"Berhenti menggodaku," Taeyong merengek "ah iya!" Ia menyipitkan mata, "kau belum memberitahuku tentang Sungjae tadi."

"Apa?"

"Itu..." Taeyong mendesis "darimana kau tahu aku dan Sungjae telah berpisah?"

"Apa aku mengatakannya tadi?" Jaehyun bertanya dengan wajah polosnya. Menyeringai puas melihat raut frustasi sang kekasih.

Taeyong mendelik "Iya! Aku sudah membalas pernyataanmu tadi." kesalnya.

Memanggut, Jaehyun tersenyum tipis "Ah benar, tapi aku lupa mengatakan syarat yang kedua tadi."

"Apa?!"

Taeyong memekik, hendak memukuli Jaehyun namun pria itu lebih cepat menghindar. "Sekarang apa lagi?" tanyanya tak sabaran. Ia benar-benar penasaran akan hal itu. Tidak mungkin kan Jaehyun seorang paranormal? Pikirnya.

"Cium aku," Jaehyun kembali membungkuk hingga wajahnya dan Taeyong sejajar "disini." ia menunjuk bibir.

Membolakan mata, Taeyong meneguk ludah kasar "A-apa?" ia mengulum bibir lalu menoleh kearah dalam rumah. Menutup pintu pelan lalu menarik lengan Jaehyun agar menjauhi tempat semulaㅡkeduanya telah berdiri di depan rumah sekarang.

Memejamkan mata, Taeyong mendongakkan kepala dengan gerakan kaku "K-Kau saja yang menciumku."

"Kau yakin?"

"Cepat bodoh! Aish." Taeyong mencebik kesal masih sambil memejamkan mata.

Mengulum senyum, Jaehyun menggeleng pelan melihat tingkah polos kekasihnya. Mendekatkan lalu memiringkan wajah pada milik Taeyong dan ikut memejamkan mata.

"Apa yang kalian lakukan disitu?!"

Membolakan mata, kedua pria yang berdiri didepan rumah menoleh kearah pintu. Meneguk ludah kasar bersamaan saat melihat Tuan Lee berdiri disana, dengan tatapan penuh amarah dan aura gelap yang mendominasi. Membuat sepasang kekasih itu merinding. "A-appa..." Taeyong berkata lirih.

Berdiri didepan Jaehyun seolah tengah melindungi pria itu. Padahal, nyatanya sang kekasih lebih tinggi darinya. "Appa, jangan salah paham kami hanya..." ia menoleh pada sang kekasih pasrah. "kami hanyaㅡ"

"Aku ingin mencium kekasihku, Paman."

"Apa?!" Taeyong memekik.

Membolakan mata tak percaya pada kekasihnya. Ia heran mengapa pria itu sangat berani bahkan kepada sang Ayah yang sangat ia takuti. Taeyong menggelen pelan, mengibaskan tangan didepan Tuan Lee yang tengah menatapnya horor. "Appa, jangan mendengarkan Jaehyun. Dia memang senang bercanㅡda."

"Selamat malam," Jaehyun berucap setelah mengecup pipi kekasihnya. Membungkuk sopan pada Tuan Lee, ia tersenyum lembut "aku akan kembali untuk melamar anakmu, Paman." katanya sebelum berjalan menjauhi dua orang yang tengah mematung didepan rumah.

Taeyong menyentuh pipinya. Menatap kosong kedepan tanpa mengeluarkan sepatah kata. Ya, meski bukan pertama kalinya Jaehyun melakukan hal itu, tapi kali ini berbeda. Pria yang sekarang menjadi kekasihnya melakukan hal itu didepan sang Ayah.

"Anak itu pemberani juga," Tuan Lee menyadarkan lamunan sang anak. Menarik pelan lengan Taeyong agar masuk kedalam rumah. "tapi jangan terlalu percaya padanya." Pria paruh baya itu merangkul bahu anaknya.

Menoleh, Taeyong memanyunkan bibir "Kenapa? Apa Appa tak menyukai Jaehyun?"

"Bukan seperti itu."

Tuan Lee menuntun sang anak agar duduk di Sofa ruang tamu. Mengusap surai Taeyong pelan sembari tersenyum tipis. "Kalian berdua menjalin hubungan jarak jauh bukan?" Taeyong mengangguk.

Distance | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now