang berdiri tak jauh dari mereka berdua.

Sontak Choco berhenti dengan kelakuan bar bar nya itu, mengangguk sopan pada perempuan yang tampak nya lebih tua dari pada diri nya, serta mengaminkan perkataan orang tersebut.

Daniel tersenyum kikuk pada cewek itu, sebelum membantah tuduhan nya. "Dia mah sahabat saya. Udah dari kecil kita sama-sama."

Tutur Daniel,sambil merangkul Choco sayang.yang membuat cewek itu kegirangan ntah apa sebab nya.

Baru pertama kali untuk Choco, Daniel menggubris tuduhan orang tentang mereka. Malah jika ada orang yang berkata seperti itu, Daniel seperti tidak peduli.

Dan tambah menunjukan tuduhan orang tersebut ,benar adanya. Choco menunduk, tak mau menunjukkan raut muka nya yang berubah sedih.

Sekali-kali ia memainkan gantungan kucing lucu yang ia pasang di resleting tas kesayangannya nya.
Diam-diam Choco melihat jam yang ada ditangan nya, terpasang manis disana.

Jam sudah berlalu sangat cepat. Tak terasa bagi Choco karna perasaan senang ya tadi. Tapi, di hancur kan begitu saja tanpa sadar oleh Daniel. Tapi, ia ingat ada janji lain bersama Seungwoo.

Ia tidak boleh membatalkan begitu saja. Hanya karena yang jelek dengan cepat nya.

"Niel, pulang yuk. Udah mau Maghrib." Ucap Choco

"Ga mau makan dulu?." Tanya Daniel, sambil menyelipkan poni Choco yang sengaja ia panjangkan.

Choco menggeleng pelan, berusaha menyembunyikan raut muka nya yang ia tekuk. Daniel mengangguk, menggandeng tangan Choco keluar toko buku.

Membuat beberapa pasang mata menatap mereka iri.

"Ga usah dibukain dan, aku bisa sendiri." Ujar Choco, mencegah Daniel yang hendak membukakan pintu mobil untuk nya.

Daniel menurut dan langsung membuka pintu yang lain dan duduk di bangku pengemudi.

Sesampainya dirumah Choco langsung mengucapkan terima kasih pada Daniel dan menawari Daniel untuk mampir terlebih dahulu. Tapi, ditolak oleh Daniel.

Choco juga tidak bersungguh-sungguh dengan itu,karna ia hanya basa basi saja.

"Makasih banyak sekali lagi ya Niel. Hati-hati dijalan." Ujar Choco, sambil melambai pada Daniel yang sudah menancap gas, meninggalkan perkarangan rumah Choco.

Choco melirik sekali lagi ke jam tangan nya. Masih ada waktu satu jam untuk berganti pakaian, batin Choco. Setidak nya dengan Seungwoo, Choco berharap mood nya bisa pulih kembali

***
























❤️❤️💕💕

Hold Me Tight - Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang