• page three •

Start from the beginning
                                        

Cio bawel
9 missed call
15 massage

Asahi heran kenapa sahabatnya ini suka sekali menganggu dirinya. Tidak ingin kembali diteror Asahi langsung membalas pesan yang Mashiho kirimkan.

Cio bawel


Asa
Hei
Asaaaaaa
Asahi
Haloooo
Buku kamu ketinggalan
Sama catatan khusus juga
Terus tadi buku yang mau dipinjam
ada yang lupa dibawa
Nanti Cio anterin ya
Eh gajadi Junkyu aja yang anter
Asaaaa
Gak ada yang bisa anter
Jadinya pake supir hehe
Udah jalan ya
Jangan lupa diambil

Iya bawel


Galak banget sih

Kamu berisik ganggu orang lagi tidur


Yaudah sih maap, kan Cio gatau

Gak usah ngambek nanti aku ditegur
Junkyu lagi


Hehe, jangan lupa diambil ya

Hmm


Ok deh
read

Asahi beranjak dari tempatnya tidurnya, ia memilih mandi terlebih dahulu agar lebih segar. Tidak membutuhkan waktu lama kini Asahi sudah selesai.

Ia hanya menggunakan pakaian biasa, dengan sweater abu dan celana training hitam miliknya. Asahi tidak tau kalau ia melupakan sesuatu hari ini.

Asahi menuruni tangga dengan cepat karena Mashiho yang memberinya kabar jika supir Mashiho sudah sampai di rumahnya. Ia keluar rumah lewat pintu belakang karena memang lebih cepat menurutnya. Asahi harus berterima kasih pada Mashiho karena temannya itu memberikan alamat yang salah sehingga ia harus berjalan 5 meter terlebih dahulu.

Begitu barang sudah diterima Asahi cepat-cepat ia kembali ke rumah dengan perasaan sedikit kesal tentunya. Ia langsung menelpon Mashiho saat itu juga untuk meluapkan semua emosinya.

"Cio katanya ini udah lengkap, tapi kok rangkuman catatan aku ada yang hilang satu," keluh Asahi begitu telponnya terhubung.

"Ya ampun Asa, iya ternyata nyelip di tas aku jadi gimana?" tanya Mashiho terdengar sedikit panik.

"Gatau," jawab Asahi cuek.

"Yaudah nanti Cio minta anterin pak supir lagi deh," ucap Mashiho memberikan solusi.

"Gak usah nanti salah alamat lagi," sindir Asahi.

"Maksudnya gimana?" tanya Mashiho tidak paham.

"Gapapa, nanti aku aja besok yang ambil," ucap Asahi langsung menutup telponnya begitu mendengar kata persetujuan dari Mashiho.

Asahi berjalan memasuki rumah tanpa memerhatikan sekitar. Ia sama sekali tidak merasa aneh dan mulai membuka buku di tumpukan paling atas, juga sesekali membacanya. Ia kembali masuk ke rumah lewat pintu belakang, dan ia berjalan kearah meja makan masih sambil membawa tumpukan buku itu.

Ia tidak menyadari ada 6 pasang mata yang kini sedang menatap kearahnya. Ada yang menatapnya kagum, kesal dan biasa saja. Asahi mengambil satu buku lalu mulai membacanya sambil mempraktekkan hal yang tertulis disana dengan gestur tangannya. Hingga sebuah perkataan ibunya datang tanpa diundang.

"Asahi, anak ku yang paling pintar," ucap ibunya menarik buku yang sedang Asahi baca. Awalnya Asahi tak terima tapi begitu melihat tatapan tajam ibunya ia hanya menurut. Ibunya menarik Asahi kearah dapur dan memberikan petunjuk untuk melihat kearah ruang tamu.

Asahi langsung terdiam kaku begitu tau apa yang sedang terjadi kini. Jadi sedari tadi ia membawa tumpukan buku juga membaca buku ini keluarga Yoon melihatnya?

Bagus sekali bukan. Kini Asahi hanya menggunakannya baju rumahan santai miliknya disaat keluarga yang akan dijodohkan dengannya datang. Dan lebih parahnya lagi mereka melihat semua yang Asahi lakukan tadi. Kesan yang tidak cukup baik, begitu pikir Asahi.

Ia sudah pasrah jika nanti malah akan dimarahi oleh ibunya, toh ini juga memang salahnya sendiri yang mendadak menjadi pelupa.

"Nih kamu bawa ini ya, dan mama akan membawa minumannya," ucap ibunya memberi perintah kepada Asahi.

"Ma maaf, Asa lupa," ucap Asahi lirih, ia menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah ibunya kini. Entahlah ia benar-benar merasa bersalah saat ini padahal ibunya sudah menyiapkan semuanya sejak pagi.

"Sudah tidak apa-apa ayo cepat kita kedepan, nanti mereka menunggu terlalu lama," balas ibunya Asahi. Ia mengelus rambut Asahi pelan guna membuat anaknya itu sedikit tenang dan tidak terlalu memikirkan hal ini. Dan Asahi hanya mengangguk serta mengekori ibunya yang berjalan didepannya.

Setelah menaruh kue dan minuman yang dibawa, Asahi diminta duduk disamping kedua orangtuanya, yang berhadapan langsung dengan keluarga Yoon.

"Baiklah kita langsung saja ya, dan tidak usah terlalu kaku santai saja," ucap ayah Asahi membuat suasana tidak begitu terasa canggung.

"Ini anak ku Hamada Asahi, dia saat ini akan mulai menjalani internship dua bulan lagi," jelas ayahnya singkat. Asahi bersyukur karena ia tidak perlu repot-repot mengenalkan dirinya sendiri.

"Baiklah dan ini anak ku, Yoon Jaehyuk, dia saat ini menjadi direktur utama di kantor milik ku," ucap ayahnya Jaehyuk, diam-diaman Jaehyuk lega karena bukan dia yang harus berbicara.

"Oh ya, kalian sudah sama-sama tau kan maksud dari pertemuan ini?" tanya ayah Jaehyuk menatap anaknya juga calon menantunya itu. Keduanya hanya memberikan anggukan singkat sebagai jawaban.

"Kamu tidak akan memaksakan kehendak, tenang saja jika kalian tidak setuju juga tidak apa-apa," ucap ayah Asahi sambil memegang tangan anaknya yang mulai gugup itu.

"Tidak usah terlalu dipikirin juga ya, kami akan menerima semua keputusan kalian," ucap ibunya Jaehyuk namun, dari sorot matanya yang menatap Jaehyuk penuh arti.

"Yaudah Asa, kamu ajak ngobrol dulu ya Jaehyuknya berdua sana. Biar kalian bisa dekat dan memilih keputusan apa yang akan kalian ambil," suruh ibunya Asahi, sambil menatap Asahi untuk meyakinkan anaknya itu.

Asahi hanya menurut saja, ia mengajak Jaehyuk untuk mengikutinya ke halaman belakang rumahnya. Karena menurut Asahi disana tempat yang sangat cocok untuk sekedar berbincang.

Sore itu akan menjadi awal dari untaian benang merah yang mulai terhubung. Membuka jalan untuk cerita baru yang akan mereka tulis. Juga dengan waktu yang terus bergulir maju tanpa bisa terhenti.
















Hai-hai
Maafin ya baru sempet update lagi
Untuk awalan mungkin banyak hal yang manis-manis dulu ya sebagai pembuka hehe
Semoga suka ya
See u

-aya

About time [Jaesahi]Where stories live. Discover now