Terus melangkah, pria mungil itu tak sadar jika ia telah berada di pintu gerbang asrama pemain timnas basket. Dengan bibir yang dicebikkan, Ten terus berjalan dan tak sadar jika seseorang tengah mengikutinya dari belakang.
"Lihat saja, jika dia berani mendekatiku akan kutendang selangkangannya," Ten merenggut kesal lalu menendang kaleng bekas yang berada didepan kakinya.
Sedetik kemudian langkahnya terhenti ketika ponsel yang ia bawa berdentingㅡtanda sebuah pesan masukㅡ mungkin itu Jaehyun, fikirnya. Menghela nafas, Ten merogoh saku celana yang ia kenakan, mengeluarkan benda persegi miliknya dan mengulas senyum tipis saat melihat nama si pengirim pesan.
Dosirak
Apa kau sudah gila?
Apa?
Kau mengirimi orang lain pesan dan mengatainya gila? Luar biasa kau Kim
Berbaliklah
"Huh?" mengerutkan alis, Ten mengikuti instruksi Doyoung. Ia berbalik dan terkejut melihat pria bergigi kelinci itu tengah menatapnya kesal.
Mendehem pelan, Ten memasang wajah datarnya "Apa?" tanyanya malas.
Namun, bukannya menjawab. Doyoung justru melepas coat hitam yang ia kenakan. Mendekati Ten lalu memasangkan pakaian hangat itu pada si atlet bertubuh mungil "Berterima kasihlah karena aku peduli denganmu," katanya lalu menatap langsung kedalam netra gelap pria itu "kau tak boleh keluar tanpa memakai jaket, suhu kota Seoul semakin rendah."
"Terserah," balas Ten malas "sejak kapan kau disini? Apa kau sedang menguntit?"
Memutar bola mata, Doyoung menyentil dahi Ten sebelum menariknya menuju mobil yang sengaja ia parkirkan tak jauh dari halaman asrama itu. Menurut, si pria mungil hanya mengikuti langkah sosok didepannya sembari menahan senyum diam diam.
"Kau ingin membawaku kemana?" Tanya Ten saat Doyoung menyalakan mesin mobilnya.
Mengangkat bahu, pria bergigi kelinci itu berkata "Kencan?" lalu melirik Ten sekilas.
Tawanya pecah saat melihat pipi atlet basket itu memerah, dengan gemas Doyoung mengusap surai hitam Ten lalu berkata "Apa baru kali ini ada yang mengajakmu berkencan?"
"Kurang ajar," gumam Ten sebelum menepis tangan Doyoung dari pucuk kepalanya. Ia mengalihkan pandangan keluar jendela dengan degupan jantung yang tak normal seperti biasa.
Kedua anak manusia itu dilanda keheningan, hanya suara radio dalam mobil yang menjadi pemecah suasana canggung diantara mereka. Tak berselang lama, ponsel Ten berdenting, dengan sigap ia membuka notifikasi pesan itu.
Kun
Ten-ssi? Apa aku mengganggumu?
Tidak Kun, ada apa?
Ah iya, bagaimana keadaan Taeyong?
Um, begini.
Aku memasak cukup banyak dirumah Paman Taeyong.
Jika kau ingin, aku akan membawanya ke Asramamu untuk kau makan bersama Jaehyun.
Keadaan Taeyong semakin membaik, ia hanya perlu menenangkan dirinya.
Wah kau pandai memasak?
Sayang sekali aku sedang diluar, tapi Jaehyun masih di Asrama.
Kau bisa membawanya dan aku akan mencobanya saat kembali nanti.
Syukurlah, kabari aku jika sesuatu terjadi padanya.
YOU ARE READING
Distance | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Sometimes it's not just distance between places that makes us feel apart❞ M/M | TEENFIC | HIGH SCHOOL AU | NC-17 Lee Taeyong tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir menjadi kekasih dari pemain basket muda dan papan atas bernama Jung Jaehyun. P...
ㅡ✨18 회
Start from the beginning
