//6

559 51 18
                                    

Anneth terbangun dan menatap siapa makhluk yang ada didepannya.

DEG

Seketika Anneth dan Charisa sadar bahwa makhluk yang ada didepannya adalah

"Lifia??!!!"

Semua yang ada didalam ruangan itu terkejut, semua tidak menduga bahwa itu adalah Lifia.

"Li-lifia?? Gamungkin gamungkin!!" Charisa terkejut siapa yang ada di depannya.

Lifia tertawa layaknya kuntilanak, "KALIAN SEMUA BODOH!!! KALIAN MASIH TIDAK SADAR AKU SIAPA??"

Entah sejak kapan, Mirai, Deven, Friden, Samuel, Gogo bisa melihat sosok Lifia yang sangat seram.

Marsha yang tadi pingsan kini sadar dan langsung memeluk Charisa, "Aca tenang Ca... Gue ada disini, ada Anneth, ada yang lain... Jangan takut" lirih Charisa yang berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Lifia menapakan kakinya ke lantai lalu menghadap ke Joa, sementara Joa hanya menunduk, dan menangis??

Anneth menatap Joa, tidak. Bukan tatapan sendu, tapi tatapan kebencian.

"KENAPA LO GABILANG KALO LO SAMA KELUARGA LO NGINCER NYAWA GUE??!!"

"KENAPA LO GABILANG KALO ARWAH JAHAT ITU IBU LO??"

"GUE CERITA KE LO SEMUA! KENAPA LO GAK KASIH TAU KALO LIFIA ITU LILI KAKAK LO??"

Charisa menggengam tangan Anneth, "Neth... Udah Neth--"

"Gabisa gini dong Cha!! Keluarga dia udah mau nyelakain kita semua!!"

"BUKAN KELUARGA GUE!! TAPI KELUARGA LO!!"

Deven menghampiri teman-temannya yang masih diam tak bisa berkata kata. "Hei hei kalian dengerin gue, Anneth sama Ucha butuh perlindungan, kita juga. Kita harus ada dipinggir mereka oke?? Pegang tangan gue, pikiran jangan kosong" bisik Deven, mereka pun mengangguk.

"Mau lo apa Jo?? Kenapa lo lakuin ini??" Rintih Charisa, ia tak menyangka semuanya adalah rencana Joa. Sahabat yang ia dan Anneth selalu percayai, bahkan Charisa dan Anneth lebih percaya dengan Joa ketimbang Mirai dan Marsha.

Lifia yang melihat itu hanya tersenyum kecut, ia berdiri disamping Joa. "Nenek lo yang udah ngebakar hidup-hidup ibu gue, dan yang liat semua kejadian itu bener kakak gue, Lili. Waktu itu gue hidup sendiri Neth!! Gue udah gapunya siapa siapa!! Gue gatau ayah gue dimana!! Dari dulu sampe sekarang gue diurus sama Lili!! Dan lo tau?? Sebenernya gue bisa liat mereka!!! Cha, lo inget waktu lo minum terus ada perempuan?? Itu Ibu gue!! Dan lo tau penyebab nenek lo lumpuh?? Itu ibu gue!! Nenek lo ada dibawah kendali ibu gue... Dan nenek lo, sekarang udah meninggal..."

Charisa mengepalkan tangganya, "BAJINGAN LO!!", Joa maju selangkah. "KALIAN YANG BAJINGAN!! NENEK LO PENGEN BANGET JIMAT KERIS PEMBERIAN NENEK GUE!! IBU GUE SENGAJA MASUKIN KERIS JIMAT ITU KE TUBUH ANNETH!! IMPAS KAN?? HAHAH. DAN YANG ANNETH LIAT JUBAH HITAM, ITU PENGIKUT IBU GUE!"

Setelah itu, benar apa yang Joa bilang. Sosok jubah hitam keluar dari berbagai arah mengerumuni Anneth dan teman-temannya.

Mereka terus berpegangan erat, Lifia tertawa senang karena dendamnya terbalaskan.

Anneth kini hanya mempunyai satu harapan.

Yaitu Kak Nashwa.

.................

Tokk...tok....tok....

"Permisiii"

"Eh non Nashwa udah lama gak kesini, ada apa ya?? Ayok duduk dulu"

Nashwa duduk di teras rumah, ia sengaja datang pagi-pagi karena ada maksud tertentu. "Gini bi, saya mau nanya tentang... Joa"

Bi Sari, tetangga Joa satu-satunya yang sangat dekat dengan Joa. Namun bi Sari pindah rumah entah kenapa.

"Maaf non, bibi gabisa ceritain tentang Joa"

"Tapi bi, nyawa Anneth dalam bahaya!!"

"Maaf non..."

"Bi, bukan Anneth doang yang dalam bahaya. Dia sama temen-temennya ada dihutan, Joa sama Lili yang udah jebak mereka. Bi, jujur... Nashwa kangen sama Lili, tapi Nashwa gatau dia meninggal karena apa, ibunya juga. Yang Nashwa tau, waktu itu Joa masih kecil. Dan Joa diurus sama Bibi"

"Sebenernya Joa diurus oleh Lili"

"Hah?? Gamungkin Bi!! Udah jelas jelas Lili kan--"

"Kamu gainget Wa?? Baik kamu, Charisa, Anneth, Joa itu anak spesial. Kalian punya kemampuan lebih, terlebih lagi Anneth..."

Bi Sari menceritakan semua kejadian dimasa lalu yang membuat Nashwa tidak percaya.

"Be-berarti, yang nu-nusuk Lili itu... Mama??"

Bi Sari hanya mengganguk, "Itu sebabnya baik ibunya Lili maupun Lili dendam dengan keluarga kamu, Nashwa"

"Tapi kenapa nyawa Anneth yang bahaya?? Kenapa bukan Nashwa aja bi??!!" Nashwa sudah menangis, ia tak tahu bagaimana keadaan sepupunya itu.

"Ditubuh Anneth ada keris itu, kalau kamu gamau Anneth yang terbunuh..."

"Harus ada yang merelakan nyawanya demi Anneth, kamu belum terlambat Nashwa..."

"Ma-maksud bibi??"

Bi Sari masuk kedalam rumahnya dan mengambil secarik kertas kuno lalu memberikannya ke Nashwa. "I-ini apa bi??" Tanya Nashwa.

"Buka aja, bibi gabisa baca itu karena tulisan itu hanya bisa terbaca oleh orang yang spesial."

_____________
Kangen aku gak?? Menuju ending((:

LIFIA(TAMAT)Where stories live. Discover now