Your Papa!

4.5K 349 22
                                    


Happy Reading.

+

Jika Aliya fikir penyambutan ayahnya akan lebih mengerikan dari pada Yohan, maka semuanya salah besar. Saat Jimin datang kerumahnya ayahnya menyambutnya dengan penuh keramahan. Bahkan ayahnya terlihat seperti menunggu kedatangan Jimin.

"Jangan seperti setan makanya. Lihat Papa!" Yohan mendengus dan menjitak kepala Aliya. Dasar mulut menyebalkan.

"Kau senangkan? Dasar!" Aliya terkekeh dan menjulurkan lidahnya pada Yohan. Mereka memang tidak ikut menyambut Jimin, hanya diam mengintip dari dapur. Ayah mereka sudah memperingatkan mereka agar diam dan membiarkan keduanya bicara. Sepertinya ayah mereka sudah memperkirakan kedatangan Jimin.

"Sana masuk!" Aliya mendecih dan menyikut perut Yohan. Dasar kakak sialan.

"Oppa saja yang masuk. Sana!"

"Aliya!" Aliya menghentikan ucapannya mendengar suara ayahnya yang memanggil dirinya. Aliya langsung meninggalkan Yohan begitu saja dan menuju Jimin dan ayahnya berada. ruang tamu.

Aliya berjalan lurus, Aliya bisa melihat Jimin dan ayahnya tersenyum manis padanya. Apa yang mereka bicarakan ya?

"Duduk disini!" Aliya akhirnya duduk disamping ayahnya. Tadi ayahnya menepuk sofa kosong disamping tepat. Aliya jelas menuruti keinginan ayahnya.

Aliya mendaratkan bokongnya tepat disofa samping ayahnya. Duduk dengan nyaman dan membalas senyum Jimin yang tersenyum padanya.

"Tau jika Jimin akan kesini?"

Aliya menoleh dan Mengangguk.

"Tau tapi tidak tau kapan waktunya. Aliya fikir masih besok-besok!" Kim Jaeho tersenyum dan mengusap rambut Aliya. Anaknya sudah dewasa.

"Tau alasan Jimin kesini?" Aliya menggeleng polos, Aliya memang tau.

"Dia ingin melamarmu. Jadi istrinya tentu saja!" Mata Aliya membulat sempurna. Secepat itu. Aliya fikir Jimin hanya minta restu untuk hubungan mereka dan bukanya melamar dirinya.

"Papa?"

"Tenang saja sayang. Kau yang akan memutuskan Jawabanya nanti. Kau yang menjalani ini dan ya walaupun Papa tau jika kau tidak akan menolak Jimin. Benar bukan?" Kekeh Kim Jaeho. Jelas Kim Jaeho tau apa yang ada dalam fikiran anaknya.

"Jadi bagaimana?" Aliya memperhatikan Jimin. Bagaimana bisa dirinya menjawab. Ini terlalu mendadak.

"Aku bahkan belum genap 20 tahun! Aku juga tidak bisa melakukan apapun dengan benar. Masak tidak bisa, bersih-bersih apalagi. Aku tidak bisa melakukan apapun!" Jimin tersenyum mendengar ucapan Aliya. Gadis ini jujur sekali.

"Kau bisa belajar!" Aliya menghela nafas dan menatap Jimin intes.

"Jika kau benar-benar serius tunggu aku sampai berusia 20 tahun dan ya lagi pula kontak kerjamu juga belum selesai. Selesaikan dulu pekerjaan mu dan mengenai lamaran kuterima atau tidak akan jadi jawaban belakang!"

Sejujurnya Jimin sedikit kecewa dengan jawaban Aliya. Sebenarnya dalam hati kecilnya Jimin ingin Aliya langsung mengatakan iya. Tapi Jimin berhak menghormati keputusan Aliya. Dan Jimin harus mengerti dengan keinginan Aliya.

"Jadi kau puas dengan jawaban anakku Jim?" Jimin Mengangguk tersenyum. Dirinya cukup mengerti.

"Saya akan datang secepatnya dengan keluarga saya Paman. Biarkan saya mengikat Aliya dulu. Lagi pula untuk waktu yang Aliya minta masih cukup lama dan saya harus memastikan dia tidak akan lari atau jatuh cinta pada laki-laki lain. Jadi tidak masalah bukan jika saya mengikat Aliya dalam pertunangan dulu!"

I Want You In My Life ✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat