Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"di sana aja yuk, som sekalian nontonin anak basket."
"ayo deh." somi mengiyakan ajakan herin, mereka baru saja kembali dari kantin.
tapi saat hampir sampai di dekat lapangan basket, somi malah merasa ingin kembali ke kelas saja. tiba-tiba dia jadi tidak bersemangat.
langkah cewek itu melamban seiring terkikisnya jarak kaki nya dengan lapangan.
dia seperti tidak ikhlas jika harus melihat adegan sok romantis yang berjarak tidak sampai 10 meter di hadapannya.
disana, ada nancy yang sedang mengambilkan air mineral untuk haechan. ditambah mengelap keringat cowok itu dengan handuk nya.
di sebelah mereka ada teman-teman mereka yang sedang meledek. dan dilihat dari ekspresinya, haechan sama sekali tidak merasa risih atau terganggu. malah terlihat senang.
"balik aja yuk, her. lupa tadi gue belum selesai nyalin pr punya lo."
"loh katanya udah?"
"kurang 3." ucap somi diikuti cengirannya.
"yaudah deh."
dua cewek cantik itu akhirnya berjalan kembali ke kelas. somi masih terus kepikiran. kenapa juga dia malah pergi?
cemburu? somi kan bukan siapa-siapanya haechan.
sesampainya di kelas, somi langsung menuju ke bangku nya lalu duduk. herin juga ikut duduk di bangku sebelahnya.
setelahnya, cewek blasteran kanada itu membuka buku kimia miliknya. juga buku milik herin yang dia gunakan untuk mencontek pr tadi.
"nah itu udah selesai."
ketahuan kan.
somi bingung mau beralibi apa. "lah iya, gue tadi ingetnya belom sih hehe." cewek itu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"alesan doang kan lo? lo ngajak gue ke kelas gara-gara liat kak echan sama kak nancy tadi kan? ngaku lo." herin menunjuk-nunjuk wajah somi dengan jari telunjuk nya. ngeselin.
"insecure banget, mana tuh somi yang percaya dirinya gak ada yang nandingin?"
memang sih, somi itu termasuk orang yang punya tingkat kepercayaan diri tinggi. tapi entah kenapa kalau menyangkut soal 'kak echan nya' itu, tingkat kepercayaan diri somi bisa tiba-tiba melempem seperti kerupuk yang terkena udara bebas.
"gak usah kebanyakan mikir, gue tau lo mulai baper sama kak echan. iya kan?"
"gak usah sok kaya cenayang deh, her kalo nangkep kode dari abang gue aja gak bisa."
herin memutar bola mata nya. "ini lagi ngomongin lo, gak usah ngalihin topik."
"ya buat apa sih, her, kalo gue udah terlanjur baper tapi kenyatannya dia malah suka sama orang lain?"
herin tersenyum menang. somi kena juga. secara tidak langsung, cewek itu sudah mengakui perihal perasaannya untuk si kakak kelas kesayangan nya.
"jadi?"
"apaan?"
"lo suka kan sama kak echan?"
somi menghela napas, dia sudah terdesak. "gak tau, tapi hati gue panas aja tiap liat dia sama cewek. gak cuma sama kak nancy, tapi semua cewek. rasanya pengen gue cakar-cakar."
herin tertawa. sangat langka bisa melihat somi seperti ini hanya karena masalah cowok. "itu artinya lo suka sama kak echan. ah gimana sih."
"masa sih?"
"lama-lama lo juga yang gue cakar cakar." kesal herin.
somi mengembungkan pipi nya. masih terus berpikir tentang perasaan macam apa yang sudah hinggap dan mengusik pikirannya akhir-akhir ini.
masa sih, dia benar-benar menyukai kakak kelas nya yang pecicilan itu?
yang somi masih tidak habis pikir, dari sekian ratus murid laki-laki di sekolahnya, kenapa hati nya memilih haechan?
padahal masih banyak yang lebih waras daripada seorang haechan manendra.
jeno misalnya. walaupun jeno juga satu geng dengan haechan, setidaknya dia tidak seabsurd haechan.
atau, kenapa tidak baejin si juara olimpiade dan juara 1 paralel di angkatannya itu? siapa sih yang tidak mengagumi sosok baejin hermawan?
atau bahkan, guanlin dan samuel yang sudah jelas punya rasa untuknya.
kenapa harus haechanㅡsi kakak kelas dengan segala tingkah absurd nya itu?
