15 : he's haechan

4.4K 880 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





kejadian beberapa bulan yang lalu terulang lagi. mark lupa tidak menjemput somi ketika somi selesai ekskul. begitu juga dengan baterai handphonenya yang lowbat.

rasanya, hari ini dunia sedang tidak berpihak pada somi.

cewek berambut panjang itu berjalan gontai menuju ke halte bus di depan sekolah. awalnya somi hanya menunduk sambil melontarkan berbagai umpatan untuk kakaknya.

tapi ketika halte itu tinggal beberapa langkah lagi dari tempatnya berdiri saat ini, langkah somi malah terhenti. mata cewek itu memicing, mengamati orang yang sedang duduk di bangku halte sambil menyesap rokok di tangannya.

walaupun wajah orang itu sedikit tertutupi oleh jaket, tapi somi yakin kalau orang itu adalah orang yang sama dengan yang somi temui beberapa waktu lalu di halte ini.

si cowok misterius yang belum sempat somi ketahui identitasnya. dan lagi-lagi otak somi langsung mengingat seorang haechan manendra, postur tubuh cowok itu benar-benar mirip haechan.

somi tersadar ketika cowok itu berdiri. cowok itu berjalan meninggalkan halte. yang dituju juga sama seperti waktu itu, jalanan sempit di samping pagar tinggi sekolah.

kaki jenjang milik somi ikut maju, cewek itu sedikit berlari agar bisa mengejar cowok berjaket hitam di depannya. somi bertekad, kalau hari ini dia harus tahu siapa orang itu.

saat memasuki jalanan sempit di samping sekolah, langkah somi mulai hati-hati. saat ini, si cowok halte misterius itu hanya berada beberapa meter saja di hadapan somi.

cowok itu berbelok ke area yang somi ketahui sebagai bekas bengkel seni sekolahnya, yang sekarang sudah terbengkalai atau bahkan sudah terlupakan keberadaannya. karena bahkan tempat itu hanya bisa diakses lewat jalanan sempit ini.

tepat saat somi sudah berada di dekat bengkel seni, dia memilih bersembunyi terlebih dahulu dan mengintip apa yang sedang dilakukan oleh si cowok halte misterius.

mulut somi sedikit terbuka ketika cowok itu benar-benar mengangkat wajah. haechan, dia memang haechan.

dan saat ini, cowok itu duduk di bangku panjang yang berada di depan bekas bengkel seni. tangannya sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. dari sepenglihatan somi, yang diambil haechan adalah rokok. dia menyalakan rokok itu sesaat setelah membuang putung rokok yang sudah pendek.

mulut somi semakin terbuka lebar. apa separah itu kecanduan haechan pada rokok?

somi memasang telinga ketika melihat haechan sedang mengangkat telepon. dia semakin mendekat agar bisa mendengar pembicaraan haechan dengan orang yang sedang berbicara dengan cowok itu.

"iya, nanti malem gue kesana."

"bangsat lo. siapin aja minumnya, pusing banget gue sekarang. pokoknya pulangnya gue nginep di kos lo, gue ga mau mama gue liat gue kobam kaya waktu itu."

tanpa sadar, langkah somi semakin maju karena terlalu penasaran dengan obrolan haechan. apalagi dari apa yang dia dengar, sepertinya ada yang tidak beres dari pembicaraan haechan dengan orang itu.

tak.

somi membeku ketika tidak sengaja menginjak ranting kering yang berhasil menimbulkan suara lumayan keras. cewek itu semakin tidak bisa berkutik ketika haechan menyadari keberadaannya.

"somi." haechan berdiri, ekspresi wajahnya terlihat panik.

karena sudah terlanjur ketahuan, somi memilih menghampiri cowok itu dengan jantung yang detakkannya semakin tidak karuan. perasaannya campur aduk mengetahui fakta bahwa cowok yang selama ini selalu bermain-main di otaknya, ternyata punya sisi gelap yang tersembunyi.

wajah haechan yang selama ini ditunjukkan pada orang-orang ternyata hanya topeng. haechan yang selama ini somi lihat, berbeda seratus delapan puluh derajat dari haechan yang somi lihat saat ini.

"aku udah tau semuanya. ternyata orang yang aku liat waktu itu emang kak echan. kak echan kenapa sih jadi kaya gini?"

haechan menunduk. "lo ga akan paham sama apa yang gue alami."

"aku ga nyangka, kak."

perlahan, haechan kembali mengangkat wajah. cowok itu menatap somi yang hanya berdiri tidak ada satu meter dari hadapannya. terlihat raut kecewa di wajah somi. "lo ga akan paham, som. sekarang lo boleh pergi kalo lo mau pergi. gue tau kalo sekarang lo pasti benci banget sama gue."

somi terdiam ketika menangkap sorot luka dari mata haechan. untuk pertama kalinya somi melihat seorang haechan manendra yang benar-benar kacau.

"kak." somi berjalan mendekat.

tapi siapa sangka kalau haechan malah mendorongnya hingga cewek itu terjatuh. "pergi dari sini!"

di tengah keterkejutannya, somi berusaha bangun dan kembali menatap haechan yang kini menunduk.

"lo kenapa sih, kak? kalo ada masalah itu cerita, jangan kaya gini. gue tau ini bukan lo!" nada suara somi meninggi.

haechan kembali duduk di bangku panjang dengan kepala yang masih menunduk. "lo udah tau semuanya tentang gue, mau apalagi? pergi lo!"

"kak." tangan somi mendarat di pundak haechan, dan lagi-lagi haechan berusaha menepisnya. somi hanya bisa menghela napas. "kak, lo punya banyak sahabat yang peduli sama lo. ada gue juga yang siap dengerin apapun yang mau lo keluhin. lo ga perlu jadi kaya gini. gue tau ini bukan lo. kak echan yang gue kenal itu ga kaya gini."

haechan mulai mengangkat wajah. lagi-lagi somi bisa menangkap sorot luka yang begitu dalam dari mata sayu haechan.

haechan yang somi lihat saat ini benar-benar terlihat rapuh. haechan yang berada di hadapan somi saat ini, bukan lagi haechan yang annoying dan berisik seperti biasanya. luka itu benar-benar menutupi sosok haechan yang sesungguhnya.

"lo ga akan ngerti apa yang gue rasain." ucap haechan, dengan penuh keputusasaan.

"gue ga akan ngerti kalo lo ga cerita, tapi mungkin gue bisa berusaha ngerti kalo lo mau cerita."

mata kelam haechan menatap somi yang kini juga menatapnya. ada sedikit harapan yang haechan dapat dari tatapan teduh itu.

•••










pas di soba echan mau caper ke calon mamer tapi sayangnya ga dinotice hiya hiya hiya.

pas di soba echan mau caper ke calon mamer tapi sayangnya ga dinotice hiya hiya hiya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






PELANGI FT. HAECHAN, SOMI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang