"Bagaimana kalau kita lari?"

"Mereka akan menggigit yang lain. Lalu akan semakin banyak zombie."

"Hmmm. Kau cukup masuk akal. Kalau begitu kita yang akan memotong kepala mereka."

"Memotong..... Bagaimana caranya?"

"Kau benar. Kita tak punya pedang atau pisau."

"Jangan lupa. Kita ini anak kecil. Biisakah kita menang melawan orang dewasa?"

"Bisa. Lagipula mereka zombie yang baru lahir. Gerakan mereka seperti robot rusak kecuali ketika mereka akan mengigit."

".....lalu?"

"Kau baru membeli benang kan? Kita bisa memotong leher mereka dengan itu."

"Caranya?"

"Oh. Maaf aku mengira kau adalah teman lamaku. Jadi aku kira kau bisa memakai benang sebagai senjata."

"Teman mu memakai benang sebagai senjata?"

"Bukan hanya itu. Temanku juga suka mengikat ku dengan tali atau memukul ku jika aku berbuat onar. Jika aku tak menghindar sepertinya dia akan menggantung ku dan merebus ku. Nah, dia memang sedikit sadis. Tapi aku suka membuatnya marah. Sayang sekali kami berdua kelompok orang yang sejenis. Jika tidak, aku sudah memintanya mengikat ku dan membawa ku pulang."

"........" 'Entah kenapa aku merasa aku kenal anak ini.'

"Kau bingung dengan kata-kataku? Tapi tak apa, kau masih anak-anak."

Kedua zombie itu selangkah demi selangkah mendekati mereka. Anak itu mengambil batang kayu dan memanjat tangga berkarat dan melompat ke arah zombie. Entah ada yang salah dengan penglihatannya atau tidak, tapi dia bisa melihat aura merah dari tubuh anak itu. Dengan sekali gerakan dia memukul kepala zombie itu sampai putus.

"........"

"Lihat! Aku ini memang hebat." kata anak itu mulai membanggakan diri.

Anak itu menyerahkan tongkat kayu pada Sheng Xuanlu. Sheng Xuanlu menatap tongkat yang rusak sama sekali. Dia mengambilnya dan melangkah ke zombie wanita. Dia tak akan mengikuti cara anak itu. Sheng Xuanlu berlari kearah wanita tadi. Dia memukul dengan keras kaki zombie. Setelah zombie jatuh, dia memukul leher wanita itu beberapa kali sampai putus.

'Berpura-pura menjadi anak kecil ini menyusahkan. Jika tak ada anak ini aku akan memotong kepala mereka dengan sekali serangan.'

Anak kecil itu bersiul. "Kau lumayan juga."

"......"

"Untungnya Zombie ini tidak bisa bergerak lagi. Dulu beberapa mayat bisa bergerak walaupun kepala mereka hilang."

"......."

"Tapi mayat ini menjijikkan. Mereka mengeluarkan lendir dan sangat bau."

"Di buku-buku mengatakan beberapa dari mereka berdarah hijau atau hitam."

"Menjijikan."

"Apa yang harus kita lakukan pada mayat mereka?"

"Tentu saja kita harus membakarnya. Lagi pula jika mayat ini di makan anjing, bukankah mayat ini juga akan menjadi zombie?"

".....Benar."

Anak itu mengeluarkan kertas jimat. Dan melemparnya ke tumpukan zombie.

Mata Sheng Xuanlu berkedip cepat.

'Ah. Aku tahu siapa anak ini.'

.

Mereka berdua keluar dari lorong.

"Ah sudah siang. Aku harus kembali." ucap anak itu.

Sheng Xuanlu hanya menatap tajam anak itu.

"Hahaha. Kau tak pernah berubah Xuanlu."

Sheng Xuanlu menghampiri anak itu dan melayangkan tinju ke wajahnya. Tapi anak itu menghindar.

"Kenapa kau ingin memukul ku?"

"Bukankah kau suka aku pukul? Kemarilah, aku memiliki benang disini. Aku akan menggantungmu dan merebusmu."

"...... Aku hanya bercanda."

"Kau mati?"

"Aku mati."

"Bagaimana?"

"Aku yang harus bertanya padamu. Bagaimana kau mati?"

"......Kau tidak tahu?"

"Aku tidak tahu. Lagi pula bukan aku yang membunuhmu. Aku mendengar kematian mu saat makan di penginapan. Aku dengar mereka mengambil jantungmu."

".......?"

"Siapa yang membunuh mu?"

"Seorang kultivator iblis."

"Tapi aku tak membunuh mu."

"Aku tahu itu bukan kau. Orang lain..... Tapi aku tak melihat jelas wajahnya."

"Oh. Kau ceroboh sekali."

"Lalu bagaimana kau mati Xiao Liang?"

"......."

Reborn Cultivators Before ApocalypseWhere stories live. Discover now