"Kalau begitu kau ingin kemana?" Jaejoong kembali bertanya penuh selidik.
Namun Taeyong lagi - lagi mengelak dengan berkata "Mengunjungi temanku Paman," ia beranjak dari kursi "aku pergi dulu, sampai jumpa."
"Eoh, hati - hati. Diluar jalanan sangat licin karena saljㅡyak! Apa kau tak mendengarkan pamanmu?!"
Jaejoong menggerutu sebab tak ada respon dari Taeyong. Sedangkan Kun yang duduk disamping pria itu hanya bisa terdiam dengan mata membola akibat pekikan paman sahabatnya.
Ditempat lain, Taeyong tengah berjalan dengan semangat menuju salah satu kedai Tteokbokki. Mengunjungi Jaehyun setelah kemarahannya tiga hari yang lalu sekiranya tak sedikit canggung jika ia membawa sesuatu.
Setelah membeli dua porsi tteokbokki, Taeyong kembali berjalan ke halte, menunggu bus yang akan membawanya ke asrama atlet basket nasional. Belum sampai lima menit terduduk di bangku, ia dengan sigap bangkit dari posisi saat kendaraan umum itu berhenti tepat didepannya.
Selama diperjalanan ia merasa gugup tanpa sebab. Sekelumit pertanyaan selalu memenuhi otaknya.
Apa Jaehyun akan memaafkanku?
Apa dia tak akan memerdulikanku?
Taeyong hanya bisa beradu argumen dengan batinnya sendiri. Hingga tanpa sadar bus yang ia tumpangi telah sampai didepan halte, tak jauh dari asrama dan pelatihan nasional tim basket Korea.
Menghembuskan nafas, ia berjalan dengan langkah tenang menuruni bus hingga ke area asrama. Jantungnya semakin berdegup tak karuan saat beberapa pemain basket terlihat sedang berkeliaran disekitar halaman tempat itu.
"Eoh, kau Taeyong kan?"
Langkah pria itu terhenti ketika seseorang yang membuat ia kesal setengah mati berdiri tepat dihadapannya.
"Iya," jawab Taeyong malas "apa Jaehyun ada didalam?"
Pria bermarga Seo dihadapan Taeyong menelan ludah kasar "T-Tidak, Jaehyun sedang kembali ke rumahnya."
"Benarkah?" tanya pria yang lebih mungil penuh selidik.
Mengangguk kaku, tanpa aba - aba Johnny menarik lengan Taeyong kedalam gedung asramaㅡtepatnya area kamar bagi atlet nasional.
"Yak! Kau mau membawaku kemana atlet mesum?!" pekik pria mungil itu saat Johnny membuka salah satu bilik kamar berukuran sedang dengan dua ranjang didalamnya.
Namun, bukannya menjawab pertanyaan Taeyong, Johnny justru membawa pria mungil itu duduk diatas tempat tidur "Kau tunggulah disini," katanya sebelum berbalik.
"Ya! Aku ingin bertemu Jaehyun, kenapa kau menyekapku disini?"
Memutar bola mata, Johnny menoleh sebelum memegang knop pintu "Persiapkan dirimu manis, aku akan kembali bersama teman temanku," katanya lalu tertawa lantang dan mengunci pintu dari luar.
"Hei! Yak! Kenapa kau mengunci pintunya?!"
Taeyong berteriak histeris namun tak ada respon dari luar. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi namun firasatnya sangat jauh dari kata baik. Apa Johnny dan atlet lain akan melecehkannya? Fikirnya.
"Apa ada seseorang diluar? Tolong aku! Atlet mesum itu menyekapku!"
Pria bermata besar itu terus berteriak sembari menggebrak pintu, tapi hasilnya nihil, tak ada seorang pun yang datang membantu. "Keluarkan aku dari sini brengsek!" pekiknya lagi sebelum menjatuhkan diri diatas lantai marmer dingin kamar itu.
Taeyong menangis tersedu - sedu, ia butuh seseorang, Ia tak suka sendirian.
Ia butuh Jung Jaehyun, kekasihnya dulu.
YOU ARE READING
Distance | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Sometimes it's not just distance between places that makes us feel apart❞ M/M | TEENFIC | HIGH SCHOOL AU | NC-17 Lee Taeyong tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir menjadi kekasih dari pemain basket muda dan papan atas bernama Jung Jaehyun. P...
ㅡ✨19 회
Start from the beginning
