CHAPTER II : MERELAKAN

ابدأ من البداية
                                    

"Ingin ku suapi?" tawar pemuda manis itu. Karena memang biasanya jika Yibo dalam mode tak mau makan seperti ini, berarti pemuda tampan tersebut meminta ia untuk menyuapinya.

"Nanti aku akan memakannya sendiri, Zhan!" ucapnya dengan pandangan masih terarah pada televisi.

"Hanya satu suapan Wangyi, kau pasti belum makan setelah balapan. Aku takut kau sakit nanti." Memberikan satu sendok sup buatannya agar dimakan oleh Yibo.

"Aku bilang nanti Zhan! Kenapa kau memaksaku!?" teriak Yibo dengan menepis sendok yang di arahkan pada mulutnya. Secara tak sengaja, mangkuk berisi sup panas yang dipegang pemuda manis itu ikut tumpah mengenai lengannya.

Xiao Zhan terkejut, dia menatap sendok dan pecahan mangkuk yang tergeletak di lantai. Entah kenapa, hatinya berdenyut sakit saat ini. Dia ingin menangis, tetapi ia harus kuat.

"Se-sebaiknya kau is-istirahat saja. Aku akan membereskannya." Pemuda manis itu berjongkok, memunguti pecahan mangkuk yang berserakan di bawah lantai, mengabaikan rasa panas di lengannya.

Lalu apa yang dilakukan Pemuda tampan itu?

Dia hanya diam dengan menatap Xiao Zhan tanpa membantu. Rasanya begitu kesal ketika seseorang memaksakan sesuatu pada dirimu yang sedang dalam keadaan mood buruk. Padahal ia sudah bilang nanti.

Setelah membereskan pecahan mangkuk, Xiao Zhan pergi ke dapur. Dia Memutar keran air di wastafel dan mengarahkan tangan yang terkena sup panas tersebut pada air mengalir. Sesekali dia meringis dan meniupnya. Tanpa sadar air mata pemuda manis itu metes, tangannya begitu terasa perih di tambah lagi hatinya yang berdenyut sakit.

Saat ia mengeluarkan isakkan pertama, tiba-tiba pemuda manis itu merasakan pelukkan hangat dari seseorang. Siapa lagi yang selalu melakukannya kalau bukan Wang Yibo.

"Maafkan aku Zhan Zhan." lirihnya. Pemuda tampan tersebut sadar, seharusnya ia tak melakukan hal itu. Ini kali pertama ia menyakiti sang sahabat dan dia merasa berdosa atas apa yang dilakukannya.

Yibo membalikkan tubuh Xiao Zhan kemudian meraih lengan sahabatnya untuk ia lihat. Lengan ramping si manis terlihat memerah dan pemuda tampan itu semakin merasa bersalah.

"Perih?" ucapnya dengan nada penuh ke khawatiran.

Tanpa berucap, pemuda manis itu mengangguk dengan kepala tertunduk. Kemudian ia merasa tubuhnya ditarik dan dibawa menuju kamar si manis. Saat itu, Yibo mendudukkan Xiao Zhan di tepi kasur. Dia mengambil kotak obat lalu menghampiri sang sahabat dan duduk di hadapannya. Pemuda tampan tersebut mengeluarkan salep luka bakar, kemudian ia mengolesi lengan Xiao Zhan yang terlihat merah oleh salep tersebut.

"Maafkan aku, seharusnya aku tak bersikap seperti tadi padamu. Kau berniat menghiburku, tetapi aku malah bersikap tak baik padamu. Aku menyakitimu, Zhan ..." Kembali menyimpan salep itu ke dalam kotak obat lalu meraih lengan Xiao Zhan yang terluka, kemudian meniupnya.

Melihat perlakuan Yibo yang begitu perhatian dan penuh dengan rasa bersalah, hatinya menghangat. Tangan yang tak terluka itu menepuk pundak Yibo dengan memasang senyuman hangat pada pemuda tampan tersebut.

"Tidak apa, aku mengerti ... Seharusnya aku tak memaksamu dalam keadaan mood buruk. Sebaiknya kita tidur." Melepaskan pegangan tangan sang sahabat. Kemudian berbaring, menepuk ranjang yang kosong di sampingnya.

YIbo ikut berbaring di sampingnya kemudian menarik si manis kedalam pelukkannya. Ia mencium kening Xiao Zhan dengan durasi lama lalu mengusap lembut punggung sang sahabat dengan lembut.

"Sekali lagi maafkan aku Zhan Zhan ..."

"Sst ... Jangan membahasnya lagi dan kau selalu lupa dengan janji kita, jangan ucapkan kata terima kasih dan maaf." Mendekatkan diri mencari posisi nyaman.

Painful - YiZhan/WangXiao(Wang Yibo x Xiao Zhan)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن