5

2.4K 340 32
                                    

Terimakasih yang sebesar-besarnya buat yang udah baca cerita gajelas ku ini🥺🥺 tolong dikomen dong, gimana menurut kalian? Jangan jadi silent reader plis😢 mau komentar apa aja boleh. Yang penting aku tau ada yg baca. Biar jadi semangat buat update. Misal mau nyumbang karakter juga boleh, buat dimasukin ke cerita. Hehe. Kalau bisa bantu promosiin cerita ini juga lebih boleh lagi. Wkwk. Anyway, selamat menikmati chapter berikut ini, ya! Apapun tanggapan kalian, sampaikan aja. Aku Terima apapun itu kok🥰

--

Aku memilih untuk diam setelah tertampar kenyataan bahwa Kak Yuta ternyata masuk ke dalam tim basket kampus. Parahnya Kalya baru saja bilang jika Kak Yuta adalah kapten basket. Makin-makin hilang saja mood ini. Mau tiba-tiba mundur juga nggak mungkin banget, nggak enak sama Kalya.

Kak Yuta yang berada di sudut lapangan lain berhasil menemukanku, lalu ia terlihat tersenyum lebar. Nggak tahu gimana dia bisa secepet itu ngelihat aku.

Dengan semangat, Kak Yuta segera berteriak meminta seluruh maba untuk berkumpul di satu titik dengan posisi melingkar.

"Bagi yang mengajukan diri sebagai pengurus, bisa langsung gabung sama kita ya!" Imbuh Kak Yuta.

Aku menghela napas panjang lalu mengikuti Kalya dan Griz yang berjalan menuju kerumunan kakak tingkat. Empat kakak tingkat yang waktu itu aku lihat di kantin bersama dengan Kak Yuta juga ternyata tim basket kampus. Habis sudah nasibku. Aku yakin banyak yang akan menggodaku selain Kak Yuta.

Beberapa kakak tingkat yang belum aku kenal terlihat mengambil alih maba yang sudah berkumpul dengan rapih. Sedangkan Kak Yuta jelas memilih untuk mengumpulkan para calon pengurus. Karena mungkin ada aku di dalamnya. Bukan kepedean, bukan. Tapi nih ya, dijamin deh Kak Yuta pasti seneng karena ada sasaran empuk buat digodain 'goyang kucing'. Hhh...

"Hai! Jadi kalian yang mau ngajuin jadi pengurus nih?" Tanya Kak Yuta. Kalya dan Griz mengangguk sedangkan aku memilih diam.

Kak Yuta sempat tertawa saat melihat ke arahku.

"Kita nggak butuh banyak pengurus. Sebelumnya beberapa dari kita juga ada yang jadi pengurus, cuma kalian tahu lah gimana jadinya kalo cowok-cowok disuruh ngehandel tim. Pasti kacaunya. Jadi memang kita butuh tenaga cewek." Jelas Kak Yuta, lalu ia menoleh untuk melambai pada Kak Aksa supaya membantunya untuk memberi arahan pada pengurus baru. Kak Aksa mengangguk kemudian menghampiri Kak Yuta.

"Hai, semoga kalian betah ngurusin kita ya." Sapa Kak Aksa dengan senyumannya.

"Jadi gini, habis ini agenda kita adalah seleksi anggota tim baru. Dari sebanyak ini nggak akan semuanya masuk tim, jadi kita mau seleksi ketat. Kalian langsung bantu aja bisa kan?" Kak Aksa melanjutkan arahan Kak Yuta.

Kalya mengangguk. "Bisa, kak."

"Nah, tapi yang paling dasar, kalian harus bisa ngehandel tiga hal. Pertama tim, kedua keuangan, ketiga surat-menyurat. Jadi, harus ada yang jadi manajer, bendahara dan sekretaris. Karena itu kita butuh banget tenaga cewek." Jelas Kak Aksa panjang lebar. Aku, Kalya dan Griz mengangguk mengerti. Kak Yuta yang berdiri di sebelah Kak Aksa terlihat mencuri pandang ke arahku beberapa kali. Jangan dikira aku nggak sadar ya. Rasa-rasanya aku ingin menonjok Kak Yuta.

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang