Persimpangan

199 23 47
                                    

Othor POV

Semua member sudah berkumpul dengan peralatan mendakinya masing-masing. Chinen memberikan inspeksi singkat pada apa isi dari tas yang dibawa teman-temannya, ia tak ingin mereka membawa barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam pendakian.

Mazu wa Yuto no kaban, Chinen curiga Yuto mengisi penuh tasnya dengan hal-hal yang tak berguna.

"Ya ampun, aku tak menduga pemandu hiking kita akan melakukan razia, bisa gawat ini" Inoo berbisik pada Yuya.

"Memangnya apa yang kau bawa?" tanya Yuya.

"Tidak ada, karena hanya akan membuat tasnya jadi berat" Inoo nyengir.

"What de..." gumam Yuya mengerutkan keningnya.

"Oke, persiapanmu sudah lengkapーtapi kameramu simpan di rumahku saja..."

"Eh, tapi Chii... itu barang wajibku. Aku harus memoto pemandangan yang indah disana. Boleh yaaa" Yuto memohon.

"Tidak, rute yang kita ambil ini adalah jalur Fujinomiya yang terjal. Aku tak mau mengambil resiko ketika kita sedang mendaki, kau malah fokus mengambil foto dan terjungkal ke bawah. Ingat, bulan depan kita ada konser di Taipei!" tolak Chinen tanpa ampun dan Yuto hanya bisa pasrah saat kamera DSLRnya kena sita si Chii(bi).

Tsugi wa... Inoo chan no kaban, Chinen terkejut saat tau betapa ringannya tas gunung milik Inoo.

"Inoo chaaaannn" Chinen menggeram dan menatap galak Inoo.

"Un... ano... Chii, itu tidak seperti yang kau pikirkanーaku bawa perlengkapannya juga kok. Hanya saja aku banyak menitipkannya di tas Takaki. Benar kan, Yuya?" Inoo menyikut pinggang Yuya meminta bantuan dukungan.

"Un.. umhh ya, itu benar Chii. Kau tahu kan, dia lemah di olahraga berat" Yuya menjawab gelagapan.

"Takaki, ini pendakian yang diikuti sekumpulan orang-orang yang belum pernah mendaki sebelumnyaーhanya aku dan Yamada di sini yang pernah mendaki gunung. Jangan membela seseorang yang kemungkinan besar bisa mati kalau persiapannya kurang". Chinen mengomeli Yuya dan Inoo.

"Maaf" sahut Inoo dan Yuya berbarengan.

"Ya sudah, coba kulihat dulu apa yang kau bawa" Chinen mulai membuka tas yang di bawa Inoo.

"Parka, sarung tangan, skebo, makanan, dan minuman? Inoo chan, kau ini mau mendaki gunung atau kemping di belakang rumahku?!" Chinen membelalak tak percaya. "Kau bahkan tidak membawa sleeping bag Inoo chan! Apa kau tidak tahu kalau di atas sana sangat dingin?!" Chinen mulai kehilangan kesabaran.

"Yah, kupikir aku nanti bisa ikut tidur di dalam sleeping bag milikmu atau Daichan yang bertubuh mungil" Inoo kembali nyengir.

"Dame! Satu sleeping bag hanya bisa digunakan untuk satu orang saja" sahut Chinen tegas.

Chinen lalu menuliskan berbagai perlengkapan mendaki yang harus dibawa Inoo. "Ini, beli sekarang juga! Aku tak mau direpotkan oleh seseorang yg meremehkan pendakian" Chinen menyodorkan sebuah catatan yang berisi apa saja yang harus dibeli Inoo.

"Hai... hai... wakatta" dengan malas Inoo mengambil catatan itu dari tangan Chii dan pergi keluar. Saat ia hendak menyalakan mesin mobilnya, seseorang mengetuk jendela mobilnya.

"Biar kutemani" Takaki menyunggingkan senyum manisnya.

Sementara itu, Chinen melanjutkan razianya, kali ini Daichan yang kena, ia terlalu banyak membawa pocky di dalam tasnya. Untuk Yamada, Yabu dan Hika persiapan mereka sudah OK.

Setelah dua jam lamanya Takaki dan Inoo kembali ke rumah Chinen dengan banyaknya kantung belanjaanーtepatnya, Takaki yang membawakan semua.
belanjaannya Inoo.

Gunung Fuji Where stories live. Discover now