Chapter 8 - I'm Not the Only One

Depuis le début
                                        

"Huan-ge memiliki seorang kekasih, mereka berdua saling berbicara melalui telpon"

"Kakak Lan? Kau bohong kan, tidak mungkin Kakak Lan begit-"

"Aku melihat mereka berciuman! Aku juga melihat mereka berdua saling berbagi kemesraan di kantor Huan-ge!" Air matanya kembali mengalir deras, tangisnya tidak bisa dibendung lagi. "Setiap hari, Huan-ge selalu pulang terlambat. Dengan jas dan kemejanya yang memiliki bau berbeda dari parfume yang biasanya Huan-ge pakai"

Wei Wuxian menarik Jiang Cheng kepelukkannya. Jiang Cheng menangis keras, meraung mengeluarkan atas segala yang membebani hatinya dikarenakan sang suami.

"Aku percaya kepadanya, tapi dia menghianatiku. Aku mencoba menjadi istri yang terbaik untuknya, tapi dia tidak bisa menjadikanku satu-satunya untuknya" Jiang Cheng makin menenggelamkan wajahnya di pelukan Wei Wuxian, mempererat pelukkannya kepada saudaranya. "Apa kesalahanku Wei Wuxian? Katakan padaku, apa kesalahanku pada Huan-ge!"

Wajah Wei Wuxian menyiratkan kepedihan, ikut merasakan sakit sang saudara. Matanya ikut meneteskan air mata. Mulutnya mulai terisak pelan tenggelam oleh tangisan Jiang Cheng.

Jiang Cheng yang ia kenal sangatlah kuat dan juga keras kepala. Bahkan dia yang memiliki sifat bebas dan seenaknya pun, lebih memilih untuk patuh daripada menerima teriakan serta pukulan sayang dari saudaranya selain dari niatan untuk menjahilinya. Selain itu, ia juga mengenal sisi lembut dari Jiang Cheng yang hanya ditunjukkan untuk keluarga dan suaminya saja.

Dan hari ini, ia diperlihatkan sisi terlemah dari saudaranya. Menangis dalam pelukkannya, dikecewakan karena perselingkuhan dan mimpi indahnya tentang pernikahan bahagia dihancurkan oleh Lan Xichen.

Selama ini, ia selalu menganggap kakak dari kekasihnya itu seorang panutan dan orang yang dia hormati. Orang tidak tercela dan putih bersih dengan senyum menawannya. Orang yang berbeda dari kebanyakan orang dewasa pada umumnya.

Orang yang dia anggap akan membahagiakan saudaranya.

“Kesalahanmu hanya satu A-Cheng, membiarkan kami semua terlalu mempercayai Lan Xichen adalah orang yang tidak akan pernah menghianatimu”

.
.
.

Bukk

Suara kunci mobil yang di lemparkan asal oleh Lan Xichen keatas meja. Lan Xichen menatap lekat kearah Jiang Cheng yang ternyata juga menatapnya.

Lan Xichen terteguh melihat tatapan Jiang Cheng yang tidak seperti biasanya kepadanya. Kemana hilangnya tatapan memuja itu?

"Aku tidak suka kau berteman dengan dia!"

"Kenapa ge?"

"Tidak ada alasan hanya tidak suka" Lan Xichen mengalihkan tatapan dari Jiang Cheng yang terlihat ingin menantangnya.

"Tapi ge-"

"Dengarkan perkataan suami mu, Jiang Wanyin!" Suara Lan Xichen meninggi

"..." Jiang Cheng terkejut. Ini pertama kalinya dia mendapati Lan Xichen meninggikan suara kepadanya, "Kenapa aku tidak boleh berteman dengan teman lamaku? Sedangkan kau boleh ge?"

"Karena dia menyukaimu! Hanya dengan melihatnya sekilas saja, aku tau dia mendambakanmu"

"Lalu bagaimana dengan kau dan Jin Guangyao, ge?" Bisik Jiang Cheng pelan namun masih bisa didengar oleh Lan Xichen.

“Bukankah aku sudah mengatakannya padamu berkali-kali. Kami hanya berteman! Kenapa kau membawa-bawa A-Yao dalam masalah kita A-Yin? Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini” Lan Xichen menarik Jiang Cheng mendekat kearahnya. Mereka berdua saling menatap sengit. “Gege ingin kau menjauhi Jin Zixuan dan tidak menghubunginya lagi”

I'm Not the Only One [XiCheng]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant