"Jaehyun...tolong aku," lirihnya sembari sesenggukan lalu menenggelamkan wajah diantara kedua lututnya yang tertekuk.

Teringat akan ponsel, Taeyong merogoh saku hoodienya lalu menekan speed dialing, Jung Jaehyun. Hatinya mencelos saat atlet itu justru menolak panggilannya. Ia semakin merasa hancur, apa ini balasan bagi seseorang yang telah menyianyiakan? Pikirnya.

Satu satunya orang yang bisa membantunya saat ini hanya Kun, dengan cepat Taeyong menelfon sahabatnya itu. Tapi berulang kali ia mengubungi si pria berdarah China, Kun tak juga menjawab panggilannya.

"Kun...angkat teleponku," lirihnya sebelum kembali terisak kencang.

Tapi, seketika isakannya sirna saat suara dari kunci pintu terbuka. Mengambil ancang - ancang, Taeyong berdiri dan bersiap untuk kabur saat Johnny membuka bilik itu nanti. Mengandalkan badan dengan size kecil adalah jalan keluar satu satunya.

Menahan nafas, Taeyong berlari kearah pintu yang mulai terbuka perlahan "Aduh!" ia mengusap keningnya yang terbentur dada si pria jangkung dihadapannya.

Sial, ia ingin melewati celah antara tubuh pria itu dengan pintu, tapi sayangnya perkiraan Taeyong salah.

"Tae..."

Membeku sejenak, pria mungil itu mendongak, tersentak saat netranya menangkap wajah sosok yang membuatnya tak bisa tidur dua hari dua malam "Jaehyun," cicit Taeyong lalu menunduk dalam.

"Apa yang terjadi?" Jaehyun menangkup wajah Taeyong "kau menangis?" tanyanya sembari mengusap pipi lembab pria mungil itu.

Pandangan keduanya bertemu sejenak, namun Jaehyun memutus kontak terlebih dahulu sebelum menutup pintu dan menarik Taeyong untuk duduk di sofa ukuran sedang kamar seniornya itu. "Duduklah," katanya masih menuntun sang mantan kekasih agar menjatuhkan bokong disebelahnya.

Menurut, Taeyong akhirnya duduk tepat disamping Jaehyun. Getaran kecil didalam dadanya kembali terasa saat tak sengaja tangan mereka bersentuhan.

Tapi, lagi lagi Jaehyun memangkas jarak dan seolah menghindari kontak dengan Taeyong.

"Apa bungkusan disana milik Johnny Hyung?" gumam Jaehyun saat melihat kantungan diatas tempat tidur.

Taeyong menggeleng. "Bukan, itu milikku," katanya pelan lalu menoleh pada Jaehyun "isinya tteokbokki. Jika kau ingin memakannya ambillah, jika tidak buang saja."

"Siapa yang mengajarimu untuk membuang - buang makanan?" Jaehyun mendecak sebelum beranjak dari sofa dan berjalan kearah tempat tidur untuk mengambil bungkusan tteokbokki itu. "Terima kasih, aku dan atlet lain akan menghabiskannya nanti," ucapnya diikuti senyuman tulus.

Sayangnya, senyuman dan kalimat itu justru menusuk bagi Taeyong. Ia mencengkeram kuat coat yang dipakainya kemudian kembali tertunduk lesu.

"Ah iya, ada apa kau kesini?" Tanya Jaehyun lalu kembali duduk disamping sang mantan kekasih.

Berdeham, Taeyong berusaha mengulas senyum dengan sekuat tenaga. Netranya yang tak sanggup memendung air mata masih setia menatap kearah bawah "A-aku ingin bertemu denganmu," ia menghela nafas pelan "tapi Johnny bilang kau pulang ke rumahmu."

Terkekeh, Jaehyun menggeleng sebelum memusatkan perhatian pada wajah Taeyong dari samping "Tidak, tadi aku sedang sarapan bersama Ten, Doyoung dan Jungwoo," ia mendehem "apa kau sudah sarapan Tae?"

"Iya," jawabnya pelan lalu memberanikan diri menatap langsung kedua bola mata sang mantan kekasih "Aku...maafkan aku Jaehyun."

"Untuk apa?" Jaehyun tersenyum simpul "kau tak melukan kesalahan," katanya lalu menepuk pelan bahu Taeyong.

Kedua ujung bibir Taeyong membentuk senyuman miring, ia semakin merasa jika Jaehyun telah menjaga jarak darinya. Pria itu sangat senang mengusap rambut atau menepuk kepalanya dulu, tapi sekarang? Tidak lagi.

"Kemarin aku ingin berterima kasih padamu, tapi karena sikap gegabahku, aku tak mengatakannya saat itu."

"Tidak apa - apa," Jaehyun mengangguk faham "lupakan yang terjadi kemarin. Masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk dijadikan bahan kegundahan," katanya diikuti kekehan.

Taeyong menggigit bibir bawahnya sembari mengangguk mantap "Benar," ia beranjak dari posisinya. Menatap Jaehyun nanar, pria mungil itu kembali bersuara "Kalau begitu aku permisi dulu, terima kasih karena masih ingin bertemu denganku Jaehyun hyung."

Melangkah pelan, Taeyong hendak meninggalkan Jaehyun sendiri di kamar Johnny. Namun, langkahnya tertahan saat pria yang kemarin bersama mantan kekasihnya itu membuka pintu dari luar.

"Annyeonghaseyo," sapa pria manis itu pada Taeyong sebelum menoleh kearah Jaehyun "Apa kau sudah selesai? Cepat antar aku," rengeknya.

Merasa jika sosok dihadapannya ini lebih tua, Taeyong menunduk sopan sebelum melangkah cepat meninggalkan kamar itu dengan hati yang tercabik cabik.

Kau jahat Jung Jaehyun.

to be continued...

Distance | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now