"1O"

710 146 22
                                    

hai aku balik lagi!
oh iya, jangan lupa komen ya! kalo nggak aku males nulis huuft!😠

—P A I N T I N G -X1—

Entah sudah berapa kali Eunsang mencoba untuk menghubungi Yohan, tetapi belum ada jawaban apapun dari pemuda itu.

"apa yang kau lakukan? cepat hubungi Yohan!" titah Minhee dengan kesal

"dia tidak menyambut teleponku, Min."

Minhee mengacak rambutnya dengan kasar, "akkh!"

ini sudah 30 menit lebih mereka menunggu sambungan itu terhubung, nyatanya tidak.

"Mi-Minhee, ayo kita pulang.." ucap Geva, gemetar . gadis itu benar-benar ketakutan.
dia telah mengatakan kalimat itu lebih dari 10 kali.

awalnya pemuda itu bersikeras melanjutkan aksinya tetapi ia mengurungkannya ketika ia menatap gadis itu dan teman-temannya.

akhirnya Minhee mengalah dan menurunkan egonya. Minhee menghela, "baiklah."

walaupun ia masih penasaran setengah mati dengan rumah itu, terutama dengan seseorang yang bersembunyi di dalam sana, apakah benar itu Yunseong?

"ayo.." ucap Minhee dan berlalu seraya membopong tubuh Junho yang masih lemas.

"serius, Min?" Eunsang memastikan Minhee.

"kalian takut, kan? jadi ayo pulang, jangan banyak tanya." lanjut Minhee dengan nada ketusnya.

Eunsang terdiam sejenak kemudian mengejek Minhee dari balik badannya, "jingin binyik tinyiii,"ejek Eunsang dengan jengkel.

tanpa disadari Geva tersenyum geli melihat tingkah mereka.

P A I N T I N G -X1—

nasib baik tertuju kepada mereka, dirumah tidak terjadi apa-apa, seperti baik-baik saja.

"syukurlah, aku pikir hidup kita akan berakhir tadi.." ucap Junho dengan lega.

Eunsang mengangguk cepat menyetujui ucapan Junho, berbeda dengan Minhee yang langsung berlalu pergi ke gudang. tempat tidur favorite nya.

Geva menatapnya, kemudian ikut berlalu pergi menuju kamarnya dengan pincang, ia berjalan seraya menahan rasa sakit di telapak kakinya.

Di kamar, Geva terduduk lesu di samping kasur tua itu. menatap lurus ke arah kaca yang tepat berdiri di hadapannya.

menatap kondisi tubuhnya yang semakin hari semakin kurus, semakin hari semakin terlihat seperti gembel gila, Geva terkekeh pelan, "kapan terakhir kali aku menyentuh air?" ucapnya dengan letih.

ia kemudian mengarahkan jemari kurusnya mengenai helaian rambut hitam itu, menyisirnya perlahan.

Geva berusaha membenarkan sedikit penampilannya yang berantakan, meski tidak merubah penampilannya sama sekali alias sama saja. masih terlihat seperti gelandangan.

"kalau aku hidup bahagia pasti aku tidak begini."

"bagaimana ya rasanya memiliki banyak teman? memiliki seorang pacar? memiliki seseorang yang menyayangiku? sepertinya seru, tapi itu tidak mungkin terjadi kepadaku.. kebahagiaan tidak akan berpihak kepada manusia bernama Geva."

"jangan bermimpi, Gev." ucap Geva dengan lesu, miris sekali.

klek

tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, membuat gadis itu tersentak kaget.

"noona," ucap seseorang itu,

PAINTING ㅡ X 1Where stories live. Discover now