01

5.4K 933 121
                                    

Minhee udah tau dong siapa nama cowok dance cover yang dia suka berkat kemampuan stalking dari Eunsang. Katanya sih yang Minhee taksir ini ga suka main sosmed, ga suka difoto juga jadi susah nyari tau namanya. Untung ada kenalan Eunsang yang juga seorang anak dance cover yang lumayan deket sama member Lynx.

Hwang Yunseong.

Itulah nama cowok yang dimaksud. Bisa tau namanya aja udah bikin seneng. Tiap hari kalo lagi gabut di kelas dia pasti nulis nama Hwang Yunseong di bukunya sambil menghayal kira-kira kapan lagi bisa ketemu si pujaan hati.

Pulang dari sekolah Minhee langsung disambut sama sang mama. Beliau ngajak Minhee ngobrol serius di sofa padahal biasanya ga pernah seserius ini.

"Ada apa ma?"

"Minhee, maafin mama ya. Sebenernya mama ga pengen cerita ini takut kamu ga fokus sekolah."

"K-kenapa? Jangan bikin Minhee takut."

"Rumah ini harus mama jual untuk bantu perusahaan papa."

Minhee langsung ngerasa terguncang. Emang sih bisnis papanya lagi ga stabil tapi kenapa sampe harus jual rumah?

"Papa kamu nanggung banyak beban di pundaknya. Cuma ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan."

Minhee udah mau nangis. Dia lahir dan besar di rumah ini. Kalo tiba-tiba harus dijual rasanya sakit banget.

"Terus kita tinggal di mana?"

"Mama udah mikirin semuanya. Mama bakal nyusul papa ke luar kota. Karena kamu masih sekolah dan biaya pindah sekolah cukup mahal, mama mutusin untuk nitip kamu di rumah temen mama."

"Aku dititipin? Jadi aku tinggal sendiri di rumah orang asing?"

"Bukan orang asing sayang. Dia temen mama. Kamu tenang aja dia orangnya baik. Kamu pasti dianggep kayak anaknya."

"Aku gamau ma. Mending aku tinggal sendiri."

"Sayang, kamu belum bisa mandiri. Sama suara petir aja masih takut."

Bener juga. Minhee kan penakut. Dengan terpaksa dia pun mengiyakan perintah sang mama.

Minhee ga tau harus gimana lagi. Semua terjadi begitu saja dalam waktu singkat. Malam itu dia segera mengemasi barang, membawa semua yang dia perlu untuk pindah.

Mamanya cuma nganter Minhee sampe depan pagar karena harus segera ngurusin banyak keperluan. Katanya sih beliau udah menghubungi temannya itu. Bener aja, ga lama kemudian seorang wanita cantik datang menghampiri Minhee untuk membukakan pagar.

"Kamu Minhee kan?? Ya ampun masuk sini masuk. Tante udah nungguin daritadi."

Sebisa mungkin Minhee bersikap ramah supaya ninggalin kesan yang baik. Minhee nurut aja ngikutin beliau masuk ke rumah itu. Rumahnya lumayan besar dan di pekarangan ada banyak lampu taman. Oh, ada ayunan juga disana. Asri banget.

"Tante ikut prihatin sama keadaan keluarga kamu. Pokoknya kamu disini anggep kayak rumah sendiri ya. Jangan malu-malu."

"I-iya tante."

Beliau ngajak Minhee naik lantai 2. Di rumah itu suasananya sepi banget. Ga tau orang-orang pada kemana. Cuma ada si tante ini dan pelayan yang lagi nyiapin makan malam.

"Kenapa? Pasti kamu heran ya rumahnya sepi."

"Iya. Anak-anak tante kemana?" tanya Minhee yang membuat beliau berhenti melangkah.

"Anak tante sok sibuk. Dia jarang di rumah pernah juga ga pulang 3 hari katanya mau ada lomba ini lah itu lah."

Minhee cuma terkekeh melihat beliau merajuk. Beliau pun membuka pintu sebuah kamar yang di dalamnya masih dalam proses renovasi.

"Nah nanti kamar kamu disini. Mungkin lusa baru selesai di renovasi."

"Tante ga usah repot-repot aku bisa tidur di mana aja kok."

Beliau malah mengacungkan jari telunjuk sambil mengucap, "No no no. Kamu udah kayak anak tante jadi harus dapet fasilitas yang bagus."

Minhee jadi ngerasa ga enak.

"Untuk sementara kamu bisa tidur di kamar ini dulu." Beliau berpindah ke sebuah kamar dan mencoba memutar knop pintunya. "Ck kebiasaan deh selalu ngunci kamar."

"Ini kamar siapa tante?"

"Oh ini kamar anaknya tante. Karena dikunci mending kita makan malem dulu yuk?"

Minhee cuma ngangguk lalu ngikutin beliau kembali ke lantai satu. Selama nurunin anak tangga Minhee cuma nunduk sampe suara seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ma, aku pulang."

Mata Minhee membulat melihat siapa yang baru saja datang. Dia adalah Hwang Yunseong yang tetap terlihat tampan meskipun dengan rambut lepek karena keringat, hoodie kebesaran dan celana training hitam.

Yunseong langsung melangkah ke arah dapur untuk mengambil air dingin di kulkas. Dia ga nyadar kalo di belakang mamanya ada orang asing.

"Kamu bau," protes beliau pada anak semata wayangnya.

Yunseong hanya berdeham menanggapi ucapan sang mama sambil meneguk air. Sudut matanya melirik Minhee membuat dia berhenti minum.

"Dia siapa?"

"Eh kenalin, ini Kang Minhee anak temen mama. Mulai hari ini dia tinggal sama kita."

Yunseong lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Minhee. Jujur Minhee gugup banget rasanya masih kayak mimpi karena bisa ngeliat Yunseong lagi setelah sekian lama.

"Kang Minhee," katanya sambil menerima jabat tangan Yunseong.

"Hwang Yunseong," balasnya.

Mama Yunseong tiba-tiba nepuk tangan sekali bikin Minhee kaget. "Karena semua udah lengkap kita makan malem dulu yuk."

"Aku belum mandi ma."

"Nggak! Langsung makan aja nanti masuk angin."

Muka Yunseong jadi makin lempeng. Dengan terpaksa dia buka hoodie dan nurut makan bareng mamanya.

Selama acara makan cuma mamanya Yunseong yang bicara. Beliau nanya banyak hal tentang Minhee mulai dari sekolah, hobi sampe pacar. Minhee udah ga konsen di satu sisi dia laper di sisi lain matanya terus ngelirik Yunseong yang fokus makan dengan sangat tampan.

"Yunseong, nanti Minhee tidur sama kamu ya."

Minhee langsung keselek denger ucapan beliau. Dia buru-buru minum sedangkan Yunseong cuma ngeliatin mamanya dengan bingung.

"Kenapa?"

"Kamarnya Minhee belum selesai direnovasi."

"Yaudah gapapa," sahutnya dengan santai.

Gilaaak gampang banget bilang gapapa sementara hati Minhee udah kenapa napa. Tolong kasi tau kalo semua ini bukan mimpi!! Minhee terlalu takut buat bangun.

Oke, ternyata ini bukan mimpi. Minhee sekarang beneran ada di kamar Yunseong bersama si pemilik kamar tentunya.

"Kasurnya lumayan gede, muat lah buat kita berdua. Biasanya temen-temen gue sering nginep di sini juga sih."

Minhee ga tau harus ngasi reaksi apa.

"Oh iya sementara koper lo taruh disana aja," kata Yunseong sambil nunjuk ke sudut kamar.

Minhee cuma ngangguk.

"Gue mandi dulu. Lo istirahat gih."

Minhee otomatis ngeliatin Yunseong jalan ke arah kamar mandi. Tiba-tiba Yunseong buka bajunya sambil jalan. Minhee langsung buang muka dan wajahnya memerah. Ini si Yunseong mau bikin Minhee mimisan apa ya?! Dengan perlahan Minhee pun duduk di pinggir ranjang untuk ngatur napas. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi membuat Minhee semakin gugup.

"Apa ini bisa disebut berkah di tengah musibah?"





Bersambung 🐣

See Saw | Hwangmini ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang