Cerita klise tentang kebodohan seorang Kim Jungwoo [22 Tahun] yang diam-diam menyukai Jung Jaehyun [32Tahun] calon suami dari ibunya Lee Taeyong [43 Tahun]. Pertemuan yang ia kira akan sangat menyebalkan ternyata seasyik ini, apalagi saat bibir pama...
Jeno menghela napas, "maaf okay, baiklah sekarang kita mencari kelas dulu lalu makan siang bersama, jangan merajuk begitu, wajahmu benar-benar manis kalau begitu" ia mengusap kepalaku dengan lembut, kembali menjadi Lee Jeno yang ku kenal.
"Okay, see u Jeno" aku tersenyum lebar dan mulai berjalan dengan arah yang berbeda, ngomong-ngomong Jeno jadi tampan kalau sudah jinak begini hehehehe.
🌻🌼 DWADDY🌼🌻
Kelas berakhir 10 menit lebih awal dari jadwal yang ada, aku yang sudah kelaparan segera membereskan peralatan belajar dan meninggalkan kelasku, tidak ada yang istimewa kok disana semuanya kelihatan normal seperti kelas pada umumnya, yang membedakan hanyalah kebanyakan mahasiswa disini merupakan orang kulit putih dengan wajah khas orang barat biasanya.
"Jungwoo !" Seseorang memanggil namaku dengan aksen Korea yang baik, aku segera membalikkan tubuhku dan memasang senyum manis.
"Oh hai, Minju" sapa ku, Minju berlari kecil kearahku dan menggandeng lenganku tanpa canggung.
"Aku lapar, ayo makan siang bersama" bujuk Minju.
Ah Minju adalah teman lama ku, kami cukup akrab dulu hingga kemudian aku kehilangan kontak dengannya, dan tadi pagi saat aku kebingungan mencari kelas gadis itu menghampiriku dan bilang bahwa dia adalah teman lama.
Sebetulnya aku tidak terlalu ingat, tapi yasudahlah toh Minju cantik dan cukup membantuku, semoga saja.
"Okay, bagaimana kalau steak?" Tawarku, gadis itu menangguk mau.
Dan disinilah kami berakhir disebuah tempat makan yang menyajikan hidangan Steak dan hamburg yang keliatan cukup enak di brosur, dan ada potongan 10% bagi mahasiswa, itu menarik sekali karena aku belum pernah melakukan hal selucu ini sejak dulu.
Hidup menjadi mahasiswa menyenangkan, aku bebas melakukan apapun tanpa di ketahui oleh Mommy, dan aku bisa berbuat semauku, yeah dalam tanda baik pastinya.
"Halo Jeno . . "
". . . "
"Mmh, aku sedang bersama temanku di restoran Steak tidak jauh kok dari kampus, mau menyusulku?"
" . . . "
"Okay, kau mau aku pesankan lebih dulu? Ada banyak menu"
". . . "
"Baiklah, aku tunggu, mhh sampai jumpa"
Aku meletakkan kembali ponselku, Minju yang awalnya banyak bercerita menjadi diam sejenak wajahnya seperti sedang penasaran.
"Siapa yang menelponmu, kekasihmu ya?" Tanya Minju antusias, senyumnya terlihat konyol sekarang.
"Jeno sepupuku" aku menjawab sekedarnya.
Tak lama pintu restoran kembali berisik, dapat kulihat Jeno masuk dan mencari keberadaanku dengan cepat aku berdiri dan melambaikan tanganku sambil memanggil namanya.
"Hei disini!" Panggilku, Jeno mendatangi meja pesananku dan hell siapa orang di belakangnya itu?
Jeno dan rombongannya berhenti didepan kami— aku dan Minju pastinya, aku melengos begitu melihat sosok laki-laki modus yang tadi pagi melempariku dengan bola.
"Kau?" Desisku.
"Ah kita bertemu lagi, Jungwoo" dan dia tersenyum, lebih tepatnya menyeringai.
Sial.
BERSAMBUNG. . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.