01

27 2 0
                                    

Apa yang kau pertama kali kau pikirkan saat mendengar kata musim panas?

Pantai?

Es Krim?

Liburan?

Hmm...es buah segar mungkin?

Kalau aku sih hanya inginnya bermalas-malasan di rumah. Menikmati hawa panas dengan berenang di indoor pool. Memanggil layanan menicure - pedicure. Atau mungkin mengadakan pesta barbeque pada malam hari dan mengundang semua teman.


Oiya, lupa.

Aku kan miskin.

Ha...ha...ha...

Hal seperti tadi cuma bisa dilakukan kalau aku tinggal di tempat seperti Sky Castle. Sepertinya aku kebanyakan nonton drama.

"Nunaaaaa, ayo berangkat!" teriak adikku

Apa yang kupikirkan tadi seketika buyar. Aku sedari tadi memang sedang menunggunya di ruang tamu. Menunggunya menyelesaikan sarapan, padahal dia yang lebih dulu berada di meja makan.  Dia memang anak yang lambat. Tapi aku sudah terbiasa akan hal itu. Toh, masih ada waktu yang cukup untuk tidak terlambat datang ke sekolah.

Kami pamit pada ibu dan berangkat. Kami tidak menaiki bus, melainkan jalan kaki. Karena jarak antara sekolah kami memang tidak terlalu jauh.

"Panas sekali pagi ini, lihat matahari sudah setinggi itu" adikku memicingkan mata mununjuk arah sinar matahari

"Ini sudah masuk musim panas. Kulihat tadi di berita hari ini suhu bisa mencapai 40 derajat" jawabku

"Wah ini gila, ayo kita makan es krim pulang nanti" ajaknya

"Tapi yang bayar kamu ya"

"Dih, yang sampai gerbang terakhir dia yang bayar"

"Call!" Jawabku langsung bergegas lari duluan

"HEY CURANG!" Teriak adikku langsung menyusulku berlari

Aku tau aku pasti yang menang. Aku percaya diri pada kecepatan lariku dibanding dia. Sudah kubilang kan tadi sebelumnya, kalau adikku lambat.

'BRUK'

Aku menghentikan kegiatan lomba lariku dan langsung menoleh kebelakang.

Adikku terjatuh. Bersama seorang laki-laki berambut pirang yang mengenakan seragam yang sama dengan kami. Pertanda kami berasal dari sekolah yang sama juga. Well, aku tidak tau siapa yang menabrak atau ditabrak. Aku segera menghampiri mereka.

"Jeongin kau tidak apa-apa?" Tanyaku khawatir

Kulihat siku kiri Jeongin tergores aspal. Dia pasti menahan tubuhnya yang terjatuh dengan lengan kirinya. Celananya hanya kotor terkena debu jalanan. Sedangkan anak berambut pirang itu luka pada kedua telapak tangannya. Kutebak dia jatuh tersungkur.

Aku membantu Jeongin berdiri. Si anak berambut pirang itu berdiri sendiri tentunya. Wajahnya terlihat kesal.

"Watch your step mate!" Katanya lalu kembali berlari dengan arah berlawanan dari arah menuju sekolah

"Yang tadi itu bule, nuna?" Jeongin bertanya

Aku mengangkat bahuku pertanda tidak tahu karena aku melihatnya sebentar dan hanya fokus pada Jeongin.

Jeongin mengatakan saat berlari mengejarku dipertigaan jalan, si rambut pirang itu muncul dari sisi kanan dan duluan menabraknya. Dia juga sedang berlari. Dari raut wajah yang dibaca Jeongin dia terburu-buru seperti sedang dikejar oleh seseorang.

——————

Sesampainya di sekolah aku langsung mengantar Jeongin ke UKS untuk diobati. Syukurlah luka disiku kirinya tidak parah. Tapi berakhir agak sulit untuk menekuknya.

"Jadi aku kalah ya?" Jeongin memasang raut wajah sedih

Huh, dasar curang. Aku tidak bisa melihat ekspresinya yang satu ini. Dia terlihat menggemaskan. Ya, adikku ini memang sangat menggemaskan. Aku jarang bahkan tidak pernah bertengkar dengannya. Aku sangat menyayangi Jeongin.

"Baiklah, sepulang nanti aku yang akan traktir es krim"

Jeongin langsung tersenyum lebar. Pertanda dia puas akan mendapat es krim gratis sore ini.

Aku dan Jeongin berpisah dan menuju kelas masing-masing.

Aku duduk dibangkuku tepat saat bel masuk berbunyi.

Tak lama Pak Shin memasuki kelas, mengabarkan bahwa mulai hari ini kelasku kedatangan satu murid baru.

"Silahkan masuk" perintah Pak Shin

Pintu terbuka dan muncul seorang lelaki berambut pirang. Aku terkejut melihatnya. Dia yang tadi menabrak Jeongin adalah murid baru di kelasku.

"Aku tidak akan berada lama disini, jadi kalian tidak perlu akrab denganku" ucapnya

Seisi kelasku mulai berbisik satu sama lain. Membicarakan betapa angkuh sikap perkenalannya itu.

"Kau bisa perkenalkan namamu saja" kata Pak Shin setelah intro angkuh anak pirang itu.

"Okay...I'm....."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai, Aku Lily!
Ini cerita pertamaku di wattpad, sebelumnya aku hanya pembaca biasa. Tapi aku ingin sesekali mencoba menulis cerita.

Menurut kalian gimana ceritanya?

Hmm, aku yakin kalian bisa langsung nebak alurnya sih. Tapi gapapa ya aku coba tuangkan ide disini.
Kritik,saran, vote sangat aku terima dengan senang hati 💛

Say hi to my lil brother!

Say hi to my lil brother!

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

See you~

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Sep 04, 2019 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

If We Were...Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu