Reizen VIII : part 1

Mulai dari awal
                                    

“ Dari mana kau tahu itu salah satu dari 5 senjata abadi yang kau maksud itu? dari kekuatannya? Mungkin saja itu hanya kebetulan.” Sergahku.

“ kalau aku hanya menilai dari kekuatannya , mungkin saja memang kebetulan karena kau yang memang lihai memainkan pedangnya. Aku tidak menilainya dari kekuatannya. Tapi, aku menilai dari ini.” Orc itu kembali membuat api merah yang menjilat – jilat bilah pedangnya. “ Hanya 5 senjata abadi yang bisa mengeluarkan elemen , dalam hal ini api, seperti ini.” Dia kembali mematikan apinya. “ Baiklah. Si pangeran benar. Pedang ini terlalu mencolok. Aku setuju untuk membuatkan pedang untukmu. Sekarang pergilah. Kembali dalam 5 hari untuk mengetes pedangnya.” Dia melemparkan pedangku.

Aku segera menangkap pedangku dan memandang pedangku. 5 senjata abadi? Apakah yang dia maksud 5 senjata yang digunakan Elemetal Foréa? Semakin banyak saja misteri saja tentang Elemetal Foréa ini. Tapi, aku tertarik dengan pedang ini yang bisa mengeluarkan api seperti tadi. Aku akan mencobanya nanti.

Aku segera memasukan kedua pedangku kedalam sarungnya. Dan kembali membungkusnya dengan kaus kumal. Orc itu sudah masuk kembali ke bengkelnya tanpa menanyakan pedang seperti apa yang kumau atau bagaimana biasanya aku bertarung. Atau dia sudah tahu dari satu serangan mematikannya itu? mungkin. Aku tidak ada niat untuk bertanya padanya. Jadi setelah memberi salam singkat yang juga tidak dibalas Orc itu, aku kembali berjalan menuju pusat kota.

Seisi kota membicarakan tentang duel yang akan dilaksanakan kurang lebih 3 minggu lagi. Ada beberapa yang terdengar antusias. Tapi dari apa yang kudengar sepanjang perjalanan, kebanyakan dari mereka tidak menyukai ide itu. Menurut mereka tidak ada yang perlu diributkan tentang usia Kítrino yang masih sangat muda. Hal itu tidak masuk akal dan mengada – ada. Mereka akan tetap mendukung Kítrino untuk menjadi penerus tahta berikutnya.

Aku tidak suka berhubungan dengan hal merepotkan, tapi kalau dipikir – pikir memang sedikit aneh. Jarang sekali ada seorang putra mahkota yang ditentang untuk menjadi seorang raja. Terlebih dia sudah ditetapkan sebagai pewaris no 1. Aku tidak tahu apa segitu lemahnya politik Kítrino sehingga dia bisa didesak seperti ini.

Aku segera mengenyahkan pikiran – pikiran merepotkan itu. Aku tidak perlu peduli apakah politik Kítrino lemah atau tidak. Yang harus kupikirkan adalah bagaimana caranya aku bisa memenangkan duel itu untuknya dan dia segera memberiku surat berstempel raja itu untuk izinku melewati perbatasan.

Aku tidak ingin pergi ke mess. Jadi aku kembali menuju kompleks taman Legidösse. Disitu ada sebuah kanal kecil di ujung tertimur taman. Aku bisa sedikit mencuci mukaku yang lengket karena keringat yang tadi membanjiri tubuhku. Seperti biasa kompleks taman ini jarang dilewati orang apalagi masuk ke kompleks taman ini.

Ini adalah hal yang paling kusuka dari kompleks taman ini. Dari dulu sampai sekarang aku memang tidak suka keramaian. Karena setiap kali berada di keramaian, entah kenapa aku selalu menjadi pusat perhatian. Mungkin karena tinggi badanku yang diatas rata – rata.

Aku segera menuju kanal kecil yang bahkan kedalamannya hanya sekitar pinggangku. Aku menaruh kedua pedangku disisi kanal. Tanpa memerdulikan apapun aku nyebur kedalam kanal. Air di kanal itu jernih, dingin dan sangat menyegarkan. Dinginnya air menetralkan suhu panas yang keluar dari tubuhku.

Aku baru mau keluar dari kanal ketika aku mendengar suara derap kaki seseorang memasuki kompleks taman. Orang itu kalau tidak Si Putri, pasti salah satu dari anggota keluarga kerajaan. Karena hanya mereka yang bisa memasuki kompleks taman ini.

Rambut berwarna hitam kebiruan pendek milik si putri naik – turun seiring setiap langkah kakinya yang dipakai berlari. Nah, benarkan, ternyata yang memasuki kompleks taman ini Si Putri. Pasti dia sedang kabur dari para pengawalnya. Si putri berlari hingga ke tengah taman, tempat pohon Legidösse berada. Dia menjulurkan lidah seperti anak kecil ketika memenangkan sesuatu ke arah satu – satunya pintu masuk menuju kompleks taman ini.

Elemetal ForéaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang