"Appa berangkat sekarang." Tuan Lee mengecup pucuk kepala sang anak sebelum meninggalkan pria mungil itu sendiri didalam kamar.

Taeyong sendiri hanya bisa termenung. Tak yakin jika sang Ayah baru saja menyuruhnya untuk memberi kesempatan pada pria pembohong seperti Jung Jaehyun. Apa ada yang salah? Pikirnya lalu menggelengkan kepala.

Berdecih pelan, pria mungil itu menggumam. "Jangankan satu bulan, esok hari pun Jaehyun tak akan lagi menghubungiku."

***

Jaehyun
Selamat pagi sayang

Apa kau sudah sarapan?

Aku belum ㅠㅠ

Oh ya, hari ini aku akan masuk ke Asrama:(

Pasti sangat membosankan disana

Kau sudah berangkat ke sekolah?

Hati hati dijalan, belajar yang baik dan jangan mendekati pria lain😣

Aku mencintaimu Jung Taeyong♡♡

"Apa itu dari Jaehyun?"

"Hm," Taeyong menggumam malas. Memasukkan ponselnya kedalam saku celana lalu menarik pelan lengan sahabatnya. "Ayo berangkat, bus akan pergi jika kita terlambat."

Tanpa menunggu respon Kun, pria mungil bersurai kecoklatan itu berjalan meninggalkan rumahㅡdengan sang sahabat yang mengekorinya. Tak butuh waktu lama untuk keduanya sampai di depan halte. Bus yanh akan mengantarkan mereka ke sekolah belum datang, padahal calon penumpang telah menunggu dibangku; sebagian berdiri karena tak mendapat tempat. Termasuk Taeyong dan Kun.

"Tae?"

Menoleh, pria yang baru saja dipanggil mengangkat alis. "Kenapa?" Tanyanya.

"Apa kau akan mengabaikan Jaehyun terus menerus seperti ini?" Kun mendehem, menatap sahabatnya hati hati agar Taeyong tak salah menanggapi. "Maksudku...sudah dua minggu dia berusaha menjalin komunikasi denganmu. Bahkan ia tak menyerah meskipun kau hanya membaca pesannya dan mengabaikan panggilannya."

Pria berdarah China itu menghela nafas pelan. "Tae, apa kau kira semua pria akan melakukan hal yang sama seperti Jaehyun?" Ia menggeleng lemah. "Tidak ada Taeyong. Kita tak sedang berada dalam sebuah drama, harusnya kau bersyukur ada satu orang yang benar benar memperjuangkanmu seperti aktor yang tengah memainkan peran di TV." Jelasnya lalu merangkul bahu Taeyong.

"Jika kau tak ingin memberinya harapan, setidaknya balaslah pesannya." Timpal Kun lalu menoleh kearah bus yang baru saja menghampiri tempat para penumpang telah menunggu sedari tadi.

Taeyong menjatuhkan bahu. Mengikuti sahabatnya yang naik ke bus lebih dahulu. Batinnya mulai berperang didalam sana, apa yang dikatakan Kun ada benarnya. Tapi, rasa takutnya untuk memberi respon pada Jaehyun jauh lebih besar.

Sebab Taeyong tahu,

Ia akan jatuh lebih dalam lagi kedalam pesona pria itu.

"Tidak, aku harus melupakannya." Ia menggumam lalu menyandarkan kepala dijendela bus.

Sedangkan Kun yang duduk di bangku depan pria mungil itu tak mendengar apa yang Taeyong katakan. Telinganya telah tersumpal oleh eraphone bersama lagu favoritenyaㅡjuga Ten.

***

"Jae, kau baik-baik saja?"

Ten menepuk pelan pundak sahabatnya sebelum duduk disisi kosong ranjang kamar mereka. Ya, keduanya telah pindah ke asrama, dan beruntung sekali sebab atlet jebolan Seoul Club ini dipasangkan pula menjadi roomate. Mendesis pelan, pria berdarah Thailand disamping Jaehyun merangkul bahu sahabatnya itu "Kau masih memikirkan Taeyong?"

Distance | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now