II. Namanya Jeno

4.8K 832 49
                                    

Selama hidup aku memang mempercayai adanya kehidupan lain di dunia ini dan baru kali ini bagian dari dunia lain itu menampakkan dirinya di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama hidup aku memang mempercayai adanya kehidupan lain di dunia ini dan baru kali ini bagian dari dunia lain itu menampakkan dirinya di hadapanku.

Yang membuatku agak bingung adalah kenapa hanya dia yang dapat kulihat, mengapa yang lain tidak?

"Namamu siapa dan kenapa kamu bisa mengikutiku sampai ke rumah?"

Dia menghela napasnya, lalu melangkah mendekatiku lagi hingga jarak kami hanya satu meter. Ia sedikit menunduk karena lebih tinggi dariku, kemudian matanya menatap lurus mataku lalu tersenyum tipis.

"Namaku Lee Jeno. Aku mengikutimu karena kau bisa melihatku."

Aku bersyukur kali ini wajahnya lebih nyaman dipandang dari yang sebelumnya. Bibir serta warna kulitnya tidak sepucat tadi, aku rasa dia meyadari kalau sebelumnya aku ketakutan.

"Jangan ajak aku bicara. Aku masih trauma bisa melihat hantu."

Jeno mendengus, kemudian dia mengamati setiap sudut kamarku. Kulihat punggungnya berjalan mendekati meja belajar lalu jemari panjang nan lentik miliknya seolah meraba fotoku yang terpajang di sana.

"Apakah ini ketika kau masih sekolah dasar?" Jeno menoleh menatapku.

"Hmm..." Aku menganggukkan kepala. "Itu aku bersama mama dan papa." Jawabku seadanya.

Aku masih terdiam mengamati sosok Jeno yang enggan pergi dari hadapanku.

Sebenarnya apa maunya sehingga ia mengikutiku sampai ke rumah?

"Omong-omong kenapa kau mengikutiku sampai sejauh ini hanya karena ingin memastikan apakah aku benar-benar bisa melihatmu atau tidak? Aku rasa untuk ukuran hantu kau sangat kurang kerjaan sekali."

Jeno tertawa, kaki jenjangnya melangkah mendekatiku, "Aku hanya ingin memastikan. Lagi pula aku bosan berada di rumah itu."

Aku melotot menatapnya. "Kau tidak berniat untuk tinggal di rumahku bukan?"

"Sayangnya iya." Jeno menunjukkan seringaiannya lalu menghilang dari hadapanku saat itu juga.

"YA! JANGAN MENGHILANG HANTU SIALAN!"

"Aku tidak akan pergi, kau jangan khawatir."

Tiba-tiba Jeno berada disampingku sehingga membuatku terlonjak kaget.

"BISA TIDAK SEKALI SAJA JANGAN MEMBUATKU KAGET?!"

Jeno menatapku dalam diam. Kemudian tanpa persetujuanku ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan kedua tangan yang menyangga kepalanya sebagai bantal.

"Kenapa sih wanita itu suka sekali berteriak. Tenggorokanmu tidak sakit apa?" Jeno menatapku yang masih berdiri ditempat yang sama. "Mendekatlah... Aku bukan hantu jahat yang perlu kau takuti."

"Bagaimana bisa aku percaya dengan hantu?" Aku melipat kedua lenganku di dada lalu balas menatapnya, "Bisa jadi kau hantu pendendam dan malah menggangguku."

Shadow | Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang