Donor Darah

270 5 0
                                    

Tak pernah terpikir sebelumnya aku bisa menjadi salah satu dari mereka, aku pikir aku hanya saksi keberanian dan ketulusan mereka beramal dengan mendonorkan darahnya.
Faktor utama yang membuatku percaya diri tidak bisa donor darah adalah karena  berat badan. Hati kecilku berkata ingin, ingin sekali. Tapi aku merasa tubuhku lemah, berat badanku kurang dari 45, batas minimal donor darah.
Hari itu aku baru saja keluar dari kelas, dua orang anggota PMR sekolah menungguku dipintu.
"Ibu ditunggu Pak Firman donor darah"
Sontak aku sedikit tersinggung. Tubuhku ini terkenal kecil dan kurus, disuruh donor darah? Ngga salah gitu ya. Hm
"Berat badan saya ngga memenuhi syarat ngga mungkin donor darah" kataku sewot
"Oh iya bu" kata siswa tersebut tanpa mengurangi sopan santunnya hingga aku tersadar mungkin maksudnya pak Firman menawariku donor darah, ah aku malu sekali langsung sewot begitu.
"Oh iya neng mungkin maksudnya mau nawari saya ya, iya makasih ya" kataku sambil tersenyum.
Mereka pun tersenyum dan berlalu.

Sebetulnya diriku tertantang untuk donor darah, aku ingin sehat, aku juga penasaran bagaimana rasanya. Tapi udah lah aku tidak memenuhi syarat ko ngeyel. Akhirnya aku pergi ke lab OTKP berniat mengisi waktu kosongku dengan streaming film korea hehe
"Bu Meg anter donor darah yu" kata Bu Asri tiba-tiba.
"Boleh" kataku tak keberatan sama sekali.

Ruangan itu cukup banyak dipenuhi siswa, "wah ternyata antusias dan atensi siswa bagus juga buat donor darah" bisik hatiku, pikiranku jadi melayang bernostalgia dimasa SMK dimana aku jadi anggota PMR, saat itu aku sengaja masuk PMR karena sering jatuh sakit, saat aku bertugas saja hemoglobinku turun drastis hingga hampir pingsan, lemah sekali aku. Sekarang aku di ruangan ini, bukan sebagai petugas. Jadi aku pendonor? Hehehe aku geli sendiri. Aku cuma mau anter Bu Asri kok.

Aku lihat Bu Asri sudah ambil formulir, sedangkan aku melihat-lihat saja, petugas PMI menggunakan baju bebas dipadankan dengan rompi merah bertuliskan Palang Merah Indonesia (PMI). Aku asing sekali dengan mereka jadi aku berniat keluar. Tapi tiba-tiba seorang siswa mencegahku.
"Bu ayo bu donor bu"
"Tidak memenuhi syarat" kataku masa bodo
"Eh bu gapapa diisi aja dulu formulirnya" katanya menantang
"Sok ya saya isi pasti gagal di bb nya"
Aku pun mengisi formulir yang menyatakan diriku sehat, tidur cukup (5-6 jam) tadi malam, tidak sedang haid, dan tidak memiliki riwayat penyakit maag kronis, asma, hepatitis dan masih banyak lagi. Disitu juga ada tulisan tidak pasca operasi 3 bulan ke belakang. Ah aku jadi teringat bagaimana aku bergelut di rumah sakit saat aku melawan tumorku. Ah masa operasi aja aku berani masa donor darah engga, pikirku. Walau kenyataannya aku tetap takut apalagi melihat jarum dan darah. Tunggu tunggu biar aku pastikan berat badanku tidak memenuhi syarat ya haha.

Ternyata 44,5kg.
"Bu aku ngga memenuhi syarat ya bu"
"Emang kenapa?" Kata salah satu petugas itu dengan sinis
"Aku berat badannya ngga 45kg" kataku membela diri untuk tidak donor
"Gapapa kalo mau" JegGErrr rasanya sebuah pintu kesempatan itu terbuka lebar selebar lebarnya
"Bisa? Tapi bb ku?
"Ngga masalah, ini kan sukarela" tetap dengan muka sinisnya. Ebuset ini orang senyum kek dikit mah. Pelit amat. Tapi ah bukan itu yang jadi masalah sekarang. Jadi donor ga nih?
"Ah bu nanti deh" kataku masih bimbang, petugas itu mengambil formulirku dan memberikannya ke petugas PMR tanpa bicara lagi padaku. Eh amit amit.

Aku masih bimbang, ada rasa penasaran dalam dada, ingin, ingin sekali. Tapi aku sendiri baru saja sarapan, sarapan yang telat, mungkin belum tercerna dengan baik. Aku mengobrol sedikit dengan Bu Asri, tak kutemukan jawaban.

Tunggu, donor darah ini dilakukan oleh orang ahli, ga mungkin ada mal praktek. Lagipula apasih resiko terburuknya? Meninggal? Meninggal dalam keadaan aku beramal baik dengan bersedekah mendonorkan darahku. Ah luar biasa sekali, bukankah aku ada niatan ingin mendonorkan seluruh organku setelah meninggal? Daripada membusuk begitu saja dalam tanah, toh aku mati tidak akan merasakan sakit lagi.
Dan ini adalah kesempatan emas,  kecewanya diriku kalau sampai aku melewatkannya begitu saja.
Oke tekadku sudah bulat, aku akan donor darah.

RAGA TATALANG NYAWA (Sharing Kesehatan)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant