Chap 18

6.1K 682 39
                                    

helow:3








helow:3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Matahari sepenuhnya terbit. Seolah tersenyum senang.

Sukses membuat Changbin mendengus sebal.

Dia merasa diejek oleh sang mentari.

Felix, si manis itu sukses buat Changbin susah tidur. Hingga pada akhirnya, dirinya keluar pergi ke balkon kamar dan merokok hingga 2 jam lamanya.

Ya, rokok. Temah dikala stress melanda, right?

Changbin sendiri tidak bisa menghitung berapa puntung rokok yang dia habiskan semalam.











Intinya, dia benar-benar sukses terjaga setelah mencium istrinya sendiri.













Intinya, dia benar-benar sukses terjaga setelah mencium istrinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Felix bangun sekitar pukul 8 pagi.

Menemukan dirinya di atas tempat tidur, sendirian.

Dirinya belum sadar sepenuhnya. Masih setengah tertidur karena nyawanya belum benar-benar terkumpul.

Dan ketika matanya meneliti tiap sudut kamar, dia baru sadar kalau dirinya bukan berada dikamarnya.

Secepat kilat, Felix keluar dari kamar dan bergegas masuk kedalam kamar mandi dikamarnya sendiri.



















Secepat kilat, Felix keluar dari kamar dan bergegas masuk kedalam kamar mandi dikamarnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Selesai cuci muka dan gosok gigi, Felix punya inisiatif untuk turun kebawah.

Berjalan menuju dapur dengan pikirannya yang terus berkelana.

Dan dirinya sedikit tersentak ketika menemukan sosok Changbin yang duduk diam di ruang makan. Dengan segelas kopi yang Felix yakin, sudah dibuat lama sekali.

Tapi tidak seakan tidak diminum. Kopinya masih banyak. Dianggurkan begitu saja. Tanpa minat sama sekali.

Changbin malah diam bergeming. Tatapannya kosong. Pandangannya tak tentu arah. Tenang, sedang berpikir keras tentang sesuatu.

Dan Felix tidak tau apa itu—dan berusaha keras untuk menolak tau. Tak mau menambah kecanggungan diantaranya dengan si kakak ganteng suaminya ini.


"E, um, maaf Kak Changbin. Felix telat bangun. Felix kedapur dulu ya, mau bikin sarapan."


Hanya sepenggal percakapan tersebut yang terlintas dibenak Felix. Tak berniat menatap suaminya yang memperhatikannya sejak dirinya membuka suara.

Berlalu pergi tanpa menoleh sedikitpun kearah suaminya yang menatap lekat istrinya.

Setelah punggung Felix benar-benar menghilang, Changbin menghela nafas lalu sedikit memukul kepalanya.
















"Bodoh. Changbin bodoh," gumamnya.





















gak jelas ya?Ti lagi ganiat nulis—jujur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gak jelas ya?
Ti lagi ganiat nulis—jujur.
entah, niat nulis belakangan ini benar-benar hilang entah kemana.

jadi sorry banget kalo cerita ini upnya lama:(

Ti juga udah ada niatan buat end cerita ini. sebentar lagi.

setuju kan? Ti takut blank kalo kebanyakan chap, jadi Ti niat untuk end aja—tapi tergantung mood juga sih:3

yaudah, sekian.
Ti☘

straight ; changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang